Infokom DPP PPNI - Program unggulan yang dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) diharapkan mendapat dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah serta pihak terkait lainnya.
Berbagai kebijakan yang dibuat ataupun akan dirancang oleh pihak terkait dapat menguntungkan bagi perawat itu sendiri selain organisasi profesi yang menaunginya.
Sehubungan penerapan program unggulan “satu perawat satu desa” yang digagas oleh DPW PPNI Sulawesi Tenggara sebagai bentuk eksistensi pengurus peduli kepada perawat dan masyarakat sekitarnya, sekaligus menyelaraskan program pemerintah yang sedang berjalan.
“Setelah kami pelajari proposalnya "One Village, One Nurse" ini program yang bagus. Memang di desa itu, kami butuh tenaga-tenaga kesehatan disana, apalagi para perawat sudah berkumpul sebagai tenaga profesional dari program yang sudah berjalan,” ungkap Dr.Ir. Conrad Hendrarto, M.Sc, memberikan pernyataannya, usai menjadi keynote speaker pada kegiatan 2nd ICINNA (International Conference of Indonesian National Nurses Association) di Pullman Central Park Jakarta, Sabtu (14/7/2019).
Sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Wilayah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi RI menjelaskan bahwa pemaparan berkaitan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) itu sudah bagus disaat penjelasannya pada acara seminar ini, tapi disana dapat dilihat masih adanya terjadi kesenjangan antara Indonesia Barat dengan Timur. Masalahnya adalah di Indonesia Timur, kurang SDM khususnya tenaga-tenaga medis termasuk tenaga-tenaga perawat.
“Kalau setiap desa punya perawat, perawat-perawat ini bisa sebagai penyambung masyarakat desa, tentu dilatih lagi, agar mereka dapat langsung masuk ke desa, langsung masuk ke masyarakat karena perawat tersebut mengenal masyarakatnya,” jelasnya.
Diungkapkannya, bahwa SDM di pedesaan tidak sebagus di kota, maka diperlukan perawat ini sebagai penyuluh. Mereka dapat membuat pelatihan-pelatihan, membentuk kader-kader desa dibidang kesehatan. Jadi nanti ada 1 desa 1 perawat dan mereka membentuk kader-kader, jadi disetiap desa mempunyai kader-kader dari 1 perawat ini, seperti ini merupakan program yang luar biasa sekali.
“Dukungan dari Kementerian Desa, dengan cara melakukan pembentukan kader. Kita kumpulkan karang taruna, ibu-ibu di desa itu. Kita latih dengan tenaga perawat. Tentunya kita perlu juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, mungkin perlu juga dokter untuk melatihnya,” terangnya pula.
Conrad Hendrarto menyarankan agar Ketua Umum DPP PPNI dapat bertemu dengan Dirjen Pembangunan Desa, Kemendes RI, bagaimana kalau membuat MOU dulu dengan Pak Menteri dan membuat kerjasama dengan Dirjen-Dirjen yang terkait, jadi kegiatan-kegiatan dapat dilakukan bersama antara Kementerian Desa dengan PPNI.
“Suatu potensi yang besar sekali untuk kesejahteraan desa, selama ini kami bekerja untuk ekonomi-ekonomi, itu juga bagus, tapi dari segi kesehatan juga perlu sekali dan luar biasa sekali programnya,” tutupnya. (IR)
Kemendes RI Dukung & Kagum Program Satu Perawat Satu Desa
Infokom DPP PPNI - Program unggulan yang dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) diharapkan mendapat dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah serta pihak terkait lainnya.
Berbagai kebijakan yang dibuat ataupun akan dirancang oleh pihak terkait dapat menguntungkan bagi perawat itu sendiri selain organisasi profesi yang menaunginya.
Sehubungan penerapan program unggulan “satu perawat satu desa” yang digagas oleh DPW PPNI Sulawesi Tenggara sebagai bentuk eksistensi pengurus peduli kepada perawat dan masyarakat sekitarnya, sekaligus menyelaraskan program pemerintah yang sedang berjalan.
“Setelah kami pelajari proposalnya "One Village, One Nurse" ini program yang bagus. Memang di desa itu, kami butuh tenaga-tenaga kesehatan disana, apalagi para perawat sudah berkumpul sebagai tenaga profesional dari program yang sudah berjalan,” ungkap Dr.Ir. Conrad Hendrarto, M.Sc, memberikan pernyataannya, usai menjadi keynote speaker pada kegiatan 2nd ICINNA (International Conference of Indonesian National Nurses Association) di Pullman Central Park Jakarta, Sabtu (14/7/2019).
Sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Wilayah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi RI menjelaskan bahwa pemaparan berkaitan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) itu sudah bagus disaat penjelasannya pada acara seminar ini, tapi disana dapat dilihat masih adanya terjadi kesenjangan antara Indonesia Barat dengan Timur. Masalahnya adalah di Indonesia Timur, kurang SDM khususnya tenaga-tenaga medis termasuk tenaga-tenaga perawat.
“Kalau setiap desa punya perawat, perawat-perawat ini bisa sebagai penyambung masyarakat desa, tentu dilatih lagi, agar mereka dapat langsung masuk ke desa, langsung masuk ke masyarakat karena perawat tersebut mengenal masyarakatnya,” jelasnya.
Diungkapkannya, bahwa SDM di pedesaan tidak sebagus di kota, maka diperlukan perawat ini sebagai penyuluh. Mereka dapat membuat pelatihan-pelatihan, membentuk kader-kader desa dibidang kesehatan. Jadi nanti ada 1 desa 1 perawat dan mereka membentuk kader-kader, jadi disetiap desa mempunyai kader-kader dari 1 perawat ini, seperti ini merupakan program yang luar biasa sekali.
“Dukungan dari Kementerian Desa, dengan cara melakukan pembentukan kader. Kita kumpulkan karang taruna, ibu-ibu di desa itu. Kita latih dengan tenaga perawat. Tentunya kita perlu juga bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, mungkin perlu juga dokter untuk melatihnya,” terangnya pula.
Conrad Hendrarto menyarankan agar Ketua Umum DPP PPNI dapat bertemu dengan Dirjen Pembangunan Desa, Kemendes RI, bagaimana kalau membuat MOU dulu dengan Pak Menteri dan membuat kerjasama dengan Dirjen-Dirjen yang terkait, jadi kegiatan-kegiatan dapat dilakukan bersama antara Kementerian Desa dengan PPNI.
“Suatu potensi yang besar sekali untuk kesejahteraan desa, selama ini kami bekerja untuk ekonomi-ekonomi, itu juga bagus, tapi dari segi kesehatan juga perlu sekali dan luar biasa sekali programnya,” tutupnya. (IR)