Infokom DPP PPNI - Ikatan/Himpunan Perawat yang merupakan badan kelengkapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi bagi anggotanya.
Sehubungan hal itu, Himpunan Perawat Critical Care Indonesia (HIPERCCI) berinisiasi menggelar The 23rd Symposium & Workshop 2023 dengan mengangkat tema “Sharpening The Essential Role of Critical Care Nurse for Better Outcome of Critically III Patient”.
Dihadiri Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Menkes Budi G. Sadikin diwakili Diono Susilo selaku Sekretaris Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI), para narasumber dan undangan lainnya.
Adapun narasumber yang terlibat dalam Simposium diantaranya : Harif Fadhillah, Diono Susilo, Rita Sekarsari, Aliana Dewi, Erwin Pradian, Agus Harianto, I Made Kariasa, Juliana Gracia, Nanik Cahyani, dan Henry Saktiana.
Harif Fadhillah dalam sambutannya, mengatakan bahwa bagaimana menjadikan organisai PPNI mulai mengarah pada PPNI Enterprise, agar dapat beradaptasi dan menunjukkan eksistensinya terutama di saat UU Kesehatan mulai diberlakukan.
“PPNI Enterprise, jadi semua komponen yang ada di PPNI kita itu akan menjadi perusahaan, perusahaan itu harus mengambil keuntungan itu intinya,” terang Harif Fadhillah di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Sabtu (26/8/2023).
“Tapi ingat keuntungan itu bukan sekedar financial, tapi ada keuntungan non financial. Bagaimana pengakuan, itu juga adalah sebuah yang harus diupayakan dari sebuah perusahaan yang kita sebut Enterprise,” lanjutnya.
Menurut, hal itu dilakukan agar organisasai punya kemampuan yang sangat kuat untuk membela dalam memenuhi kepentingan profesi dari pada anggota, dimana hal itu menjadi tujuan sebenarnya.
“Oleh karena itu kita lakukan program utama yaitu penguatan organisasi,” ucap Doktor Keperawatan ini.
Maka diterangkannya, peran organisasi profesi PPNI itu secara umum bahkan sebelum adanya UU kesehatan Omnibus Law dengan mengawal tiga hal, yaitu Pertama, mengawal dalan pendidikan keperawatan., Kedua, mengawal dalam hal pelayanan atau praktik keperawatan dan Ketiga, mengawal kehidupan profesi Perawat.
Sejak di periode kepengurusannya, yang dilakukan PPNI adalah penguatan organisasi melalui tiga hal, yaitu Pertama, penguatan konstitusional, dimana semua pengurus dan ikatan himpunan itu paham dengan konstitusi PPNI, seperti memahami AD/ART PPNI dan sebagainya.
Lanjutnya, yang Kedua, penguatan fisik dan administrasi, melalui penertiban dan pelayanana kepada anggota dan Ketiga adalah penguatan dari pada peran dan fungsi, dimana adanya pedoman OP, berkaitan peran dan fungsi yang lebih efektif, dikarenakan lebih terarah dengan adanya acuan yang jelas berkaitan bagaimana cara beraktivitas dan bekerja.
Selain itu berkaitan dengan UU Kesehatan No. 17 tahun 2023 disampaikannya, bahwa berdasarkan hasil Rapimnas PPNI, maka sebagai WNI sepatutnya agar tunduk dan mentaati atas pengesahan UU Kesehatan tersebut.
Namun langkah selanjutnya, PPNI akan melakukan Yudicial Review (YR) sehubungan dengan uji materiil, dimana adanya hal hal yang dapat merugikan hak konstiitusi sebagai profesi Perawat maupun sebagai OP.
Berdasarkan hasil Rapimnas juga, diharapkan kepada anggota Perawat agar dapat mendukung sesama profesi yang akan menjadi caleg, termasuk menganalisa dari 3 calon presiden yang mereka peduli terhadap perkembangan Perawat saat ini dan mendatang.
Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat (PP) HIPERCCI Agus Harianto disela-sela kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran langsung Ketua Umum DPP PPNI yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan Simposium.
“Kegiatan kita sudah yang ke 23 kali annual meeting, diselingi dengan ada workshop, yaitu ada 7 kelas dan simposium dari pagi sampai sore selama 2 hari dalam 1 minggu,” ucapnya.
