Infokom DPP PPNI - Kepedulian Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap keselamatan dan keamananan bagi anggota perawat yang sedang menjalankan tugas dalam penanganan pandemi Covid-19 terus berkesinambungan.
Langkah nyata dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) dengan memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada 34 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI di seluruh Indonesia. Selanjutnya, APD tersebut oleh DPW didistribusikan secara berjenjang ke tingkat DPD (daerah) hingga tingkat DPK (komisariat) untuk dilanjutkan kepada anggota yang paling membutuhkannya.
Disamping itu, DPP PPNI juga membuat kebijakan untuk membuat Satuan Tugas Covid-19 di masing-masing tingkat DPW PPNI di seluruh Indonesia, demi mempercepat penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19.
Kebijakan pembentukan Satuan Tugas Covid-19 di masing-masing tingkat DPW PPNI di seluruh Indonesia, dimaksudkan sebagai bukti konkrit partisipasi PPNI dalam mempercepat penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19.
Dalam hal ini, DPW PPNI DKI Jakarta memberikan bantuan langsung APD kepada DPD PPNI yang terdampak akibat pandemi Covid-19 di Kantor Sekretariat DPW PPNI Jakarta.
Jajang Rahmat Solihin selaku Ketua DPW PPNI DKI Jakarta memberikan bantuan tersebut yang diterima langsung oleh Iwan (Ketua DPD PPNI Jakarta Selatan), Nana Supriyatna (Ketua DPD PPNI Jakarta Pusat), Indra Jaya Permana (Ketua DPD PPNI Jakarta Barat), Muzamil (Ketua DPD PPNI Jakarta Timur) dan Rizki Pebrian Pratama (Sekretaris DPD PPNI Jakarta Utara).
“Hari ini DPW PPNI DKI Jakarta sedang melakukan pembagian bantuan dari DPP PPNI, ditambah dengan memberikan atau menyalurkan dari DPW PPNI Jakarta juga, serta ada dari perusahaan yang sudah berdonasi ke kami, untuk disalurkan kepada perawat di Jakarta,” terang Jajang Rahmat di Grha Perawat Jakarta, Sabtu (18/4/2020).
Ketua DPW PPNI DKI Jakarta ini mengatakan bahwa penyaluran bantuan ditujukan kepada perawat melalui DPD PPNI se-Jakarta, yaitu di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan. Isi bantuan berupa Cover all APD, termasuk masker bedah, karena kesulitan untuk mendapatkan masker N95 dan juga sepatu boots.
“Diberikan pula bantuan uang duka bagi perawat yang meninggal, kami dari DPW memberikan sedikit bantuan uang duka sebesar Rp. 1 juta. Bagi perawat yang positif melalui Swab, kita memberikan bantuan sebesar Rp. 500 ribu. Semua kami distribusikan melalui DPD nya masing-masing, kemudian dari DPD yang akan segera menyerahkan kepada anggotanya,” jelas Jajang Rahmat.
“Kami sebenarnya memberikan bantuan ini tidak banyak, karena kapasitas keuangan kami tidak banyak di PPNI, tapi ini adalah bukti kehadiran PPNI di tengah-tengah teman-teman perawat. Kami juga sedang berjuang untuk meminta bantuan juga kepada donatur yang akan menitipkan bantuannya kepada PPNI,” sambungnya.
Diungkapkannya, Jajang Rahmat berharap agar wabah ini segera berakhir, tentunya hingga hari ini tenaga perawat selalu dan tetap memberikan pelayanan keperawatan bagi yang terpapar Covid-19.
Disamping itu, ada hal-hal penting yang menjadi prioritas bagi tenaga perawat untuk dipenuhi oleh pihak terkait, termasuk tenaga perawat sendiri dan keterlibatan masyarakat juga.
“Tentu saja, pertama, ketersediaan alat pelindung diri bagi perawat, itu harus dicukupi oleh pemerintah, sehingga perawat itu berjuang sudah punya alat untuk berjuangnya. Kedua, kami juga berharap teman-teman di lapangan tetap semangat, kemudian jangan lupa SOP dipatuhi dan kepatuhan penggunaan APD, sehingga tidak ada lagi korban dari perawat atau tenaga kesehatan lain yang berjatuhan karena Covid ini,” sebut Jajang Rahmat.
