DPP PPNI Sukses Gelar 2nd ICINNA & Akan Berlanjut <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p style="text-align: justify;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Infokom DPP PPNI - Berkat dukungan dari berbagai pihak, pelaksanaan 2nd ICINNA (International Conference of Indonesian National Nurses Association) telah berlangsung dan berakhir dengan baik. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Pada hari kedua penyelenggaraan, Minggu (15/9/2019) panitia pelaksana menghadirkan narasumber berkompeten dan menyampaikan materi terbaiknya yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Keynote Speaker Dr. Sung Rae Shin asal Korea (International Council of Nurses), sebagai Pimpinan ketiga Persatuan Perawat Dunia, dengan materi Updates on ICN’s Work, Health Care, and Nursing Issues Globally (update program kerja ICN, pelayanan kesehatan dan masalah keperawatan global). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Dilanjutkan dengan penampilan Dr. Kalsum Komaryani, MPPM (Indonesia) selaku Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Kemenkes RI dengan materi The Impelementation of Budgeting in Nurse Care Service (implementasi penganggaran dalam pelayanan keperawatan). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Akemi Yamagishi, RN,CNS,PhD (Keio University, Japan) materi The Role of Japanese Nurses in the Rural Community in Japan (peran perawat Jepang dalam komunitas pedesaan di Jepang).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Asst. Prof.Dr. Sang-arun Isaramalai (Prince of Songkla University, Thailand) materi The Role of Thailand Nurses in the Rural Community in Thailand.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Sementara materi Best Practice of One Village One Nurse (penerapan praktik satu perawat satu desa) disampaikan Heriyanto, SKM (Indonesia) sebagai Ketua DPW PPNI Sulawesi Tenggara.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Sebelum acara penutupan, kegiatan Oral Presentation yang berasal dari peserta terus berlangsung, hingga ditentukannya pemenang sebagai penampilan terbaik.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">“Atas nama PPNI, saya memberikan apresiasi terhadap seluruh para pembicara dan speaker, baik itu oral presentation maupun pada seminar, khususnya kepada Presiden ICN yang representative memberikan kesan baik sekali kepada kita,” ucap Harif Fadhillah, SKp,SH,MH,M.Kep disaat penutupan kegiatan kedua ICINNA di Hotel Pullman Central Park Jakarta, Minggu (15/9/2019). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Sebagai Ketua Umum DPP PPNI, dikesempatan ini memberikan apresiasi terutama kepada panitia pelaksana yang merupakan wadah PPNI untuk menyelenggarakan acara kegiatan ini yang menjadi agenda tahunan PPNI. Sekaligus berpesan untuk tetap konsisten dan memberitahukan hasil kegiatan ini kepada dirinya untuk dilaporkan kepada International Council of Nurses (ICN). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">“Saya harus melaporkan kegiatan ini kepada ICN untuk dapat diberitakan sebagai sebuah rangkaian kegiatan ICN yang berada di berbagai negara,” katanya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Selain itu, Harif Fadhillah mengungkapkan dari hasil pembicaraannya dengan para pembicara yang berasal dari dalam dan luar negeri selama dua hari pelaksanaan ini, berkesempatan melakukan sharing dari satu instansi dengan instansi lain bahkan dari negara lain.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">“Contohnya banyak sekali kita belajar komparasi atau perbandingan terkait dengan konsil, terkait dengan organisasi profesi yang rasanya kita memang harus mempertimbangkan dan memperjuangkan apa yang telah didapat, serta kita ini juga dapat mengetahui atau melihat bagaimana perkembangan keperawatan diberbagai negara,” tegas Harif Fadhillah. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">“Saya ambil contoh, jika kita bicara dengan konsil saja, kalau di Korea, menurut wakil tiga ICN, dikatakannya bahwa di Korea, tidak ada Undang-Undang Keperawatan, jadi disana tidak punya Konsil, tetapi di seluruh pengembangan profesi itu ada pada Korea Nursing Association (KNA),” jelasnya lagi. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Ditambahkannya, Bahkan KNA itu mempunyai tugas penting yang diberikan oleh negaranya untuk melakukan akreditasi institusi pendidikan, pengembangan standar keperawatan, pengembangan registrasi, juga memberikan rekomendasi untuk lisensi, pendidikan kelanjutan keperawatan, termasuk pengkawalan etik, jadi semua mereka kerjakan dan berikan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Sementara di Thailand, dikatakannya pula, bahwa mereka iri dengan keberadaan PPNI dalam satu aspek, kalau di Thailand tidak banyak kegiatannya, dikarenakan seluruh fungsinya diambil alih Konsil, mulai dari registrasi, sertifikasi, standarisasi dan seluruh standar dikembangkan konsil. Untuk <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pendidikan berkelanjutan bahkan sampai pengkawalan etik, mereka tidak punya MKEK seperti yang ada di PPNI, jadi semua yang menyangkut keorganisasian profesinya seluruhnya diambil konsil. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">“Saya terangkan kepada mereka, tentang bagaimana Indonesia punya hubungan antara konsil dengan organisasi profesi. Saya pikir, kita berada diantara kedua negara tersebut, ada compromisenya di dalam regulasi kita,” terangnya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Dikatakannnya pula, adanya separasi of power atau pemisahan wewenang antara PPNI dengan Konsil Keperawatan. Persoalan konsil di Indonesia ini adanya pemisahan, dengan berbagi kewenangan, jadi untuk registrasi itu konsil, mendisiplinkan perawat itu konsil, mengembangkan standar bersama-sama organisasi profesi, dan itu tugas utama konsil.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Lanjutnya, sementara tugas utama organisasi profesi PPNI di dalam undang-undang yaitu : Pertama, meningkatkan dan mempertahankan kompetensi, implinsit sebenarnya sertifikasi. Kedua, melakukan pembinaan etika, dan Ketiga, melakukan penyelenggaran pendidikan keperawatan non formal atau berkelanjutan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">“ Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih telah mengikuti 2nd ICINNA, tentunya saya yakin dan percaya akan banyak manfaatnya dari kegiatan ini bagi kita semua. Saya berharap kita dapat bertemu kembali di tahun yang akan datang dengan penyelenggaraan yang lebih baik lagi,” tutupnya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Kesuksesan penyelenggaraan seminar internasional mendapat dukungan dari Pengurus DPP PPNI, pihak panitia pelaksana yang telah bekerja semaksimal mungkin dan bantuan dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta. (IR) </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p> </p> </p>

