Infokom DPP PPNI - Dukungan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terus mengalir terhadap program pemerintah terutama yang melibatkan peran anggota perawat.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Pengurus PPNI dan anggotanya berupaya optimal agar program Nusantara Sehat (NS) dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Melalui Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 156 dengan tema Nusantara Sehat diharapkan dapat memberikan edukasi yang tepat dan bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan pihak terkait lainnya.
Pada kesempatan ini menghadirkan Asep Gunawan dan Syamikar Baridwan sebagai narasumber, sementara Ati Suryamediawati dipercaya sebagai moderator.
“Tentu hari ke 156 ini bukan sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, tetapi sampai hari ini kita tetap konsisten untuk melaksanakan kegiatan ini,” ucap Harif Fadhillah saat menjadi Keynote Speaker pada Daily Zoominar di kanal Youtube Bapena PPNI, Senin (16/11/2020).
Dijelaskannya, Daily Zoominar ini adalah salah satu program mitigasi DPP PPNI, dimana mitigasi tersebut adalah upaya untuk mengurangi dan mengantisipasi dampak buruknya adanya bencana, salah satunya adalah pelayanan yang tidak sesuai dan juga terjadinya penularan khususnya tenaga kesehatan.
Tentunya Zoominar yang hingga saat ini dilakukan menurutnya, paling tidak ini membantu DPP PPNI untuk memberikan suatu informasi bagaimana standarisasi, prosedur pelayanan sesuai dengan karakteristik di tempat pelayanan, sehingga hal ini lebih memberikan asuhan secara optimal dan juga terhindar dari paparan Covid-19 yang sekarang sedang melanda.
Sehubungan dengan Nusantara Sehat diuraikannya bahwa adalah sebuah program nasional yang memang bertujuan untuk memperluas akses pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
“Yang mana daerah-daerah tersebut mempunyai karakter geografis yang tidak mudah dicapai dan juga mempunyai keterbatasan di dalam ketenagaan, sarana dan prasarana,” jelasnya.
Diterangkannya, bahwa salah satu upaya pemerintah adalah NS ini diharapkan agar dapat menjangkau pelayanan yang berada di DTPK, dan NS ini adalah sebuah program yang bentuknya adalah tim kesehatan.
“Setahu saya dari angka/quota yang didapatkan, perawat adalah yang terbanyak memenuhi atau terlibat dalam NS ini, karena memang dalam komposisinya kita selalu dapat memenuhi pada setiap tahap-tahap rekrutmen kebutuhannya,” ujarnya.
Diungkapkannya juga, pada hari ini tepat sekali untuk berdiskusi tentang bagaimana peran perawat di NS yang sekarang ini di masa pandemi itu secara nasional, mungkin tidak mungkin pandemi ini sudah masuk ke wilayah DTPK.
“Oleh karena itu, kita juga siap mengantisipasi kemungkinan itu terjadi, sekaligus juga memberikan pengalaman nyata dari selama ini pengabdian perawat pada saat NS,” ungkapnya.
Harif Fadhillah juga memberitahukan kepada para perawat, calon perawat, mahasiswa yang baru lulus, jika ingin bekerja, salah satu alternatifnya memang NS.
Ditambahkannya, program NS saat ini di mix atau disilang, maksudnya peserta yang asal Sulawesi akan mengisi daerah di luar Sulawesi maupun sebaliknya. Menurutnya hal ini baik bagi peserta agar dapat memahami kuDltur dimana tempat bertugas atau berpijak.
Selain itu, juga dapat memberikan motivasi tersendiri, jauh dari kampung itu adalah sebuah tantangan yang luar biasa sehingga tenaga perawat di NS ini telah teruji dan terlihat disaat Ketua Umum DPP ini bertemu peserta NS pada saat keliling ke daerah-daerah tempat NS bertugas.
“Mereka itu luar biasa dedikasinya dan kesungguhannya, pada setiap pertemuan di seminar-seminar mereka cukup kritis, dan punya jiwa pengabdian yang tinggi,” tuturnya.
Pada kesempatan ini Harif Fadhillah berharap dan mudah-mudahan pemerintah juga memperhatikan para alumni NS ini dapat diprioritaskan untuk membantu negeri ini karena memang peserta NS ini bukan PNS tetapi memang sifatnya kontrak.
