Infokom DPP PPNI - Perhatian dan kepedulian pemerintah Indonesia terhadap pejuang kemanusiaan yang telah gugur dalam tugas mulia selama masa pandemi Covid-19 telah terealisasi dengan baik.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah turut mendampingi Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto memberikan piagam penghargaan dan santunan bagi tenaga kesehatan yang wafat dalam penanganan Covid-19.
Kegiatan yang diawali laporan dari Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI Abdul Kadir, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Komisi IX DPR RI dan Menteri Kesehatan RI berlangsung di Aula Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Pada kesempatan ini hadir pula Asep Gunawan Sekretaris Tim Penanganan Covid-19 PPNI dan Ketua DPW PPNI DKI Jakarta Jajang Rahmat.
Turut hadir juga Lies Dina Liastuti selaku Direktur Utama RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Ketua Umum PB IDI Daeng Mohammad Faqih dan para undangan lainnya.
Sementara yang menerima santunan adalah Ahli Waris dari almarhum/almarhumah diantaranya : Djoko Judodjoko (Dokter Bogor Medical Center Mayapada Hospital), Ketty Herawati Sutana (Dokter RS Medistra Jakarta), Mulatsih (Perawat RS AL Marinir Cilandak), Ninuk Dwi Pusponingsih (Perawat RSCM), Adharul Anam (Perawat RS Mitra Keluarga Kelapa Gading) dan Heri Soesilo (Perawat RSPI Prof. Sulianti Saroso Jakarta). .
“Saya kira ini realisasi dari janji-janji pemerintah yang disampaikan bulan-bulan lalu, di awal-awal pandemi Covid-19 ini terjadi. Tentunya pertama kali, kita sampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan pemerintah pada umumnya, yang sudah memberikan santunan kepada ahli waris perawat yang telah gugur, dengan merelakan jiwa dan raganya untuk misi kemanusiaan ini,” ungkap Harif Fadillah setelah menghadiri acara tersebut.
Harif Fadhillah mengharapkan atas apresiasi yang diberikan ini semoga dapat bermanfaat bagi anggota keluarga yang ditinggalkan. Tentu saja menurutnya, tidak bisa diukur dengan jumlah uang yang diterima, tetapi bentuk apresiasi ini merupakan sebuah penghargaan.
“Jadi bukan hanya kepada ahli waris tetapi juga kepada seluruh perawat Indonesia. Pemerintah menganggap bahwa perawat sangat berkontribusi di dalam pelayanan dan penangulangan Covid di negeri ini,”sebutnya.
Sehubungan dengan pemberian santunan saat ini, ditegaskannya, bahwa memang yang diberikan sudah terpenuhi persyaratan yang diminta. Berdasarkan dari jumlah perawat yang gugur dan yang terdata, baru enam perawat yang sudah terpenuhi persyaratannya.
“Dan selanjutnya, mungkin juga besok terpenuhi persyaratan bagi perawat yang telah gugur lainnya. Harapannya agar syarat-syarat yang diajukan tidak menjadi kendala, terutama peran pimpinan fasilitas kesehatan, karena seyogyanya yang mengusulkan ini adalah pimpinan dari fasilitas kesehatan tersebut,” terang Harif Fadhillah.
Diungkapkannya, selama ini peran PPNI sebagai organisasi profesi konsisten membantu ahli waris anggota perawat yang wafat untuk memfasilitasi seluruh dokumen-dokumen yang diperlukan. Dengan cara mencoba untuk menghubungi keluarga perawat yang wafat untuk bisa membantu sejauhmana mereka dapat memenuhi segala persyaratan.