DPP PPNI Sukses Gelar 2nd ICINNA & Akan Berlanjut

 

Infokom DPP PPNI - Berkat dukungan dari berbagai pihak, pelaksanaan 2nd ICINNA (International Conference of Indonesian National Nurses Association) telah berlangsung dan berakhir dengan baik.

Pada hari kedua penyelenggaraan, Minggu (15/9/2019) panitia pelaksana menghadirkan narasumber berkompeten dan menyampaikan materi terbaiknya yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri.

Keynote Speaker Dr. Sung Rae Shin asal Korea (International Council of Nurses), sebagai Pimpinan ketiga Persatuan Perawat Dunia, dengan materi Updates on ICN’s Work, Health Care, and Nursing Issues Globally (update program kerja ICN, pelayanan kesehatan dan masalah keperawatan global).

Dilanjutkan dengan penampilan Dr. Kalsum Komaryani, MPPM (Indonesia) selaku Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Kemenkes RI dengan materi The Impelementation of Budgeting in Nurse Care Service (implementasi penganggaran dalam pelayanan keperawatan).

Akemi Yamagishi, RN,CNS,PhD (Keio University, Japan) materi The Role of Japanese Nurses in the Rural Community in Japan (peran perawat Jepang dalam komunitas pedesaan di Jepang).

Asst. Prof.Dr. Sang-arun Isaramalai (Prince of Songkla University, Thailand) materi The Role of Thailand Nurses in the Rural Community in Thailand.

Sementara materi Best Practice of One Village One Nurse (penerapan praktik satu perawat satu desa) disampaikan Heriyanto, SKM (Indonesia) sebagai Ketua DPW PPNI Sulawesi Tenggara.

Sebelum acara penutupan, kegiatan Oral Presentation yang berasal dari peserta terus berlangsung, hingga ditentukannya pemenang sebagai penampilan terbaik.

“Atas nama PPNI, saya memberikan apresiasi terhadap seluruh para pembicara dan speaker, baik itu oral presentation maupun pada seminar, khususnya kepada Presiden ICN yang representative memberikan kesan baik sekali kepada kita,” ucap Harif Fadhillah, SKp,SH,MH,M.Kep disaat penutupan kegiatan kedua ICINNA di Hotel Pullman Central Park Jakarta, Minggu (15/9/2019).

