Infokom DPP PPNI - Tradisi kegiatan halal bihalal yang dilakukan di tanah air Indonesia sudah menjadi kebiasaan pada umumnya dan digelar setelah pelaksanaan Idul fitri.
Untuk mempererat tali silaturahmi, maka keluarga besar Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengadakan Halal Bihalal di Graha PPNI.
Dalam acara halal bihalal ini dihadiri Dewan Pertimbangan DPP PPNI, Profesor ilmu Keperawatan, Perwakilan Organisasi Profesi Kesehatan, Himpunan/Ikatan Keperawatan, MKEK, Unsur Pemerintah, TNI, Kepolisian, Bank BNI, Perwakilan DPW, DPD PPNI, dan para undangan lainnya.
“Syukur alhamdulillah kita diberi nikmat waktu luang sehingga kita bisa hadir disini dengan tidak kurang satu apapun dalam melaksanakan satu kegiatan yang sudah umum dilaksanakan diberbagai tempat, diberbagai komponen masyarakat yaitu halal bihalal,” ucap Harif Fadhillah saat memberikan sambutannya di Graha PPNI, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Sabtu (22/6/2019).
Ketua Umum DPP PPNI ini mengatakan, berdasarkan laporan dari panitia penyelenggara bahwa rangkaian acara ini sangat sederhana, jadi hanya sambutan tunggal, tetapi selanjutnya, akan dilakukan satu kegiatan keakraban sehingga berkaitan dengan tema halal bihalal itu sendiri.
“Saya bukan ustadz, tapi saya mencoba untuk menyampaikan tentang halal bihalal. Makna pertama adalah kalau dilihat dari kata itu “Halal” berasal dari bahasa Arab “Halali binhalalu”sehingga sering disebutkan dengan Halal bihalal,” terang Harif.
Harif Fadhillah menerangkan bahwa istilah halal bihalal sampai saat ini masih sangat terbuka luas untuk ditafsirkan, dikarenakan istilah ini diambil dari bahasa bukan kaitannya dengan satu konteks peribadatan. Oleh karena itu pada hari ini, dapat menafsirkan makna halal bihalal itu dalam konteks ber-PPNI.
“Kalau dari sisi bahasa halal itu adalah baik, maka kalau halal bihalal itu baik bertemu baik, diharapkan kita pada hari ini dan seterusnya, setelah bertemu adalah bertemunya kebaikan dengan kebaikan, yang mana kebaikan secara menyeluruh baik itu secara harfiah maupun secara bathiniah untuk bisa kita laksanakan secara terus menerus dalam kita berhubungan sesama manusia,” katanya.
Diterangkannya, salah satu pengertian dari halal bihalal yaitu baik bertemu baik. Harif meyakini dan percaya adanya kehadirin disini dan selanjutnya, dengan adanya saling bertemu pasti ada niat kebaikan selalu dalam hati dan kebaikan hati yang lain untuk saling bertemu dan membuahkan sesuatu yang bermanfaat.
“Makna kedua adalah dari sisi suasana halal bihalal. Pada umumnya halal bihalal itu adalah dimaknai dengan sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang nyaman, sesuatu yang indah oleh karenanya. Mari hari ini kita memaknai halal bihalal itu, bahwa setelah kita bertemu ini selalu menyenangkan, selalu menumbuhkan keindahan, selalu menumbuhkan kenyamanan dalam kita berinteraksi sesama manusia,” jelas Harif Fadhillah.
Dikatakannya, makna yang ketiga, bila dilihat halal bihalal ini dari sisi rangkaian acara, halal bihalal itu berada di puncak setelah bulan suci Ramadhan, jadi Idul Firi dan halal bihalal yang ujungnya adalah saling maaf memaafkan.
“Oleh karenanya dalam kesempatan hari ini, marilah kita saling maaf memaafkan dan tentu saja secara pribadi, saya Harif Fadhillah dan keluarga, serta atas nama pengurus DPP PPNI mengucapkan permohonan maaf kepada bapak, ibu dan hadirin atas tutur kata, perilaku, sikap dan tingkah laku yang kurang menyenangkan dihat dan mohon dibuang jauh-jauh,” harapnya.
Lanjutnya, terakhir dari pengertian halal bihalal ini perlu diartikan secara luas, maka silaturahim ini juga bermakna tersendiri daripada komunitas yang selalu sering bertemu, sering berinteraksi, jadi silaturahim ini merupakan inti dari hubungan interpersonal.
“Makna silaturahim dalam konteks halal bihalal ini mempunyai makna, yaitu menimbulkan rasa keserasian dan harmonisasi dalam hubungan sesama. Jadi inilah yang kita maknai silaturahim dalam konteks berinteraksi sesama manusia,” tegasnya.
“Mari kita bangun bersama-sama melalui PPNI dengan baik, maka siapapun yang jadi pemimpinnya, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan baik, sehingga makna dari silaturahim ini dapat mengena pada kita semua dan jangan sampai membuahkan bekas karena perbedaan-perbedaan pilihan politik sebelumnya,” ujarnya.