Dikatakannya dari pertemuan pertama hingga sekarang, HIPERCCI berkomitmen terhadap peningkatan mutu kualitas pelayanan perawatan khususnya adalah keperawatan kritis, dan ini menjadi tanggung jawab sebagai organisasi profesi yang membidangi keperawatan kritis, dimana HIPERCCI itu diberi amanah oleh DPP PPNI untuk mengawal, mengembangkan, meningkatkan, menstandarisasi keperawatan kritis se-Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi, dijelaskannya bahwa salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan ini melalui pelatihan yang tersertifikasi, seminar, workshop dan lain-lain. Intinya ini adalah komitmen sebagai Himpunan/Ikatan seminat yang membidangi keperawatan kritis.
“Harapannya adalah bagaimana dengan kegiatan ilmiah ini adanya standarisasi ilmu pengetahuan, skill Perawat yang merawat pasien di area kritis,” imbunya.
“Karena pasien yang dirawat di area kritis atau di ICU multi organ disfungtion atau multi organ failure dan itu butuh Perawat yang tidak biasa-biasa saja, harus mempunyai keahlian khusus,” sambungnya.
Menurutnya, keahlian khusus dengan kompetensi advance itu tidak bisa, jika tidak diasah dan tidak dikembangkan, maka harus melalui simposium dan workshop seperti ini.
Dikatakannya pula, diperlukan keahlian maupun kompetensi yang terupdate bagi anggota Perawat khususnya HIPERCCI, dikarenakan adanya penyakit yang khusus, alat-alat yang khusus, sehingga butuh keterampilan khusus, dan penanganan yang khusus dalam rangka penyelamatan jiwa yang lebih intens.
Sehubungan dengan pengesahan UU Kesehatan, diterangkannya bahwa sebagai insan-insan keperawatan kritis, dimana terlepas dari regulasi apapun yang terjadi, HIPERCCI tetap berkomitmen bagaimana terciptanya kualitas dan mutu pelayanan keperawatan kritis di seluruh Indonesia harus meningkat.
Sedangkan harapannya kepada peserta setelah kegiatan simposium dan workshop ini, agar pengetahuan, skill, mindset, dan sudut pandang Perawat meningkat, jadi bukan hanya pada skill saja.
“Kegiatan ini merupakan trigger, bahwa di luar sana masih banyak yang harus kita kembangkan, kita gali, kita pelajari. Tujuannya adalah bagaimana kualitas yang terbaik bagi pasien-pasien yang dirawat dan menurunkan angka mortalitas,” terang Agus Harianto.
Berkaitan dengan dukungan DPP PPNI selama ini sangat bagus, diungkapkannya HIPERCCI itu dilegalisasi melalui SK bagi Pengurus Pusat yang berdasarkan SK dari DPP PPNI.
“Jadi DPP PPNI tidak semua bidang kekhususan di handling, maka badan kelengkapan itu hadir untuk menjembatani visi-misi dari DPP PPNI melalui badan kelengkapan. Tentu kalau dari kami membidangi kompetensi di area kritis,” sebutnya.
Untuk itulah disampaikannya bahwa dukungan DPP PPNI cukup besar, dibuktikan dengan kehadiran Ketua Umum PPNI yang hadir pada acara di HIPERCCI kali ini, kemudian jika ada beberapa event atau kegiatan selama ini yang juga dihadiri oleh Pengurus DPP PPNI.
Ditegaskannya, bahwa intinya bentuk dari dukungan DPP PPNI baik support berupa moril dan spirit sudah baik, dimana harus adanya eksistensi organisasi, dan eksistensi organisasi itu dapat dilihat dari kegiatan dari himpunan tersebut.
“Kita bersinergi dengan DPP PPNI, ketika organisasi kelengkapan maju dan berkembang, saya yakin ini akan meningkatkan nilai secara umum termasuk PPNI,” pungkasnya.
Seluruh rangkaian kegiatan Simposium dan Workshop sudah terlaksana dengan baik berkat arahan Alfred Nicholas Saki yang dipercaya sebagai Ketua Panitia Pelaksana bersama Pengurus HIPERCCI lainnya. (IR)
v
Upaya HIPERCCI Meningkatkan Kompetensi Perawat & Optimalkan Layanan Keperawatan
Infokom DPP PPNI - Ikatan/Himpunan Perawat yang merupakan badan kelengkapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi bagi anggotanya.
