Infokom DPP PPNI - Dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19 dapat dilakukan dengan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
“Kami diutus Bapak Menteri untuk melakukan diskusi dengan Pemerintah Aceh dalam upaya menanggulangi Covid-19 di Aceh,” ucap Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dr Mariya Mubarika dan Tim Taskforce ketika berkunjung ke Aceh dan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah, di Gedung Serba Guna Setda Aceh, Senin (28/9/2020).
Selain itu dr. Mariya juga mengingatkan penerapan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19. “Beberapa negara berhasil melakukannya, dengan memutus mata rantai penyebaran, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Mariya.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh terus berupaya untuk memutus mata rantai Covid-19. “Semua upaya terus dilakukan Pemerintah Aceh dalam memutus rantai penularan COVID-19, baik itu sosialisasi sampai penegakan protokol kesehatan,” terang Taqwallah.
Dalam presentasinya, Taqwallah menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah Aceh dalam memutus mata rantai Covid-19 yaitu dalam hal kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, PCR Container Covid-19 sampai upaya promotif dan preventif.
Sebanyak 26 RSUD di Aceh termasuk RSUD Zainoel Abidin disiapkan untuk penanganan Covid-19 dengan jumlah total tempat tidur sebanyak 4.956. Untuk penyediaan ruang rawat penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging ditargetkan sebanyak 10% dari jumlah tempat tidur (sekitar 497) dan untuk isolasi OTG ditargetkan 20% dari jumlah tempat tidur (sekitar 967).
Dalam presentasinya di depan dr. Mariya, Taqwallah juga menyebutkan bahwa swab PCR sebanyak 9.510 sampai dengan 14 September 2020 dari Balai Litbangkes Aceh (3.075 sampel), Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah (3.819 sampel), Litbangkes Jakarta (2.561) dan BBLK Jakarta (55).
Selain itu, Pemerintah Aceh telah mensosialisasikan program Gebrak Masker Aceh (GEMA) sebagai upaya promotif dan preventif dengan melibatkan 19.755 penggerak. Program GEMA melibatkan 4.955 ASN, 6.479 geuchiek (pemimpin desa) dan 8.283 kelompok masyarakat melalui khutbah Jumat, penyerahan masker, pembagian poster dan pemasangan spanduk “Ingat Covid-19, Ingat Masker”.
Untuk penguatan penanganan COvid-19, Kemenkes juga telah mengirimkan bantuan logistik kesehatan ke Aceh berupa 38.150 APD, masker N95 sebanyak 18.120, masker bedah sebanyak 129.200 dan rapid test 7.200.
Turut hadir dalam pertemuan di antaranya Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), dr. Azharuddin, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanief dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr dr Safrizal Rahman. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI
Upaya Tim Taskforce Kemenkes Dalam Memperkuat Penanganan Covid-19
Infokom DPP PPNI - Dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19 dapat dilakukan dengan kerjasama yang baik antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
“Kami diutus Bapak Menteri untuk melakukan diskusi dengan Pemerintah Aceh dalam upaya menanggulangi Covid-19 di Aceh,” ucap Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dr Mariya Mubarika dan Tim Taskforce ketika berkunjung ke Aceh dan diterima langsung oleh Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah, di Gedung Serba Guna Setda Aceh, Senin (28/9/2020).
Selain itu dr. Mariya juga mengingatkan penerapan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai Covid-19. “Beberapa negara berhasil melakukannya, dengan memutus mata rantai penyebaran, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Mariya.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh terus berupaya untuk memutus mata rantai Covid-19. “Semua upaya terus dilakukan Pemerintah Aceh dalam memutus rantai penularan COVID-19, baik itu sosialisasi sampai penegakan protokol kesehatan,” terang Taqwallah.
Dalam presentasinya, Taqwallah menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah Aceh dalam memutus mata rantai Covid-19 yaitu dalam hal kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan, PCR Container Covid-19 sampai upaya promotif dan preventif.
Sebanyak 26 RSUD di Aceh termasuk RSUD Zainoel Abidin disiapkan untuk penanganan Covid-19 dengan jumlah total tempat tidur sebanyak 4.956. Untuk penyediaan ruang rawat penyakit infeksi new-emerging dan re-emerging ditargetkan sebanyak 10% dari jumlah tempat tidur (sekitar 497) dan untuk isolasi OTG ditargetkan 20% dari jumlah tempat tidur (sekitar 967).
Dalam presentasinya di depan dr. Mariya, Taqwallah juga menyebutkan bahwa swab PCR sebanyak 9.510 sampai dengan 14 September 2020 dari Balai Litbangkes Aceh (3.075 sampel), Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah (3.819 sampel), Litbangkes Jakarta (2.561) dan BBLK Jakarta (55).
Selain itu, Pemerintah Aceh telah mensosialisasikan program Gebrak Masker Aceh (GEMA) sebagai upaya promotif dan preventif dengan melibatkan 19.755 penggerak. Program GEMA melibatkan 4.955 ASN, 6.479 geuchiek (pemimpin desa) dan 8.283 kelompok masyarakat melalui khutbah Jumat, penyerahan masker, pembagian poster dan pemasangan spanduk “Ingat Covid-19, Ingat Masker”.
Untuk penguatan penanganan COvid-19, Kemenkes juga telah mengirimkan bantuan logistik kesehatan ke Aceh berupa 38.150 APD, masker N95 sebanyak 18.120, masker bedah sebanyak 129.200 dan rapid test 7.200.
Turut hadir dalam pertemuan di antaranya Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), dr. Azharuddin, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanief dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, Dr dr Safrizal Rahman. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI