Infokom DPP PPNI - Konsistensi Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI dalam menyampaikan ilmu pengetahuan di era pandemi Covid-19 terus berlanjut.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah dan Ketua Tim Penanganan (Satgas) Covid-19 DPP PPNI Jajat Sudrajat selalu tampil serta berkontribusi mengisi Zoominar hampir setiap harinya.
Pada Zoominar sesi ke 119, DPP PPNI menyajikan tema “Penelitian Keperawatan” dengan menghadirkan Ahsan dan Evi Karota Bukit dari Bidang Penelitian DPP PPNI sebagai narasumber.
“Masalah penelitian memang kalau dikaitkan dengan keperawatan kadang-kadang kita merasa masih jauh dengan persoalan tentang penelitian ini,” ungkap Harif Fadhillah dalam pengarahannya menjadi Keynote Speaker di Zoominar ke 119, saat berada diperjalanan, Kamis (24/9/2020).
“Tapi ingat di UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, dikatakan bahwa negara telah menetapkan ada enam tugas perawat, yaitu pertama adalah memberikan asuhan, kedua adalah penyuluh konselor, ketiga pengelolaan pelayanan keperawatan, keempat penelitian keperawatan, kelima pelaksanaan tugas dalam pelimpahan dan wewenang, serta keenam pelaksanaan tugas dalam keadaan terbatas/tertentu. Jadi ada enam tugas yang sebenarnya diberikan negara kepada perawat, salah satunya adalah bidang penelitian,” lanjutnya.
Menurut Harif Fadhillah, penelitian ini penting di dalam keperawatan, dikarenakan ilmu keperawatan ini adalah ilmu terapan, yaitu ilmu pengetahuan yang diterapkan, seperti dalam agama Islam diistilahkan menjadi ilmu yang amaliah. Selain itu, kegiatan yang dilakukan saat ini juga berbasis ilmiah, yang diistilahkan dalam agama Islam merupakan amalan yang ilmiah.
“Oleh karena itu, aspek penelitian ini menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kaitannnya dengan ilmu yang amaliah dan amalan yang ilmiah,” ucapnya.
Dijelaskannya, keperawatan ini dekat sekali dengan scientist terhadap manusia dan teknologi kemanusiaan, khususnya di bidang kesehatan yang setiap tahunnya semakin meningkat.
Dikatakannya juga, seorang pakar mengatakan bahwa ilmu pengetahuan di dunia meningkatnya menjadi dua kali lipat dalam setahun, artinya berbagai ilmu pengetahuan baru akan muncul dalam satu tahun menjadi dua kali lipat banyaknya termasuk kualitasnya.
Untuk itulah menurutnya, keperawatan tidak boleh tertinggal dari ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu di bidang kesehatan, sehingga pentingnya penelitian tersebut.
Diterangkannya, penelitian keperawatan ini ada tiga fungsi, yaitu perawat sebagai peneliti itu sendiri, perawat memanfaatkan hasil penelitian, dan perawat berkontribusi dalam penelitian keperawatan.
“Jadi tiga hal ini sebenarnya sudah mulai harus kita masyarakatkan pada perawat, kalau kita ingin diakui sebagai profesi yang sebenarnya,” sebutnya.
Berdasarkan pengamatannya, beberapa kali kesempatan dalam mengundang perawat-perawat dari luar negeri, seperti mereka berbicara di ruang publik. Semua yang dilakukannya tidak lepas dari referensi hasil penelitian yang mereka lakukan penelitian keperawatan.
Disamping itu, Harif Fadhillah berharap perawat yang akan datang melakukan pekerjaan berdasarkan hasil penelitian, dengan mencoba menghilangkan kebiasaan lama perawat, seperti perawat melakukan kompres kepada orang yang sakit panas menggunakan washlap.
Dikesempatan ini pula, diungkapkannya, bahwa kenyataannya selama 2 tahun terakhir ini adalah masih kurang kesadarannya perawat untuk mengisi quesner yang benar dan tentunya penelitian ini sangat penting serta berguna untuk berbagai advokasi kepada pihak tertentu.
“Jadi saya menyarakan, jika ada penelitian, kita serius untuk berkontribusi, yang intinya untuk membantu kita semua,” terangnya.
“Yang tentunya hasil penelitian itu untuk menjadi penerapan yang efektif di lapangan, sehingga jangan mengabaikan kalau ada teman mengajak penelitian,” sambungnya.
Harif Fadhillah juga menyarankan pada saat ini pentingnya keberadaan teknologi penunjang dalam penelitian (spt: Google form, dsb), yang tentunya dapat melalui hal tersebut agar dapat berkontribusi bila diharapkan.
“Karena kontribusi yang kita berikan, sedikit banyak akan menentukan nasib dan perkembangan keperawatan di Indonesia,” jelas Harif Fadhillah.
Diharapkannya pula, dari hasil penelitian yang sudah dilakukan selama ini, dapat diterapkan di lapangan dan dapat juga beragumentasi dengan tim kesehatan lain, jika berbeda pandangan dan tehniknya. Disamping hasil penelitian ini yang memang sudah melalui proses yang benar.
Lebih lanjut diungkapkannya, tugasnya PPNI sebenarnya bagaimana hasil penelitian keperawatan ini dapat dipublikasikan melalui jurnal. Sementara jurnal tersebut saat ini sudah terakreditasi secara nasional, namun gradenya masih perlu ditingkatkan lagi. Tentunya keberadaan jurnal ini menjadi salah satu alternatif untuk perawat yang hobi meneliti.
“Jadi penelitian ini jangan dianggap sebagai hal yang asing dalam kehidupan kita, paling tidak bila tidak dapat melakukan penelitian, paling tidak kita dapat memanfaatkan hasil penelitian atau kita dapat berkontribusi dalam penelitian keperawatan. Itulah ciri profesionalitas kita, mudah-mudahan profesi keperawatan kita makin maju,” pungkasnya. (IR)
Pentingnya Perawat Terapkan & Berkontribusi Dalam Penelitian Keperawatan
Infokom DPP PPNI - Konsistensi Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI dalam menyampaikan ilmu pengetahuan di era pandemi Covid-19 terus berlanjut.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah dan Ketua Tim Penanganan (Satgas) Covid-19 DPP PPNI Jajat Sudrajat selalu tampil serta berkontribusi mengisi Zoominar hampir setiap harinya.
Pada Zoominar sesi ke 119, DPP PPNI menyajikan tema “Penelitian Keperawatan” dengan menghadirkan Ahsan dan Evi Karota Bukit dari Bidang Penelitian DPP PPNI sebagai narasumber.
“Masalah penelitian memang kalau dikaitkan dengan keperawatan kadang-kadang kita merasa masih jauh dengan persoalan tentang penelitian ini,” ungkap Harif Fadhillah dalam pengarahannya menjadi Keynote Speaker di Zoominar ke 119, saat berada diperjalanan, Kamis (24/9/2020).
“Tapi ingat di UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, dikatakan bahwa negara telah menetapkan ada enam tugas perawat, yaitu pertama adalah memberikan asuhan, kedua adalah penyuluh konselor, ketiga pengelolaan pelayanan keperawatan, keempat penelitian keperawatan, kelima pelaksanaan tugas dalam pelimpahan dan wewenang, serta keenam pelaksanaan tugas dalam keadaan terbatas/tertentu. Jadi ada enam tugas yang sebenarnya diberikan negara kepada perawat, salah satunya adalah bidang penelitian,” lanjutnya.
Menurut Harif Fadhillah, penelitian ini penting di dalam keperawatan, dikarenakan ilmu keperawatan ini adalah ilmu terapan, yaitu ilmu pengetahuan yang diterapkan, seperti dalam agama Islam diistilahkan menjadi ilmu yang amaliah. Selain itu, kegiatan yang dilakukan saat ini juga berbasis ilmiah, yang diistilahkan dalam agama Islam merupakan amalan yang ilmiah.