Diterangkannya, saat ini ASN itu adalah pegawai PNS dan P3K, hal ini menjadi pilihan salah satunya, tapi kalaupun tidak bahwa rekan NS yang sudah berpengalaman ini dengan begitu banyak menimbah ilmu saat melaksanakan profesinya di DTPK, hal ini sangat berharga sebagai bekal untuk tempat pekerjaan yang baru, tentunya hanya tinggal ditambah keterampilan bahasa, bila ingin bekerja di luar negeri.
“Kita juga jangan alergi untuk bekerja di luar negeri, karena banyak sekali quota-quota yang harus diisii oleh perawat dan banyak yang tak dipenuhi, tentu sayang sekali karena gajinya 35-45 juta perbulan. Sementara di Indonesia untuk melakukan pembayaran seperti itu sangat jarang sekali, dan ini menjadi kesempatan,” katanya.
Harif Fadhillah berharap teman-teman NS ini bersungguh-sungguh untuk bekerja dan mengambil pengalaman sekaligus mengabdi untuk menjadikan bekal dalam meniti karier yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Disamping itu, diingatkan juga disaat masa sulit dalam pandemi, adanya dua peran yang harus dilakukan yaitu peran sebagai profesi perawat yang memberikan pelayanan terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan atau dimanapun memberikan asuhan.
Sedangkan peran yang kedua dikatakannya sebagai role model atau contoh peran bagi lingkungan untuk berperilaku hidup sehat, minimal dapat memberikan contoh 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Memakai masker), dan ini yang jadi penting termasuk teman-teman di NS.
“Saya kira sangat penting untuk memberikan contoh, karena ada laporan dari presentasi (hasil survey) dari LSM, bahwa 80% lebih masyarakat mengetahui dan mempercayai apa yang disampaikan oleh petugas kesehatan maupun pakar kesehatan. Jadi ini suatu oppurtunity atau kesempatan untuk kita berkontribusi baik terhadap pandemi yang sedang kita atasi,” tutup Harif Fadhillah. (IR)
Sumber : Screenshot Youtube Bapena PPNI
PPNI Dukung Program NS & Mengedukasi Peran Perawat Atasi Pandemi Covid-19
Infokom DPP PPNI - Dukungan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terus mengalir terhadap program pemerintah terutama yang melibatkan peran anggota perawat.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Pengurus PPNI dan anggotanya berupaya optimal agar program Nusantara Sehat (NS) dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
Melalui Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 156 dengan tema Nusantara Sehat diharapkan dapat memberikan edukasi yang tepat dan bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan pihak terkait lainnya.
Pada kesempatan ini menghadirkan Asep Gunawan dan Syamikar Baridwan sebagai narasumber, sementara Ati Suryamediawati dipercaya sebagai moderator.
“Tentu hari ke 156 ini bukan sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, tetapi sampai hari ini kita tetap konsisten untuk melaksanakan kegiatan ini,” ucap Harif Fadhillah saat menjadi Keynote Speaker pada Daily Zoominar di kanal Youtube Bapena PPNI, Senin (16/11/2020).
Dijelaskannya, Daily Zoominar ini adalah salah satu program mitigasi DPP PPNI, dimana mitigasi tersebut adalah upaya untuk mengurangi dan mengantisipasi dampak buruknya adanya bencana, salah satunya adalah pelayanan yang tidak sesuai dan juga terjadinya penularan khususnya tenaga kesehatan.
Tentunya Zoominar yang hingga saat ini dilakukan menurutnya, paling tidak ini membantu DPP PPNI untuk memberikan suatu informasi bagaimana standarisasi, prosedur pelayanan sesuai dengan karakteristik di tempat pelayanan, sehingga hal ini lebih memberikan asuhan secara optimal dan juga terhindar dari paparan Covid-19 yang sekarang sedang melanda.
Sehubungan dengan Nusantara Sehat diuraikannya bahwa adalah sebuah program nasional yang memang bertujuan untuk memperluas akses pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
“Yang mana daerah-daerah tersebut mempunyai karakter geografis yang tidak mudah dicapai dan juga mempunyai keterbatasan di dalam ketenagaan, sarana dan prasarana,” jelasnya.