Ketum DPP PPNI ini juga dalam berkesempatan sambutanya, menyampaikan update beberapa hal terkait dengan PPNI hingga saat ini. Diungkapkannya, bahwa pandangan negara-negara lain cukup baik terhadap perkembangan dan peran aktif PPNI di Indonesia yang dapat diketahui secara luas saat pelaksanaan Seminar Keperawatan Internasional yang diikutinya di beberapa waktu yang lalu.
Berkaitan dengan UU Keperawatan no 38 tahun 2014, peran DPP PPNI telah dijelaskannya, bahwa hingga saat ini sudah berusaha semaksimal mungkin dan tetap konsisten untuk memperjuangkan keberadaan Konsil Keperawatan.
Dijelaskannya juga, adanya implementasi dari UU tentang keperawatan tersebut, yang mana memerlukan peraturan pelaksanaan yang berbentuk peraturan pemerintah, peraturan Menteri Kesehatan. Dalam satu tahun terakhir, bersama-sama Menteri Kesehatan dalam satu tim yaitu merumuskan peraturan Menteri Kesehatan yang ada 7 peraturan Menkes yang dijadikan satu PerMen, namanya Peraturan Menteri Kesehatan tentang pelaksanaan undang-undang no.38.
Dikatakannya, prosesnya hari ini sudah lewat dari harmonisasi oleh Kemenkumham, sekarang sudah ada dimeja Menkes, setelah itu di Kemenkumhan lagi untuk diundangkan, dan selanjutnya itu akan diimplementasikan.
Selain itu, PPNI telah berkonsultasi dengan Kemenristekdikti dan pihak terkait mengenai upaya untuk meningkatkan Pendidikan Keperawatan Indonesia, termasuk juga dengan Standar Nasional Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang harus penting mendapatkan pengesahan dari Kemenkes RI.
Dalam rangkaian acara, dikesempatan yang baik ini sesepuh, tokoh keperawatan, Ketua, Sekretaris, Bendahara DPP PPNI dan para undangan yang hadir melakukan salam salaman bersama untuk saling memaafkan.
Kegiatan halal bihalal ini cukup sederhana, dengan diawali pembacaan ayat suci alquran, sambutan, doa penutup, bersalaman dan diakhiri hiburan organ tunggal.
Usai acara kegiatan halal bilahal, DPP PPNI telah menjadwalkan kegiatan rapat pleno yang diikuti oleh para pengurus DPP PPNI. (IR)
Halal Bihalal Tingkat DPP PPNI : Sederhana & Penuh Makna
Infokom DPP PPNI - Tradisi kegiatan halal bihalal yang dilakukan di tanah air Indonesia sudah menjadi kebiasaan pada umumnya dan digelar setelah pelaksanaan Idul fitri.
Untuk mempererat tali silaturahmi, maka keluarga besar Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengadakan Halal Bihalal di Graha PPNI.
Dalam acara halal bihalal ini dihadiri Dewan Pertimbangan DPP PPNI, Profesor ilmu Keperawatan, Perwakilan Organisasi Profesi Kesehatan, Himpunan/Ikatan Keperawatan, MKEK, Unsur Pemerintah, TNI, Kepolisian, Bank BNI, Perwakilan DPW, DPD PPNI, dan para undangan lainnya.
“Syukur alhamdulillah kita diberi nikmat waktu luang sehingga kita bisa hadir disini dengan tidak kurang satu apapun dalam melaksanakan satu kegiatan yang sudah umum dilaksanakan diberbagai tempat, diberbagai komponen masyarakat yaitu halal bihalal,” ucap Harif Fadhillah saat memberikan sambutannya di Graha PPNI, Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Sabtu (22/6/2019).
Ketua Umum DPP PPNI ini mengatakan, berdasarkan laporan dari panitia penyelenggara bahwa rangkaian acara ini sangat sederhana, jadi hanya sambutan tunggal, tetapi selanjutnya, akan dilakukan satu kegiatan keakraban sehingga berkaitan dengan tema halal bihalal itu sendiri.
“Saya bukan ustadz, tapi saya mencoba untuk menyampaikan tentang halal bihalal. Makna pertama adalah kalau dilihat dari kata itu “Halal” berasal dari bahasa Arab “Halali binhalalu”sehingga sering disebutkan dengan Halal bihalal,” terang Harif.
Harif Fadhillah menerangkan bahwa istilah halal bihalal sampai saat ini masih sangat terbuka luas untuk ditafsirkan, dikarenakan istilah ini diambil dari bahasa bukan kaitannya dengan satu konteks peribadatan. Oleh karena itu pada hari ini, dapat menafsirkan makna halal bihalal itu dalam konteks ber-PPNI.
“Kalau dari sisi bahasa halal itu adalah baik, maka kalau halal bihalal itu baik bertemu baik, diharapkan kita pada hari ini dan seterusnya, setelah bertemu adalah bertemunya kebaikan dengan kebaikan, yang mana kebaikan secara menyeluruh baik itu secara harfiah maupun secara bathiniah untuk bisa kita laksanakan secara terus menerus dalam kita berhubungan sesama manusia,” katanya.
