Infokom DPP PPNI - Dukungan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap program pemerintah terus diperlukan agar dapat berjalan baik sesuai dengan harapan bersama, termasuk pada penanganan pandemi Covid-19.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah selalu berkomitmen untuk memberikan dukungan pada setiap program pemerintah yang sedang berjalan maupun direncanakan.
Sehubungan dengan program pemberian vaksin Covid-19, PPNI merasa optimis akan terlaksana dengan baik, asalkan rasa keamanan dan efektifitasnya telah teruji.
“Kemarin (Rabu, 4/10/2020), saya mengikuti dialog bersama LSM dan pakar epidemiologi dengan media Aliansi Jurnalis Independen (AJI),” ucap Harif Fadhillah pada kesempatannya menjadi Keynote Speaker di Zoominar episode ke 150 dengan tema Perawat Desa Dalam Penanganan Pandemi Covid-19 melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Jumat (6/11/2020).
Diungkapkannya, setelah mengikuti diskusi melalui Zoominar yang dilaksanakan AJI Indonesia yang mengangkat tema ‘Menguji Transpransi Keamanan Vaksin Covid-19’ tersebut, bahwa ada satu hal menarik yang menurutnya ada kaitannya dengan dengan tema Daily Zoominar pada hari ini.
Dikatakannya, berdasarkan hasil survey mereka (LSM) melalui pendapat masyarakat di seluruh Indonesia, disampaikan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 itu sangat baik, yang menjawab cukup baik diatas 82 % dari seluruh responden.
Hasil survey lainnya, terungkap berkaitan dengan dari manakah mendapatkan sumber informasi mengenai Covid, ternyata jawaban responden yang paling tinggi adalah sumber informasi yang berasal dari pakar kesehatan dan petugas kesehatan, selanjutnya baru kemudian pemerintah, keluarga dan lainnya, bahkan selebritis dan tokoh agama sangat kecil presentasenya.
“Jadi sumber utama informasi masyarakat hari ini terkait dengan Covid adalah pakar kesehatan dan petugas kesehatan, termasuk kita (perawat),” terang Harif Fadhillah, setelah memperhatikan hasil survey tersebut.
Menurut kesimpulannya, bahwa sebenarnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan dalam kontek pemberian informasi ini sangat tinggi. Tentunya tema Daily Zoominar kali ini tepat sekali dilakukan karena perawat sebagai ujung tombak, dan dekat sekali dengan masyarakat, apalagi sebagai perawat desa.
Bila melihat hasil survey tadi, terungkap bahwa lebih dari 80 % mereka mendapatkan pengetahuan dari petugas kesehatan, dan dari 80 % itu mereka mempercayai apa yang disampaikan oleh petugas kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, Harif Fadhillah mengatakan ini sebuah kesempatan terhadap program perawat desa yang menjadi ujung tombak dalam kontek penanganan covid, sementara dari sisi informasi tentang Covid ini sudah terbukti, bahwa petugas kesehatan sudah terpercaya melayani masyarakat, apalagi jika informasi ini ditambahkan informasi yang berkaitan perubahan perilaku dan bukan hanya seputar wabah Covid saja.
Ditambahkannya, perubahan perilaku ini tentunya menyangkut protokol kesehatan dan sebagainya, sehingga nantinya masyarakat ingin dan mampu untuk bisa melakukan perubahan perilaku dalam kontek pandemi Covid-19.
“Ini saya kira penting, jadi inilah peran perawat desa yang luar biasa dan tentu saja menjadi tawaran kita terhadap pihak penguasa, baik pemerintah pusat maupun daerah, agar program perawat desa ini dipertahankan bahkan diperluas,” harap Harif Fadhillah.
“Karena sudah ada hasil-hasilnya yang signifikan untuk masyarakat, dikarenakan masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan,” sambungnya.
Selanjutnya pada kesempatan ini pula, Harif Fadhiilah menjelaskan program nasional mengenai pengujian vaksin, dan hal itu pula menjadi pembahasan juga dalam diskusi sebelumnya dengan pihak AJI Indonesia.
Dalam program pemerintah tersebutnya, diutarakannya bahwa pihaknya sudah pasti terlibat, karena sebagai tenaga perawat sampai ke pelosok daerah, yang tentunya perawat desa juga turut berkontribusi. Disamping itu, selain tenaga perawat turut memberikan vaksin, juga mungkin akan menjadi penerima karena sebagai salah satu prioritas penerima vaksin Covid.
“Saya sampaikan prioritas penerima vaksin Covid dalam program nasional ini adalah salah satunya garda terdepan yaitu tenaga kesehatan,” sebut Harif Fadhillah.
“Sesuai juga yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Rakernas Ikatan Apoteker, dikatakannya pula Presiden mengajak para dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya untuk bersama-sama mensukseskan program pemberian vaksin yang segera diluncurkan,” lanjutnya.