Diterangkannya, bahwa salah satu upaya pemerintah adalah NS ini diharapkan agar dapat menjangkau pelayanan yang berada di DTPK, dan NS ini adalah sebuah program yang bentuknya adalah tim kesehatan.
“Setahu saya dari angka/quota yang didapatkan, perawat adalah yang terbanyak memenuhi atau terlibat dalam NS ini, karena memang dalam komposisinya kita selalu dapat memenuhi pada setiap tahap-tahap rekrutmen kebutuhannya,” ujarnya.
Diungkapkannya juga, pada hari ini tepat sekali untuk berdiskusi tentang bagaimana peran perawat di NS yang sekarang ini di masa pandemi itu secara nasional, mungkin tidak mungkin pandemi ini sudah masuk ke wilayah DTPK.
“Oleh karena itu, kita juga siap mengantisipasi kemungkinan itu terjadi, sekaligus juga memberikan pengalaman nyata dari selama ini pengabdian perawat pada saat NS,” ungkapnya.
Harif Fadhillah juga memberitahukan kepada para perawat, calon perawat, mahasiswa yang baru lulus, jika ingin bekerja, salah satu alternatifnya memang NS.
Ditambahkannya, program NS saat ini di mix atau disilang, maksudnya peserta yang asal Sulawesi akan mengisi daerah di luar Sulawesi maupun sebaliknya. Menurutnya hal ini baik bagi peserta agar dapat memahami kuDltur dimana tempat bertugas atau berpijak.
Selain itu, juga dapat memberikan motivasi tersendiri, jauh dari kampung itu adalah sebuah tantangan yang luar biasa sehingga tenaga perawat di NS ini telah teruji dan terlihat disaat Ketua Umum DPP ini bertemu peserta NS pada saat keliling ke daerah-daerah tempat NS bertugas.
“Mereka itu luar biasa dedikasinya dan kesungguhannya, pada setiap pertemuan di seminar-seminar mereka cukup kritis, dan punya jiwa pengabdian yang tinggi,” tuturnya.
Pada kesempatan ini Harif Fadhillah berharap dan mudah-mudahan pemerintah juga memperhatikan para alumni NS ini dapat diprioritaskan untuk membantu negeri ini karena memang peserta NS ini bukan PNS tetapi memang sifatnya kontrak.
Diterangkannya, saat ini ASN itu adalah pegawai PNS dan P3K, hal ini menjadi pilihan salah satunya, tapi kalaupun tidak bahwa rekan NS yang sudah berpengalaman ini dengan begitu banyak menimbah ilmu saat melaksanakan profesinya di DTPK, hal ini sangat berharga sebagai bekal untuk tempat pekerjaan yang baru, tentunya hanya tinggal ditambah keterampilan bahasa, bila ingin bekerja di luar negeri.
“Kita juga jangan alergi untuk bekerja di luar negeri, karena banyak sekali quota-quota yang harus diisii oleh perawat dan banyak yang tak dipenuhi, tentu sayang sekali karena gajinya 35-45 juta perbulan. Sementara di Indonesia untuk melakukan pembayaran seperti itu sangat jarang sekali, dan ini menjadi kesempatan,” katanya.
Harif Fadhillah berharap teman-teman NS ini bersungguh-sungguh untuk bekerja dan mengambil pengalaman sekaligus mengabdi untuk menjadikan bekal dalam meniti karier yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Disamping itu, diingatkan juga disaat masa sulit dalam pandemi, adanya dua peran yang harus dilakukan yaitu peran sebagai profesi perawat yang memberikan pelayanan terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan atau dimanapun memberikan asuhan.
Sedangkan peran yang kedua dikatakannya sebagai role model atau contoh peran bagi lingkungan untuk berperilaku hidup sehat, minimal dapat memberikan contoh 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Memakai masker), dan ini yang jadi penting termasuk teman-teman di NS.
“Saya kira sangat penting untuk memberikan contoh, karena ada laporan dari presentasi (hasil survey) dari LSM, bahwa 80% lebih masyarakat mengetahui dan mempercayai apa yang disampaikan oleh petugas kesehatan maupun pakar kesehatan. Jadi ini suatu oppurtunity atau kesempatan untuk kita berkontribusi baik terhadap pandemi yang sedang kita atasi,” tutup Harif Fadhillah. (IR)
Sumber : Screenshot Youtube Bapena PPNI