Sehubungan hal itu, Himpunan Perawat Critical Care Indonesia (HIPERCCI) berinisiasi menggelar The 23rd Symposium & Workshop 2023 dengan mengangkat tema “Sharpening The Essential Role of Critical Care Nurse for Better Outcome of Critically III Patient”.
Dihadiri Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Menkes Budi G. Sadikin diwakili Diono Susilo selaku Sekretaris Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI), para narasumber dan undangan lainnya.
Adapun narasumber yang terlibat dalam Simposium diantaranya : Harif Fadhillah, Diono Susilo, Rita Sekarsari, Aliana Dewi, Erwin Pradian, Agus Harianto, I Made Kariasa, Juliana Gracia, Nanik Cahyani, dan Henry Saktiana.
Harif Fadhillah dalam sambutannya, mengatakan bahwa bagaimana menjadikan organisai PPNI mulai mengarah pada PPNI Enterprise, agar dapat beradaptasi dan menunjukkan eksistensinya terutama di saat UU Kesehatan mulai diberlakukan.
“PPNI Enterprise, jadi semua komponen yang ada di PPNI kita itu akan menjadi perusahaan, perusahaan itu harus mengambil keuntungan itu intinya,” terang Harif Fadhillah di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta, Sabtu (26/8/2023).
“Tapi ingat keuntungan itu bukan sekedar financial, tapi ada keuntungan non financial. Bagaimana pengakuan, itu juga adalah sebuah yang harus diupayakan dari sebuah perusahaan yang kita sebut Enterprise,” lanjutnya.
Menurut, hal itu dilakukan agar organisasai punya kemampuan yang sangat kuat untuk membela dalam memenuhi kepentingan profesi dari pada anggota, dimana hal itu menjadi tujuan sebenarnya.
“Oleh karena itu kita lakukan program utama yaitu penguatan organisasi,” ucap Doktor Keperawatan ini.
Maka diterangkannya, peran organisasi profesi PPNI itu secara umum bahkan sebelum adanya UU kesehatan Omnibus Law dengan mengawal tiga hal, yaitu Pertama, mengawal dalan pendidikan keperawatan., Kedua, mengawal dalam hal pelayanan atau praktik keperawatan dan Ketiga, mengawal kehidupan profesi Perawat.
Sejak di periode kepengurusannya, yang dilakukan PPNI adalah penguatan organisasi melalui tiga hal, yaitu Pertama, penguatan konstitusional, dimana semua pengurus dan ikatan himpunan itu paham dengan konstitusi PPNI, seperti memahami AD/ART PPNI dan sebagainya.
Lanjutnya, yang Kedua, penguatan fisik dan administrasi, melalui penertiban dan pelayanana kepada anggota dan Ketiga adalah penguatan dari pada peran dan fungsi, dimana adanya pedoman OP, berkaitan peran dan fungsi yang lebih efektif, dikarenakan lebih terarah dengan adanya acuan yang jelas berkaitan bagaimana cara beraktivitas dan bekerja.
Selain itu berkaitan dengan UU Kesehatan No. 17 tahun 2023 disampaikannya, bahwa berdasarkan hasil Rapimnas PPNI, maka sebagai WNI sepatutnya agar tunduk dan mentaati atas pengesahan UU Kesehatan tersebut.
Namun langkah selanjutnya, PPNI akan melakukan Yudicial Review (YR) sehubungan dengan uji materiil, dimana adanya hal hal yang dapat merugikan hak konstiitusi sebagai profesi Perawat maupun sebagai OP.
Berdasarkan hasil Rapimnas juga, diharapkan kepada anggota Perawat agar dapat mendukung sesama profesi yang akan menjadi caleg, termasuk menganalisa dari 3 calon presiden yang mereka peduli terhadap perkembangan Perawat saat ini dan mendatang.
Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat (PP) HIPERCCI Agus Harianto disela-sela kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran langsung Ketua Umum DPP PPNI yang sekaligus membuka secara resmi kegiatan Simposium.
