Infokom DPP PPNI - Dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini juga dapat mengancam keselamatan dan masa depan anak Indonesia.
Dalam upaya mengantisipasinya, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, Ketua PP IAKMI Ede Surya Darmawan, Ketua PB IBI Emi Nurjasmi dan bersama Ketua Presidium GKIA Irawaty Manullang melakukan press conference secara virtual.
Pada press conference kali ini mengangkat tema Dampak Pandemi Covid-19 : Cakupan Imunisasi dan Kualitas Pangan Balita Rendah, Selamatkan 25 Juta Anak Indonesia.
“Sebagaimana kita ketahui pelayanan kesehatan termasuk kesehatan ibu dan anak ini tidak lepas dari peran maupun tugas dari tenaga kesehatan dan GKIA (gerakan kesehatan ibu dan anak),” terang Harif Fadhillah saat memberikan pernyataan dalam kegiatan press conference, melalui kanal Youtube Makan Bener, Kamis (1/10/2020).
“Tentu saja, yang kita inginkan berakhirnya dengan kesembuhan atau peningkatan kesehatan, dalam arti bahwa pelayanan yang diberikan adalah berkualitas dan aman,” lanjutnya.
Disampaikannya, dalam masa pandemi ini sebagaimana yang diterangkan pada pernyataan siaran pers hari ini, bahwa adanya upaya yang harus dilakukan oleh semua komponen tentang kesehatan ibu dan anak ini dapat terjamin secara aman untuk semua.
“Maka di saat masa pandemi ini, adalah prinsip-prinsip keamanan dan keselamatan pasien juga sangat penting,” tutur Harif Fadhillah.
Selain itu, menurutnya keselamatan bagi petugas kesehatan ini juga utama, karena petugas kesehatan itu secara prinsipnya ada istilah “FITT” dalam melakukan peranannya.
“Istilah F yaitu secara frekuensi, dia lebih sering ketemu dengan klien atau pasien., I adalah intensitas, secara intensitas dia lebih intens., T yaitu Time, waktunya lebih lama di fasyankes., T adalah Tipe nya, artinya dalam kondisi tertentu memang sangat dibutuhkan suatu kontak erat kepada pasien, terutama yang terdampak Covid,” sebutnya.
Berdasarkan hal tersebut, Harif Fadhillah berpendapat bahwa risiko tinggi terhadap petugas kesehatan maupun tenaga medis yang sangat rentang terhadap penularan atau terpaparnya Covid-19.
Dikatakannya pula, menurut data yang telah disampaikan sehubungan dengan angka kematian pada anak yang cukup mengkhawatir dan juga merasa sedih, termasuk juga dengan meningkatnya dari ribuan petugas kesehatan yang terinfeksi Covid hingga hari ini, sehingga mereka tidak dapat melaksanakan tugasnya, dan menjadi kekhawatiran pula pada hal tersebut.
“Bertambahnya lagi tenaga kesehatan yang wafat. Hingga hari ini yang wafat ada 127 orang Dokter, 92 orang Perawat, Bidan 26 orang, Dokter Gigi 9 orang, Apoteker 6 orang, dan tenaga Teknis Laboratorium 4 orang, serta ribuan tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19,” ucapnya.
“Nah ini adalah suatu gambaran bahwa begitu rentangnya para petugas kesehatan dalam masa pandemi ini,” tegasnya.
Menurutnya, bagaimana bila dikaitkan dengan kesehatan ibu dan anak, yang tentunya secara bersama-sama pula dan berharap pelayanan yang diberikan secara aman untuk semua.
Lebih lanjut diungkapkannya, bahwa tenaga medis atau tenaga kesehatan dan sudah disepakati merupakan garda terdepan dalam pemberian pelayanan, tapi disisi lain juga sering dipahami bahwa petugas kesehatan adalah pertahanan terakhir dalam penanganan pandemi, yang merupakan suatu pertahanan dari punahnya satu generasi akibat pandemi.
Dengan adanya peran tersebut, Harif Fadhillah berharap agar secara bersama-sama juga untuk melindungi petugas kesehatan terhadap keselamatannya. Hal ini juga menjadi prioritas bagi semua pihak terutama pemerintah, pemilik atau pengelola fasyankes, profesional, dan juga tak lepas dari keterlibatan komponen masyarakat.