Selain itu, pihaknya mempunyai catatan tersendiri berkaitan dengan pemberian vaksin Covid tersebut, yang juga disampaikan Ketua Umum DPP PPNI dalam diskusi itu pula, bahwa agar vaksin itu tentu harus dijamin dulu oleh lembaga yang berwenang di Indonesia yaitu BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan) berkaitan bagaimana keamanan dan efektifitasnya.
“Saya kira bila vaksin tersebut sudah diclaim (diakui), menurut saya, teman-teman tidak usah ragu. Kita sebagai prioritas diantara 5 kelompok yang diprioritaskan mendapatkan vaksin, yaitu petugas kesehatan, TNI/POLRI, tenaga pendidik, aparatur negara di pelayanan publik dan peserta BPJS,” tutur Harif Fadhillah.
“Saya kira ini penting untuk diketahui, artinya perawat juga akan menjadi prioritas, baik sebagai pemberi maupun penerima vaksin, dan saya berharap dapat mensukseskan program ini,” tandasnya.
Sehubungan dengan adanya rumor atas keraguan vaksin Covid ini, Harif Fadillah berpendapat bahwa tentu pihaknya harus punya keyakinan, jika negara ini akan melaksanakan hal yang baik, pastilah sudah diuji dulu oleh lembaga yang berwenang terhadap keamanan dan efektifnya, serta ada bukti sertifikasinya.
“Saya mengatakan bahwa tidak masuk diakal, jika negara ini mau coba-coba memberikan vaksin yang belum aman kepada TNI, petugas kesehatan, tenaga pendidik, aparatur pelayanan publik dan peserta BPJS,” imbuhnya.
Harif Fadhillah berkeyakinan bahwa komponen masyarakat yang diprioritaskan itu adalah 5 komponen penting bagi negara, sehingga apabila yang diberikan itu tidak sesuai, atau coba-coba seperti rumor yang beredar, dikatakannya hal itu tidak masuk akal jika terjadi demikian.
“Maka saya punya keyakinan bahwa pemerintah pasti akan mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi, sebelum diberikan kepada kita. Untuk itulah, mari kita perlu mensukseskannya,” tutupnya.
Untuk pelaksanaan Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 150 ini, Satgas Covid-19 DPP PPNI menghadirkan narasumber Heryanto selaku Ketua DPW PPNI Sulawesi Tenggara, dan Adi Bing Slamet sebagai Perawat Desa Lameo, Bombana, Sulawesi Tenggara, serta dipandu oleh moderator Yeti Resnayati, yang juga selaku Sekretaris II DPP PPNI. (IR)
Sumber : Youtube Bapena PPNI & AJI Indonesia
PPNI Mendukung Program Pemberian Vaksin & Perawat Desa Tangani Pandemi Covid-19
Infokom DPP PPNI - Dukungan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap program pemerintah terus diperlukan agar dapat berjalan baik sesuai dengan harapan bersama, termasuk pada penanganan pandemi Covid-19.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah selalu berkomitmen untuk memberikan dukungan pada setiap program pemerintah yang sedang berjalan maupun direncanakan.
Sehubungan dengan program pemberian vaksin Covid-19, PPNI merasa optimis akan terlaksana dengan baik, asalkan rasa keamanan dan efektifitasnya telah teruji.
“Kemarin (Rabu, 4/10/2020), saya mengikuti dialog bersama LSM dan pakar epidemiologi dengan media Aliansi Jurnalis Independen (AJI),” ucap Harif Fadhillah pada kesempatannya menjadi Keynote Speaker di Zoominar episode ke 150 dengan tema Perawat Desa Dalam Penanganan Pandemi Covid-19 melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Jumat (6/11/2020).
Diungkapkannya, setelah mengikuti diskusi melalui Zoominar yang dilaksanakan AJI Indonesia yang mengangkat tema ‘Menguji Transpransi Keamanan Vaksin Covid-19’ tersebut, bahwa ada satu hal menarik yang menurutnya ada kaitannya dengan dengan tema Daily Zoominar pada hari ini.
Dikatakannya, berdasarkan hasil survey mereka (LSM) melalui pendapat masyarakat di seluruh Indonesia, disampaikan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Covid-19 itu sangat baik, yang menjawab cukup baik diatas 82 % dari seluruh responden.
Hasil survey lainnya, terungkap berkaitan dengan dari manakah mendapatkan sumber informasi mengenai Covid, ternyata jawaban responden yang paling tinggi adalah sumber informasi yang berasal dari pakar kesehatan dan petugas kesehatan, selanjutnya baru kemudian pemerintah, keluarga dan lainnya, bahkan selebritis dan tokoh agama sangat kecil presentasenya.
“Jadi sumber utama informasi masyarakat hari ini terkait dengan Covid adalah pakar kesehatan dan petugas kesehatan, termasuk kita (perawat),” terang Harif Fadhillah, setelah memperhatikan hasil survey tersebut.
Menurut kesimpulannya, bahwa sebenarnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan dalam kontek pemberian informasi ini sangat tinggi. Tentunya tema Daily Zoominar kali ini tepat sekali dilakukan karena perawat sebagai ujung tombak, dan dekat sekali dengan masyarakat, apalagi sebagai perawat desa.