“Yang ketiga, kami berharap kepada masyarakat juga untuk bekerjasama menuruti semua himbauan pemerintah. Pada saat ini untuk berada di rumah saja, cuci tangan pakai sabun, selalu pakai masker baik itu keluar rumah, kalaupun memang dibutuhkan untuk keluar rumah, kemudian menjaga kesehatan. Hal ini yang penting, karena kuncinya ada di masyarakat, supaya tidak tertular banyak dan akhirnya tidak ada yang datang ke fasilitas kesehatan dengan jumlah banyak,” ucapnya.
“Kemudian yang keempat, kami berharap agar tidak ada lagi stigma negatif terhadap petugas kesehatan, karena kita sedang dalam berjuang di Covid-19 ini. Kita sudah pakai protap yang cukup sesuai dengan protokol yang ada. Mudah-mudahan dengan hal ini, memberikan gambaran terhadap masyarakat bahwa perawat juga atau nakes yang lain perlu dukungan, baik itu terhadap orangnya atau bila ada yang meninggal, tetap menerima juga jenazahnya,” tuturnya.
“Yang terakhir, perlunya dukungan pemerintah disaat penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), yang perlu kami sampaikan kesulitan masalah transportasi, tetapi DKI Jakarta sudah dibantu oleh pemerintah daerah dengan Transjakarta dan Dinas Perhubungan dengan menggunakan fasilitas Commuter Line yang agak sulit, karena terbatasnya jumlah kereta tersebut dan jam operasionalnya, sehingga ini sangat mengganggu,” kata Jajang Rahmat.
Disamping itu, dirinya juga berkesempatan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah, yang sudah memberikan insentif terhadap tenaga kesehatan khususnya perawat, serta terhadap manajemen rumah sakit pemerintah yang memberikan mess bagi teman-teman yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Namun menurut Jajang Rahmat, masih ada satu permasalahan lagi yang perlu diatasi, jika ada tenaga kesehatan dinyatakan positif Covid-19 tapi tidak ada gejalanya, sebaiknya dimana mereka harus tinggal untuk menjalani isolasi. Apakah mungkin harus disediakan juga tempat tinggal atau karantina bagi tenaga kesehatan yang positif tersebut.
Jajang Rahmat juga memberikan contoh penanganan permasalahan seperti itu di Provinsi Jawa Tengah, dimana pada saat tenaga kesehatan atau ada pegawai rumah sakit dinyatakan positif, mereka disediakan oleh pemerintah daerahnya berupa tempat karantina tersendiri di luar tempat tinggalnya.
“Mereka dipisahkan dari rumah tapi memang dikarantina yang disediakan oleh pemerintah daerah, hal itu menjadi harapan bagi kami juga, karena pada saat Dia (perawat) di Jakarta positif, tidak mungkin dikarantina di rumah, karena di rumah masih ada keluarganya (anak dan suami atau isterinya),” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Indra Jaya Permana selaku Ketua DPD PPNI Jakarta Barat, mewakili Ketua DPD PPNI se Jakarta, menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan kepada anggota perawat yang saat ini sedang menjalankan tugas kemanusian.
“Ini bentuk suatu kehadiran, dimana DPW juga memberikan suatu perhatian kepada teman-teman yang ada di pelayanan khususnya. Walaupun secara kebutuhan, kita tidak bisa memenuhi secara menyeluruh, namun ini adalah bentuk perhatian kita terhadap anggota yang ada di Jakarta,”ujarnya.
“Harapannya, teman-teman bisa menggunakan ini dengan sebaik-sebaiknya dan bisa terus menjaga diri untuk tetap melanjutkan perjuangan melawan Covid-19,” tutup Indra Jaya Permana. (IR)
Berjenjang, Bantuan APD DPP PPNI Ke Tingkat DPD DKI Jakarta
Infokom DPP PPNI - Kepedulian Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap keselamatan dan keamananan bagi anggota perawat yang sedang menjalankan tugas dalam penanganan pandemi Covid-19 terus berkesinambungan.