Sebagai Ketua Umum DPP PPNI, dikesempatan ini memberikan apresiasi terutama kepada panitia pelaksana yang merupakan wadah PPNI untuk menyelenggarakan acara kegiatan ini yang menjadi agenda tahunan PPNI. Sekaligus berpesan untuk tetap konsisten dan memberitahukan hasil kegiatan ini kepada dirinya untuk dilaporkan kepada International Council of Nurses (ICN).

“Saya harus melaporkan kegiatan ini kepada ICN untuk dapat diberitakan sebagai sebuah rangkaian kegiatan ICN yang berada di berbagai negara,” katanya.

Selain itu, Harif Fadhillah mengungkapkan dari hasil pembicaraannya dengan para pembicara yang berasal dari dalam dan luar negeri selama dua hari pelaksanaan ini, berkesempatan melakukan sharing dari satu instansi dengan instansi lain bahkan dari negara lain.

“Contohnya banyak sekali kita belajar komparasi atau perbandingan terkait dengan konsil, terkait dengan organisasi profesi yang rasanya kita memang harus mempertimbangkan dan memperjuangkan apa yang telah didapat, serta kita ini juga dapat mengetahui atau melihat bagaimana perkembangan keperawatan diberbagai negara,” tegas Harif Fadhillah.  

“Saya ambil contoh, jika kita bicara dengan konsil saja, kalau di Korea, menurut wakil tiga ICN, dikatakannya bahwa di Korea, tidak ada Undang-Undang Keperawatan, jadi disana tidak punya Konsil, tetapi di seluruh pengembangan profesi itu ada pada Korea Nursing Association (KNA),” jelasnya lagi.  

Ditambahkannya, Bahkan KNA itu mempunyai tugas penting yang diberikan oleh negaranya untuk melakukan akreditasi institusi pendidikan, pengembangan standar keperawatan, pengembangan registrasi, juga memberikan rekomendasi untuk lisensi, pendidikan kelanjutan keperawatan, termasuk pengkawalan etik, jadi semua mereka kerjakan dan berikan.

Sementara di Thailand, dikatakannya pula, bahwa mereka iri dengan keberadaan PPNI dalam satu aspek, kalau di Thailand tidak banyak kegiatannya, dikarenakan seluruh fungsinya diambil alih Konsil, mulai dari registrasi, sertifikasi, standarisasi dan seluruh standar dikembangkan konsil. Untuk  pendidikan berkelanjutan bahkan sampai pengkawalan etik, mereka tidak punya MKEK seperti yang ada di PPNI, jadi semua yang menyangkut keorganisasian profesinya seluruhnya diambil konsil. 

“Saya terangkan kepada mereka, tentang bagaimana Indonesia punya hubungan antara konsil dengan organisasi profesi. Saya pikir, kita berada diantara kedua negara tersebut, ada compromisenya di dalam regulasi kita,” terangnya.   

Dikatakannnya pula, adanya separasi of power atau pemisahan wewenang antara PPNI dengan Konsil Keperawatan. Persoalan konsil di Indonesia ini adanya pemisahan, dengan berbagi kewenangan, jadi untuk registrasi itu konsil, mendisiplinkan perawat itu konsil, mengembangkan standar bersama-sama organisasi profesi, dan itu tugas utama konsil.

Lanjutnya, sementara tugas utama organisasi profesi PPNI di dalam undang-undang yaitu : Pertama, meningkatkan dan mempertahankan kompetensi, implinsit sebenarnya sertifikasi. Kedua, melakukan pembinaan etika, dan Ketiga, melakukan penyelenggaran pendidikan keperawatan non formal atau berkelanjutan.

“ Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih telah mengikuti 2nd ICINNA, tentunya saya yakin dan percaya akan banyak manfaatnya dari kegiatan ini bagi kita semua. Saya berharap kita dapat bertemu kembali di tahun yang akan datang dengan penyelenggaraan yang lebih baik lagi,” tutupnya.

Kesuksesan penyelenggaraan seminar internasional mendapat dukungan dari Pengurus DPP PPNI, pihak panitia pelaksana yang telah bekerja semaksimal mungkin dan bantuan dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta. (IR)