“Tentunya cara melindungi tenaga kesehatan, yaitu bagaimana pelayanan kesehatan tetap menerapkan standar K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) menerapkan PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi), terus juga kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, karena masyarakat dalam penanganan Covid ini juga menjadi garda terdepan.
Disanping itu, dikatakannya juga bahwa APD (alat pelindung diri) sebagai senjata utama disaat kontak dengan klien, yang tentunya harus dijamin kebutuhan dan kecukupannya sesuai dengan standarnya. Begitu juga dengan kondisi kesehatan, kebugaran, ketahanann, dan daya tahan tubuh bagi tenaga kesehatan harus juga terpenuhi.
Ditambahkannya, harus adanya testing yang regular bagi tenaga kesehatan supaya kesehatannya dapat terdeteksi secara dini, sehingga jangan sampai petugas kesehatan itu sendiri terinfeksi, akan berdampak memberikan pelayanan yang tidak aman bagi semua klien, ibu, anak dan teman sejawatnya serta lingkungannya.
“Oleh karena itu, saudara sekalian dalam kontek ini, maka PPNI dan seluruh OP menegaskan, mari kita prioritas juga perlindungan dan keselamatan bagi tenaga kesehatan,” ujar Harif Fadhillah.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PPNI dalam pernyataan penutupnya mengatakan bahwa anak adalah penerus generasi, majunya sebuah bangsa tergantung dari kualitas anak-anak hari ini, maka dari itu kesejahteraan hari ini harus dijaga oleh siapapun pada semua komponen, termasuk para tenaga kesehatan dan harus dilaksanakan secara bersama-sama.
“Negara seharusnya tidak membebankan kepada salah satu sektor atau sub sektor saja, temasuk bidang kesehatan untuk menjaga kesejahteraan anak. Jadi seluruh tenaga kesehatan dapat berperan aktif untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak sebagaimana perannya masing-masing,” imbuh Harif Fadhillah mengakhiri pernyataannya. (IR)
Sumber foto : Screenshot Youtube Makan Bener.
PPNI Bersinergi Dalam Upaya Melindungi Anak Terdampak Covid-19
Infokom DPP PPNI - Dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini juga dapat mengancam keselamatan dan masa depan anak Indonesia.
Dalam upaya mengantisipasinya, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, Ketua PP IAKMI Ede Surya Darmawan, Ketua PB IBI Emi Nurjasmi dan bersama Ketua Presidium GKIA Irawaty Manullang melakukan press conference secara virtual.
Pada press conference kali ini mengangkat tema Dampak Pandemi Covid-19 : Cakupan Imunisasi dan Kualitas Pangan Balita Rendah, Selamatkan 25 Juta Anak Indonesia.
“Sebagaimana kita ketahui pelayanan kesehatan termasuk kesehatan ibu dan anak ini tidak lepas dari peran maupun tugas dari tenaga kesehatan dan GKIA (gerakan kesehatan ibu dan anak),” terang Harif Fadhillah saat memberikan pernyataan dalam kegiatan press conference, melalui kanal Youtube Makan Bener, Kamis (1/10/2020).
“Tentu saja, yang kita inginkan berakhirnya dengan kesembuhan atau peningkatan kesehatan, dalam arti bahwa pelayanan yang diberikan adalah berkualitas dan aman,” lanjutnya.
Disampaikannya, dalam masa pandemi ini sebagaimana yang diterangkan pada pernyataan siaran pers hari ini, bahwa adanya upaya yang harus dilakukan oleh semua komponen tentang kesehatan ibu dan anak ini dapat terjamin secara aman untuk semua.
“Maka di saat masa pandemi ini, adalah prinsip-prinsip keamanan dan keselamatan pasien juga sangat penting,” tutur Harif Fadhillah.
Selain itu, menurutnya keselamatan bagi petugas kesehatan ini juga utama, karena petugas kesehatan itu secara prinsipnya ada istilah “FITT” dalam melakukan peranannya.
“Istilah F yaitu secara frekuensi, dia lebih sering ketemu dengan klien atau pasien., I adalah intensitas, secara intensitas dia lebih intens., T yaitu Time, waktunya lebih lama di fasyankes., T adalah Tipe nya, artinya dalam kondisi tertentu memang sangat dibutuhkan suatu kontak erat kepada pasien, terutama yang terdampak Covid,” sebutnya.