Langkah nyata dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) dengan memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) kepada 34 Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI di seluruh Indonesia. Selanjutnya, APD tersebut oleh DPW didistribusikan secara berjenjang ke tingkat DPD (daerah) hingga tingkat DPK (komisariat) untuk dilanjutkan kepada anggota yang paling membutuhkannya.
Disamping itu, DPP PPNI juga membuat kebijakan untuk membuat Satuan Tugas Covid-19 di masing-masing tingkat DPW PPNI di seluruh Indonesia, demi mempercepat penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19.
Kebijakan pembentukan Satuan Tugas Covid-19 di masing-masing tingkat DPW PPNI di seluruh Indonesia, dimaksudkan sebagai bukti konkrit partisipasi PPNI dalam mempercepat penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19.
Dalam hal ini, DPW PPNI DKI Jakarta memberikan bantuan langsung APD kepada DPD PPNI yang terdampak akibat pandemi Covid-19 di Kantor Sekretariat DPW PPNI Jakarta.
Jajang Rahmat Solihin selaku Ketua DPW PPNI DKI Jakarta memberikan bantuan tersebut yang diterima langsung oleh Iwan (Ketua DPD PPNI Jakarta Selatan), Nana Supriyatna (Ketua DPD PPNI Jakarta Pusat), Indra Jaya Permana (Ketua DPD PPNI Jakarta Barat), Muzamil (Ketua DPD PPNI Jakarta Timur) dan Rizki Pebrian Pratama (Sekretaris DPD PPNI Jakarta Utara).
“Hari ini DPW PPNI DKI Jakarta sedang melakukan pembagian bantuan dari DPP PPNI, ditambah dengan memberikan atau menyalurkan dari DPW PPNI Jakarta juga, serta ada dari perusahaan yang sudah berdonasi ke kami, untuk disalurkan kepada perawat di Jakarta,” terang Jajang Rahmat di Grha Perawat Jakarta, Sabtu (18/4/2020).
Ketua DPW PPNI DKI Jakarta ini mengatakan bahwa penyaluran bantuan ditujukan kepada perawat melalui DPD PPNI se-Jakarta, yaitu di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan. Isi bantuan berupa Cover all APD, termasuk masker bedah, karena kesulitan untuk mendapatkan masker N95 dan juga sepatu boots.
“Diberikan pula bantuan uang duka bagi perawat yang meninggal, kami dari DPW memberikan sedikit bantuan uang duka sebesar Rp. 1 juta. Bagi perawat yang positif melalui Swab, kita memberikan bantuan sebesar Rp. 500 ribu. Semua kami distribusikan melalui DPD nya masing-masing, kemudian dari DPD yang akan segera menyerahkan kepada anggotanya,” jelas Jajang Rahmat.
“Kami sebenarnya memberikan bantuan ini tidak banyak, karena kapasitas keuangan kami tidak banyak di PPNI, tapi ini adalah bukti kehadiran PPNI di tengah-tengah teman-teman perawat. Kami juga sedang berjuang untuk meminta bantuan juga kepada donatur yang akan menitipkan bantuannya kepada PPNI,” sambungnya.
Diungkapkannya, Jajang Rahmat berharap agar wabah ini segera berakhir, tentunya hingga hari ini tenaga perawat selalu dan tetap memberikan pelayanan keperawatan bagi yang terpapar Covid-19.
Disamping itu, ada hal-hal penting yang menjadi prioritas bagi tenaga perawat untuk dipenuhi oleh pihak terkait, termasuk tenaga perawat sendiri dan keterlibatan masyarakat juga.