“Bahkan kita menjadi komunikator antara keluarga perawat dengan fasyankes, antara keluarga dengan pihak lainnya demi pemenuhan persyaratan yang ada untuk santunan yang diberikan hari ini,” pungkasnya. (IM)
PPNI Konsisten Memfasilitasi Ahli Waris Terima Santunan & Penghargaan Dari Pemerintah
Infokom DPP PPNI - Perhatian dan kepedulian pemerintah Indonesia terhadap pejuang kemanusiaan yang telah gugur dalam tugas mulia selama masa pandemi Covid-19 telah terealisasi dengan baik.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah turut mendampingi Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene dan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto memberikan piagam penghargaan dan santunan bagi tenaga kesehatan yang wafat dalam penanganan Covid-19.
Kegiatan yang diawali laporan dari Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI Abdul Kadir, dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Komisi IX DPR RI dan Menteri Kesehatan RI berlangsung di Aula Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Rabu (1/7/2020).
Pada kesempatan ini hadir pula Asep Gunawan Sekretaris Tim Penanganan Covid-19 PPNI dan Ketua DPW PPNI DKI Jakarta Jajang Rahmat.
Turut hadir juga Lies Dina Liastuti selaku Direktur Utama RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Ketua Umum PB IDI Daeng Mohammad Faqih dan para undangan lainnya.
Sementara yang menerima santunan adalah Ahli Waris dari almarhum/almarhumah diantaranya : Djoko Judodjoko (Dokter Bogor Medical Center Mayapada Hospital), Ketty Herawati Sutana (Dokter RS Medistra Jakarta), Mulatsih (Perawat RS AL Marinir Cilandak), Ninuk Dwi Pusponingsih (Perawat RSCM), Adharul Anam (Perawat RS Mitra Keluarga Kelapa Gading) dan Heri Soesilo (Perawat RSPI Prof. Sulianti Saroso Jakarta). .
“Saya kira ini realisasi dari janji-janji pemerintah yang disampaikan bulan-bulan lalu, di awal-awal pandemi Covid-19 ini terjadi. Tentunya pertama kali, kita sampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan pemerintah pada umumnya, yang sudah memberikan santunan kepada ahli waris perawat yang telah gugur, dengan merelakan jiwa dan raganya untuk misi kemanusiaan ini,” ungkap Harif Fadillah setelah menghadiri acara tersebut.
Harif Fadhillah mengharapkan atas apresiasi yang diberikan ini semoga dapat bermanfaat bagi anggota keluarga yang ditinggalkan. Tentu saja menurutnya, tidak bisa diukur dengan jumlah uang yang diterima, tetapi bentuk apresiasi ini merupakan sebuah penghargaan.
“Jadi bukan hanya kepada ahli waris tetapi juga kepada seluruh perawat Indonesia. Pemerintah menganggap bahwa perawat sangat berkontribusi di dalam pelayanan dan penangulangan Covid di negeri ini,”sebutnya.
Sehubungan dengan pemberian santunan saat ini, ditegaskannya, bahwa memang yang diberikan sudah terpenuhi persyaratan yang diminta. Berdasarkan dari jumlah perawat yang gugur dan yang terdata, baru enam perawat yang sudah terpenuhi persyaratannya.
“Dan selanjutnya, mungkin juga besok terpenuhi persyaratan bagi perawat yang telah gugur lainnya. Harapannya agar syarat-syarat yang diajukan tidak menjadi kendala, terutama peran pimpinan fasilitas kesehatan, karena seyogyanya yang mengusulkan ini adalah pimpinan dari fasilitas kesehatan tersebut,” terang Harif Fadhillah.
Diungkapkannya, selama ini peran PPNI sebagai organisasi profesi konsisten membantu ahli waris anggota perawat yang wafat untuk memfasilitasi seluruh dokumen-dokumen yang diperlukan. Dengan cara mencoba untuk menghubungi keluarga perawat yang wafat untuk bisa membantu sejauhmana mereka dapat memenuhi segala persyaratan.
“Bahkan kita menjadi komunikator antara keluarga perawat dengan fasyankes, antara keluarga dengan pihak lainnya demi pemenuhan persyaratan yang ada untuk santunan yang diberikan hari ini,” pungkasnya. (IM)