“Kegiatan kita sudah yang ke 23 kali annual meeting, diselingi dengan ada workshop, yaitu ada 7 kelas dan simposium dari pagi sampai sore selama 2 hari dalam 1 minggu,” ucapnya.
Dikatakannya dari pertemuan pertama hingga sekarang, HIPERCCI berkomitmen terhadap peningkatan mutu kualitas pelayanan perawatan khususnya adalah keperawatan kritis, dan ini menjadi tanggung jawab sebagai organisasi profesi yang membidangi keperawatan kritis, dimana HIPERCCI itu diberi amanah oleh DPP PPNI untuk mengawal, mengembangkan, meningkatkan, menstandarisasi keperawatan kritis se-Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi, dijelaskannya bahwa salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan ini melalui pelatihan yang tersertifikasi, seminar, workshop dan lain-lain. Intinya ini adalah komitmen sebagai Himpunan/Ikatan seminat yang membidangi keperawatan kritis.
“Harapannya adalah bagaimana dengan kegiatan ilmiah ini adanya standarisasi ilmu pengetahuan, skill Perawat yang merawat pasien di area kritis,” imbunya.
“Karena pasien yang dirawat di area kritis atau di ICU multi organ disfungtion atau multi organ failure dan itu butuh Perawat yang tidak biasa-biasa saja, harus mempunyai keahlian khusus,” sambungnya.
Menurutnya, keahlian khusus dengan kompetensi advance itu tidak bisa, jika tidak diasah dan tidak dikembangkan, maka harus melalui simposium dan workshop seperti ini.
Dikatakannya pula, diperlukan keahlian maupun kompetensi yang terupdate bagi anggota Perawat khususnya HIPERCCI, dikarenakan adanya penyakit yang khusus, alat-alat yang khusus, sehingga butuh keterampilan khusus, dan penanganan yang khusus dalam rangka penyelamatan jiwa yang lebih intens.
Sehubungan dengan pengesahan UU Kesehatan, diterangkannya bahwa sebagai insan-insan keperawatan kritis, dimana terlepas dari regulasi apapun yang terjadi, HIPERCCI tetap berkomitmen bagaimana terciptanya kualitas dan mutu pelayanan keperawatan kritis di seluruh Indonesia harus meningkat.
Sedangkan harapannya kepada peserta setelah kegiatan simposium dan workshop ini, agar pengetahuan, skill, mindset, dan sudut pandang Perawat meningkat, jadi bukan hanya pada skill saja.
“Kegiatan ini merupakan trigger, bahwa di luar sana masih banyak yang harus kita kembangkan, kita gali, kita pelajari. Tujuannya adalah bagaimana kualitas yang terbaik bagi pasien-pasien yang dirawat dan menurunkan angka mortalitas,” terang Agus Harianto.
Berkaitan dengan dukungan DPP PPNI selama ini sangat bagus, diungkapkannya HIPERCCI itu dilegalisasi melalui SK bagi Pengurus Pusat yang berdasarkan SK dari DPP PPNI.
“Jadi DPP PPNI tidak semua bidang kekhususan di handling, maka badan kelengkapan itu hadir untuk menjembatani visi-misi dari DPP PPNI melalui badan kelengkapan. Tentu kalau dari kami membidangi kompetensi di area kritis,” sebutnya.
Untuk itulah disampaikannya bahwa dukungan DPP PPNI cukup besar, dibuktikan dengan kehadiran Ketua Umum PPNI yang hadir pada acara di HIPERCCI kali ini, kemudian jika ada beberapa event atau kegiatan selama ini yang juga dihadiri oleh Pengurus DPP PPNI.
Ditegaskannya, bahwa intinya bentuk dari dukungan DPP PPNI baik support berupa moril dan spirit sudah baik, dimana harus adanya eksistensi organisasi, dan eksistensi organisasi itu dapat dilihat dari kegiatan dari himpunan tersebut.
“Kita bersinergi dengan DPP PPNI, ketika organisasi kelengkapan maju dan berkembang, saya yakin ini akan meningkatkan nilai secara umum termasuk PPNI,” pungkasnya.
Seluruh rangkaian kegiatan Simposium dan Workshop sudah terlaksana dengan baik berkat arahan Alfred Nicholas Saki yang dipercaya sebagai Ketua Panitia Pelaksana bersama Pengurus HIPERCCI lainnya. (IR)
v