“Tentu saja, pertama, ketersediaan alat pelindung diri bagi perawat, itu harus dicukupi oleh pemerintah, sehingga perawat itu berjuang sudah punya alat untuk berjuangnya. Kedua, kami juga berharap teman-teman di lapangan tetap semangat, kemudian jangan lupa SOP dipatuhi dan kepatuhan penggunaan APD, sehingga tidak ada lagi korban dari perawat atau tenaga kesehatan lain yang berjatuhan karena Covid ini,” sebut Jajang Rahmat.
“Yang ketiga, kami berharap kepada masyarakat juga untuk bekerjasama menuruti semua himbauan pemerintah. Pada saat ini untuk berada di rumah saja, cuci tangan pakai sabun, selalu pakai masker baik itu keluar rumah, kalaupun memang dibutuhkan untuk keluar rumah, kemudian menjaga kesehatan. Hal ini yang penting, karena kuncinya ada di masyarakat, supaya tidak tertular banyak dan akhirnya tidak ada yang datang ke fasilitas kesehatan dengan jumlah banyak,” ucapnya.
“Kemudian yang keempat, kami berharap agar tidak ada lagi stigma negatif terhadap petugas kesehatan, karena kita sedang dalam berjuang di Covid-19 ini. Kita sudah pakai protap yang cukup sesuai dengan protokol yang ada. Mudah-mudahan dengan hal ini, memberikan gambaran terhadap masyarakat bahwa perawat juga atau nakes yang lain perlu dukungan, baik itu terhadap orangnya atau bila ada yang meninggal, tetap menerima juga jenazahnya,” tuturnya.
“Yang terakhir, perlunya dukungan pemerintah disaat penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), yang perlu kami sampaikan kesulitan masalah transportasi, tetapi DKI Jakarta sudah dibantu oleh pemerintah daerah dengan Transjakarta dan Dinas Perhubungan dengan menggunakan fasilitas Commuter Line yang agak sulit, karena terbatasnya jumlah kereta tersebut dan jam operasionalnya, sehingga ini sangat mengganggu,” kata Jajang Rahmat.
Disamping itu, dirinya juga berkesempatan menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah, yang sudah memberikan insentif terhadap tenaga kesehatan khususnya perawat, serta terhadap manajemen rumah sakit pemerintah yang memberikan mess bagi teman-teman yang bekerja di rumah sakit tersebut.
Namun menurut Jajang Rahmat, masih ada satu permasalahan lagi yang perlu diatasi, jika ada tenaga kesehatan dinyatakan positif Covid-19 tapi tidak ada gejalanya, sebaiknya dimana mereka harus tinggal untuk menjalani isolasi. Apakah mungkin harus disediakan juga tempat tinggal atau karantina bagi tenaga kesehatan yang positif tersebut.
Jajang Rahmat juga memberikan contoh penanganan permasalahan seperti itu di Provinsi Jawa Tengah, dimana pada saat tenaga kesehatan atau ada pegawai rumah sakit dinyatakan positif, mereka disediakan oleh pemerintah daerahnya berupa tempat karantina tersendiri di luar tempat tinggalnya.
“Mereka dipisahkan dari rumah tapi memang dikarantina yang disediakan oleh pemerintah daerah, hal itu menjadi harapan bagi kami juga, karena pada saat Dia (perawat) di Jakarta positif, tidak mungkin dikarantina di rumah, karena di rumah masih ada keluarganya (anak dan suami atau isterinya),” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Indra Jaya Permana selaku Ketua DPD PPNI Jakarta Barat, mewakili Ketua DPD PPNI se Jakarta, menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan kepada anggota perawat yang saat ini sedang menjalankan tugas kemanusian.
“Ini bentuk suatu kehadiran, dimana DPW juga memberikan suatu perhatian kepada teman-teman yang ada di pelayanan khususnya. Walaupun secara kebutuhan, kita tidak bisa memenuhi secara menyeluruh, namun ini adalah bentuk perhatian kita terhadap anggota yang ada di Jakarta,”ujarnya.
“Harapannya, teman-teman bisa menggunakan ini dengan sebaik-sebaiknya dan bisa terus menjaga diri untuk tetap melanjutkan perjuangan melawan Covid-19,” tutup Indra Jaya Permana. (IR)