Diterangkannya, salah satu pengertian dari halal bihalal yaitu baik bertemu baik. Harif meyakini dan percaya adanya kehadirin disini dan selanjutnya, dengan adanya saling bertemu pasti ada niat kebaikan selalu dalam hati dan kebaikan hati yang lain untuk saling bertemu dan membuahkan sesuatu yang bermanfaat.
“Makna kedua adalah dari sisi suasana halal bihalal. Pada umumnya halal bihalal itu adalah dimaknai dengan sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang nyaman, sesuatu yang indah oleh karenanya. Mari hari ini kita memaknai halal bihalal itu, bahwa setelah kita bertemu ini selalu menyenangkan, selalu menumbuhkan keindahan, selalu menumbuhkan kenyamanan dalam kita berinteraksi sesama manusia,” jelas Harif Fadhillah.
Dikatakannya, makna yang ketiga, bila dilihat halal bihalal ini dari sisi rangkaian acara, halal bihalal itu berada di puncak setelah bulan suci Ramadhan, jadi Idul Firi dan halal bihalal yang ujungnya adalah saling maaf memaafkan.
“Oleh karenanya dalam kesempatan hari ini, marilah kita saling maaf memaafkan dan tentu saja secara pribadi, saya Harif Fadhillah dan keluarga, serta atas nama pengurus DPP PPNI mengucapkan permohonan maaf kepada bapak, ibu dan hadirin atas tutur kata, perilaku, sikap dan tingkah laku yang kurang menyenangkan dihat dan mohon dibuang jauh-jauh,” harapnya.
Lanjutnya, terakhir dari pengertian halal bihalal ini perlu diartikan secara luas, maka silaturahim ini juga bermakna tersendiri daripada komunitas yang selalu sering bertemu, sering berinteraksi, jadi silaturahim ini merupakan inti dari hubungan interpersonal.
“Makna silaturahim dalam konteks halal bihalal ini mempunyai makna, yaitu menimbulkan rasa keserasian dan harmonisasi dalam hubungan sesama. Jadi inilah yang kita maknai silaturahim dalam konteks berinteraksi sesama manusia,” tegasnya.
“Mari kita bangun bersama-sama melalui PPNI dengan baik, maka siapapun yang jadi pemimpinnya, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan baik, sehingga makna dari silaturahim ini dapat mengena pada kita semua dan jangan sampai membuahkan bekas karena perbedaan-perbedaan pilihan politik sebelumnya,” ujarnya.
Ketum DPP PPNI ini juga dalam berkesempatan sambutanya, menyampaikan update beberapa hal terkait dengan PPNI hingga saat ini. Diungkapkannya, bahwa pandangan negara-negara lain cukup baik terhadap perkembangan dan peran aktif PPNI di Indonesia yang dapat diketahui secara luas saat pelaksanaan Seminar Keperawatan Internasional yang diikutinya di beberapa waktu yang lalu.
Berkaitan dengan UU Keperawatan no 38 tahun 2014, peran DPP PPNI telah dijelaskannya, bahwa hingga saat ini sudah berusaha semaksimal mungkin dan tetap konsisten untuk memperjuangkan keberadaan Konsil Keperawatan.
Dijelaskannya juga, adanya implementasi dari UU tentang keperawatan tersebut, yang mana memerlukan peraturan pelaksanaan yang berbentuk peraturan pemerintah, peraturan Menteri Kesehatan. Dalam satu tahun terakhir, bersama-sama Menteri Kesehatan dalam satu tim yaitu merumuskan peraturan Menteri Kesehatan yang ada 7 peraturan Menkes yang dijadikan satu PerMen, namanya Peraturan Menteri Kesehatan tentang pelaksanaan undang-undang no.38.
Dikatakannya, prosesnya hari ini sudah lewat dari harmonisasi oleh Kemenkumham, sekarang sudah ada dimeja Menkes, setelah itu di Kemenkumhan lagi untuk diundangkan, dan selanjutnya itu akan diimplementasikan.
Selain itu, PPNI telah berkonsultasi dengan Kemenristekdikti dan pihak terkait mengenai upaya untuk meningkatkan Pendidikan Keperawatan Indonesia, termasuk juga dengan Standar Nasional Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang harus penting mendapatkan pengesahan dari Kemenkes RI.
Dalam rangkaian acara, dikesempatan yang baik ini sesepuh, tokoh keperawatan, Ketua, Sekretaris, Bendahara DPP PPNI dan para undangan yang hadir melakukan salam salaman bersama untuk saling memaafkan.
Kegiatan halal bihalal ini cukup sederhana, dengan diawali pembacaan ayat suci alquran, sambutan, doa penutup, bersalaman dan diakhiri hiburan organ tunggal.
Usai acara kegiatan halal bilahal, DPP PPNI telah menjadwalkan kegiatan rapat pleno yang diikuti oleh para pengurus DPP PPNI. (IR)