Bila melihat hasil survey tadi, terungkap bahwa lebih dari 80 % mereka mendapatkan pengetahuan dari petugas kesehatan, dan dari 80 % itu mereka mempercayai apa yang disampaikan oleh petugas kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, Harif Fadhillah mengatakan ini sebuah kesempatan terhadap program perawat desa yang menjadi ujung tombak dalam kontek penanganan covid, sementara dari sisi informasi tentang Covid ini sudah terbukti, bahwa petugas kesehatan sudah terpercaya melayani masyarakat, apalagi jika informasi ini ditambahkan informasi yang berkaitan perubahan perilaku dan bukan hanya seputar wabah Covid saja.
Ditambahkannya, perubahan perilaku ini tentunya menyangkut protokol kesehatan dan sebagainya, sehingga nantinya masyarakat ingin dan mampu untuk bisa melakukan perubahan perilaku dalam kontek pandemi Covid-19.
“Ini saya kira penting, jadi inilah peran perawat desa yang luar biasa dan tentu saja menjadi tawaran kita terhadap pihak penguasa, baik pemerintah pusat maupun daerah, agar program perawat desa ini dipertahankan bahkan diperluas,” harap Harif Fadhillah.
“Karena sudah ada hasil-hasilnya yang signifikan untuk masyarakat, dikarenakan masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan,” sambungnya.
Selanjutnya pada kesempatan ini pula, Harif Fadhiilah menjelaskan program nasional mengenai pengujian vaksin, dan hal itu pula menjadi pembahasan juga dalam diskusi sebelumnya dengan pihak AJI Indonesia.
Dalam program pemerintah tersebutnya, diutarakannya bahwa pihaknya sudah pasti terlibat, karena sebagai tenaga perawat sampai ke pelosok daerah, yang tentunya perawat desa juga turut berkontribusi. Disamping itu, selain tenaga perawat turut memberikan vaksin, juga mungkin akan menjadi penerima karena sebagai salah satu prioritas penerima vaksin Covid.
“Saya sampaikan prioritas penerima vaksin Covid dalam program nasional ini adalah salah satunya garda terdepan yaitu tenaga kesehatan,” sebut Harif Fadhillah.
“Sesuai juga yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Rakernas Ikatan Apoteker, dikatakannya pula Presiden mengajak para dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya untuk bersama-sama mensukseskan program pemberian vaksin yang segera diluncurkan,” lanjutnya.
Selain itu, pihaknya mempunyai catatan tersendiri berkaitan dengan pemberian vaksin Covid tersebut, yang juga disampaikan Ketua Umum DPP PPNI dalam diskusi itu pula, bahwa agar vaksin itu tentu harus dijamin dulu oleh lembaga yang berwenang di Indonesia yaitu BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan) berkaitan bagaimana keamanan dan efektifitasnya.
“Saya kira bila vaksin tersebut sudah diclaim (diakui), menurut saya, teman-teman tidak usah ragu. Kita sebagai prioritas diantara 5 kelompok yang diprioritaskan mendapatkan vaksin, yaitu petugas kesehatan, TNI/POLRI, tenaga pendidik, aparatur negara di pelayanan publik dan peserta BPJS,” tutur Harif Fadhillah.
“Saya kira ini penting untuk diketahui, artinya perawat juga akan menjadi prioritas, baik sebagai pemberi maupun penerima vaksin, dan saya berharap dapat mensukseskan program ini,” tandasnya.
Sehubungan dengan adanya rumor atas keraguan vaksin Covid ini, Harif Fadillah berpendapat bahwa tentu pihaknya harus punya keyakinan, jika negara ini akan melaksanakan hal yang baik, pastilah sudah diuji dulu oleh lembaga yang berwenang terhadap keamanan dan efektifnya, serta ada bukti sertifikasinya.
“Saya mengatakan bahwa tidak masuk diakal, jika negara ini mau coba-coba memberikan vaksin yang belum aman kepada TNI, petugas kesehatan, tenaga pendidik, aparatur pelayanan publik dan peserta BPJS,” imbuhnya.
Harif Fadhillah berkeyakinan bahwa komponen masyarakat yang diprioritaskan itu adalah 5 komponen penting bagi negara, sehingga apabila yang diberikan itu tidak sesuai, atau coba-coba seperti rumor yang beredar, dikatakannya hal itu tidak masuk akal jika terjadi demikian.
“Maka saya punya keyakinan bahwa pemerintah pasti akan mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi, sebelum diberikan kepada kita. Untuk itulah, mari kita perlu mensukseskannya,” tutupnya.
Untuk pelaksanaan Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 150 ini, Satgas Covid-19 DPP PPNI menghadirkan narasumber Heryanto selaku Ketua DPW PPNI Sulawesi Tenggara, dan Adi Bing Slamet sebagai Perawat Desa Lameo, Bombana, Sulawesi Tenggara, serta dipandu oleh moderator Yeti Resnayati, yang juga selaku Sekretaris II DPP PPNI. (IR)
Sumber : Youtube Bapena PPNI & AJI Indonesia