Infokom DPP PPNI - Upaya Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk meningkatkan pengetahuan kepada anggota Perawat secara online.
Katua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama tim Bapena menghadirkan edukasi melalui Nursing Zoominar Ke 354, mengangkat tema Napza dan Penanganannya.
Dengan melibatkan narasumber Hari Nugroho dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Dwi Windarwati selaku Ketua IPKJI Pusat, dan Laili Mahmudah selaku Tim Pokja 3S SOP, serta moderator Irna Nursanti selaku Sekretaris III DPP PPNI.
“Zoominar ini merupakan dari bentuk pelayanan DPP PPNI kepada anggota,” kata Ahmad Eru Saprudin dalam sambutannya saat membuka Nursing Zoominar episode ke 354, Rabu (30/8/2023).
“Bagaimana meningkatkan pengetahuannya, keterampilannya, kemudian juga termasuk etika dan sikap profesionalnya,” lanjut Sekretaris II DPP PPNI.
Dengan Nursing Zoominar ini tentu saja diharapkannya, terus melanjutkan dan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan mengisi atau mengupdate informasi di Indonesia, termasuk informasi teknologi baik nasional dan internasional.
Dikatakannya, terkait dengan data Napza di Indonesia dari hingga 2022 hingga 2023 sudah terpapar sampai 4,8 juta dan data dari BNN bahwa bukan hanya di kota tapi di desa.
“Jadi artinya Napza ini bukan permasalahan hanya di kota, tapi desa dan kota juga,” ungkapnya.
Dikatakannya, sementara faktor yang mempengaruhinya itu disebabkan melalui dari pergaulan, lingkungan, teknologi yang salah digunakan, atau ada persoalan yang tidak terselesaikan.
Menurutnya dari penyebab atas persoalan atau masalah tak terselesaikan itu, maka dia akan mencoba-coba secara bertahap, yaitu mulai dari mencoba merokok, minum beralkohol dan mencoba menggunakan zat-zat yang berbahaya terhadap Napza ini.
“Itu urutan-urutannya, jika remaja tidak bisa menyelesaikan masalah secara tepat. Oleh karena itu yang betul sebenarnya adalah pencegahan,” sebut Ahmad Eru Saprudin.
Namun demikian bila memang sudah terjadi, juga harus dilakukan sesuatu disampaikannya, dimana tentunya pakar atau nara sumber yang sudah cukup mengetahui jika terjadi melalui bagaimana mendeteksi maupun mengatasinya.
Selain itu, bagaimana perkembangan kasus ini di Indonesia dan cara penangganannya, yang tentu saja ini nanti akan disampaikannya juga.
Untuk itulah diharapkannya kegiatan Nursing Zoominar ini diikuti oleh para peserta, dan diakuinya memang waktu sangat singkat, namun jika kurang puas juga dapat memanfaatkan selanjutnya pada diskusi di kegiatan lainnya.
Disampaikannya juga, atas nama pimpinan DPP PPNI diucapkannya rasa terima kasih kepada narasumber, moderator maupun tim Bapena atas pelaksanaan Nursing Zoominar kali ini dan selanjutnya.
“Jadi semoga kegiatan dapat berlanjut dengan baik, demikian pesan Pak Ketua Umum (Harif Fadhillah) secara singkat,” pungkasnya. (IR)
Nursing Zoominar Ke 354 : DPP PPNI Edukasikan Napza dan Penanganannya
Infokom DPP PPNI - Upaya Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk meningkatkan pengetahuan kepada anggota Perawat secara online.
Katua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama tim Bapena menghadirkan edukasi melalui Nursing Zoominar Ke 354, mengangkat tema Napza dan Penanganannya.
Dengan melibatkan narasumber Hari Nugroho dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Dwi Windarwati selaku Ketua IPKJI Pusat, dan Laili Mahmudah selaku Tim Pokja 3S SOP, serta moderator Irna Nursanti selaku Sekretaris III DPP PPNI.
“Zoominar ini merupakan dari bentuk pelayanan DPP PPNI kepada anggota,” kata Ahmad Eru Saprudin dalam sambutannya saat membuka Nursing Zoominar episode ke 354, Rabu (30/8/2023).
“Bagaimana meningkatkan pengetahuannya, keterampilannya, kemudian juga termasuk etika dan sikap profesionalnya,” lanjut Sekretaris II DPP PPNI.
Dengan Nursing Zoominar ini tentu saja diharapkannya, terus melanjutkan dan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan mengisi atau mengupdate informasi di Indonesia, termasuk informasi teknologi baik nasional dan internasional.
Dikatakannya, terkait dengan data Napza di Indonesia dari hingga 2022 hingga 2023 sudah terpapar sampai 4,8 juta dan data dari BNN bahwa bukan hanya di kota tapi di desa.
“Jadi artinya Napza ini bukan permasalahan hanya di kota, tapi desa dan kota juga,” ungkapnya.
Dikatakannya, sementara faktor yang mempengaruhinya itu disebabkan melalui dari pergaulan, lingkungan, teknologi yang salah digunakan, atau ada persoalan yang tidak terselesaikan.
Menurutnya dari penyebab atas persoalan atau masalah tak terselesaikan itu, maka dia akan mencoba-coba secara bertahap, yaitu mulai dari mencoba merokok, minum beralkohol dan mencoba menggunakan zat-zat yang berbahaya terhadap Napza ini.
“Itu urutan-urutannya, jika remaja tidak bisa menyelesaikan masalah secara tepat. Oleh karena itu yang betul sebenarnya adalah pencegahan,” sebut Ahmad Eru Saprudin.
Namun demikian bila memang sudah terjadi, juga harus dilakukan sesuatu disampaikannya, dimana tentunya pakar atau nara sumber yang sudah cukup mengetahui jika terjadi melalui bagaimana mendeteksi maupun mengatasinya.
Selain itu, bagaimana perkembangan kasus ini di Indonesia dan cara penangganannya, yang tentu saja ini nanti akan disampaikannya juga.
Untuk itulah diharapkannya kegiatan Nursing Zoominar ini diikuti oleh para peserta, dan diakuinya memang waktu sangat singkat, namun jika kurang puas juga dapat memanfaatkan selanjutnya pada diskusi di kegiatan lainnya.
Disampaikannya juga, atas nama pimpinan DPP PPNI diucapkannya rasa terima kasih kepada narasumber, moderator maupun tim Bapena atas pelaksanaan Nursing Zoominar kali ini dan selanjutnya.
“Jadi semoga kegiatan dapat berlanjut dengan baik, demikian pesan Pak Ketua Umum (Harif Fadhillah) secara singkat,” pungkasnya. (IR)