“Oleh karena itu, aspek penelitian ini menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kaitannnya dengan ilmu yang amaliah dan amalan yang ilmiah,” ucapnya.
Dijelaskannya, keperawatan ini dekat sekali dengan scientist terhadap manusia dan teknologi kemanusiaan, khususnya di bidang kesehatan yang setiap tahunnya semakin meningkat.
Dikatakannya juga, seorang pakar mengatakan bahwa ilmu pengetahuan di dunia meningkatnya menjadi dua kali lipat dalam setahun, artinya berbagai ilmu pengetahuan baru akan muncul dalam satu tahun menjadi dua kali lipat banyaknya termasuk kualitasnya.
Untuk itulah menurutnya, keperawatan tidak boleh tertinggal dari ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu di bidang kesehatan, sehingga pentingnya penelitian tersebut.
Diterangkannya, penelitian keperawatan ini ada tiga fungsi, yaitu perawat sebagai peneliti itu sendiri, perawat memanfaatkan hasil penelitian, dan perawat berkontribusi dalam penelitian keperawatan.
“Jadi tiga hal ini sebenarnya sudah mulai harus kita masyarakatkan pada perawat, kalau kita ingin diakui sebagai profesi yang sebenarnya,” sebutnya.
Berdasarkan pengamatannya, beberapa kali kesempatan dalam mengundang perawat-perawat dari luar negeri, seperti mereka berbicara di ruang publik. Semua yang dilakukannya tidak lepas dari referensi hasil penelitian yang mereka lakukan penelitian keperawatan.
Disamping itu, Harif Fadhillah berharap perawat yang akan datang melakukan pekerjaan berdasarkan hasil penelitian, dengan mencoba menghilangkan kebiasaan lama perawat, seperti perawat melakukan kompres kepada orang yang sakit panas menggunakan washlap.
Dikesempatan ini pula, diungkapkannya, bahwa kenyataannya selama 2 tahun terakhir ini adalah masih kurang kesadarannya perawat untuk mengisi quesner yang benar dan tentunya penelitian ini sangat penting serta berguna untuk berbagai advokasi kepada pihak tertentu.
“Jadi saya menyarakan, jika ada penelitian, kita serius untuk berkontribusi, yang intinya untuk membantu kita semua,” terangnya.
“Yang tentunya hasil penelitian itu untuk menjadi penerapan yang efektif di lapangan, sehingga jangan mengabaikan kalau ada teman mengajak penelitian,” sambungnya.
Harif Fadhillah juga menyarankan pada saat ini pentingnya keberadaan teknologi penunjang dalam penelitian (spt: Google form, dsb), yang tentunya dapat melalui hal tersebut agar dapat berkontribusi bila diharapkan.
“Karena kontribusi yang kita berikan, sedikit banyak akan menentukan nasib dan perkembangan keperawatan di Indonesia,” jelas Harif Fadhillah.
Diharapkannya pula, dari hasil penelitian yang sudah dilakukan selama ini, dapat diterapkan di lapangan dan dapat juga beragumentasi dengan tim kesehatan lain, jika berbeda pandangan dan tehniknya. Disamping hasil penelitian ini yang memang sudah melalui proses yang benar.
Lebih lanjut diungkapkannya, tugasnya PPNI sebenarnya bagaimana hasil penelitian keperawatan ini dapat dipublikasikan melalui jurnal. Sementara jurnal tersebut saat ini sudah terakreditasi secara nasional, namun gradenya masih perlu ditingkatkan lagi. Tentunya keberadaan jurnal ini menjadi salah satu alternatif untuk perawat yang hobi meneliti.
“Jadi penelitian ini jangan dianggap sebagai hal yang asing dalam kehidupan kita, paling tidak bila tidak dapat melakukan penelitian, paling tidak kita dapat memanfaatkan hasil penelitian atau kita dapat berkontribusi dalam penelitian keperawatan. Itulah ciri profesionalitas kita, mudah-mudahan profesi keperawatan kita makin maju,” pungkasnya. (IR)