Berdasarkan hal tersebut, Harif Fadhillah berpendapat bahwa risiko tinggi terhadap petugas kesehatan maupun tenaga medis yang sangat rentang terhadap penularan atau terpaparnya Covid-19.
Dikatakannya pula, menurut data yang telah disampaikan sehubungan dengan angka kematian pada anak yang cukup mengkhawatir dan juga merasa sedih, termasuk juga dengan meningkatnya dari ribuan petugas kesehatan yang terinfeksi Covid hingga hari ini, sehingga mereka tidak dapat melaksanakan tugasnya, dan menjadi kekhawatiran pula pada hal tersebut.
“Bertambahnya lagi tenaga kesehatan yang wafat. Hingga hari ini yang wafat ada 127 orang Dokter, 92 orang Perawat, Bidan 26 orang, Dokter Gigi 9 orang, Apoteker 6 orang, dan tenaga Teknis Laboratorium 4 orang, serta ribuan tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19,” ucapnya.
“Nah ini adalah suatu gambaran bahwa begitu rentangnya para petugas kesehatan dalam masa pandemi ini,” tegasnya.
Menurutnya, bagaimana bila dikaitkan dengan kesehatan ibu dan anak, yang tentunya secara bersama-sama pula dan berharap pelayanan yang diberikan secara aman untuk semua.
Lebih lanjut diungkapkannya, bahwa tenaga medis atau tenaga kesehatan dan sudah disepakati merupakan garda terdepan dalam pemberian pelayanan, tapi disisi lain juga sering dipahami bahwa petugas kesehatan adalah pertahanan terakhir dalam penanganan pandemi, yang merupakan suatu pertahanan dari punahnya satu generasi akibat pandemi.
Dengan adanya peran tersebut, Harif Fadhillah berharap agar secara bersama-sama juga untuk melindungi petugas kesehatan terhadap keselamatannya. Hal ini juga menjadi prioritas bagi semua pihak terutama pemerintah, pemilik atau pengelola fasyankes, profesional, dan juga tak lepas dari keterlibatan komponen masyarakat.
“Tentunya cara melindungi tenaga kesehatan, yaitu bagaimana pelayanan kesehatan tetap menerapkan standar K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) menerapkan PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi), terus juga kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, karena masyarakat dalam penanganan Covid ini juga menjadi garda terdepan.
Disanping itu, dikatakannya juga bahwa APD (alat pelindung diri) sebagai senjata utama disaat kontak dengan klien, yang tentunya harus dijamin kebutuhan dan kecukupannya sesuai dengan standarnya. Begitu juga dengan kondisi kesehatan, kebugaran, ketahanann, dan daya tahan tubuh bagi tenaga kesehatan harus juga terpenuhi.
Ditambahkannya, harus adanya testing yang regular bagi tenaga kesehatan supaya kesehatannya dapat terdeteksi secara dini, sehingga jangan sampai petugas kesehatan itu sendiri terinfeksi, akan berdampak memberikan pelayanan yang tidak aman bagi semua klien, ibu, anak dan teman sejawatnya serta lingkungannya.
“Oleh karena itu, saudara sekalian dalam kontek ini, maka PPNI dan seluruh OP menegaskan, mari kita prioritas juga perlindungan dan keselamatan bagi tenaga kesehatan,” ujar Harif Fadhillah.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PPNI dalam pernyataan penutupnya mengatakan bahwa anak adalah penerus generasi, majunya sebuah bangsa tergantung dari kualitas anak-anak hari ini, maka dari itu kesejahteraan hari ini harus dijaga oleh siapapun pada semua komponen, termasuk para tenaga kesehatan dan harus dilaksanakan secara bersama-sama.
“Negara seharusnya tidak membebankan kepada salah satu sektor atau sub sektor saja, temasuk bidang kesehatan untuk menjaga kesejahteraan anak. Jadi seluruh tenaga kesehatan dapat berperan aktif untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak sebagaimana perannya masing-masing,” imbuh Harif Fadhillah mengakhiri pernyataannya. (IR)
Sumber foto : Screenshot Youtube Makan Bener.