DPP PPNI Gelar HUT PPNI Ke 45 : Punya Niat Besar Tingkatkan Kompetensi Perawat <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p style="text-align: justify;">Infokom DPP PPNI - Dalam rangka peringatan HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang ke 45 dengan tema ‘Keluarga dan Masyarakat Sehat Bersama Perawat’ tingkat Dewan Pengurus Pusat (DPP) telah berlangsung secara sederhana. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Acara HUT PPNI yang dihadiri para tokoh perawat, tokoh masyarakat, Pengurus DPP PPNI, Perwakilan Pengurus DPW PPNI, DPD, DPK dan para undangan lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, tidak henti-hentinya memberikan nikmat kepada kita semuanya, baik itu umur panjang dan kesempatan untuk hadir dalam rangka tasyakuran HUT PPNI ke 45 yang kita cintai,” ucap Harif Fadhillah saat memberikan sambutan di Graha PPNI, Jalan Raya Lenteng Agung No 64 Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Minggu (17/3/2019).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketua Umum DPP PPNI ini menceritakan singkat terbentuknya PPNI pada masa itu dalam sambutannya, dimana di tahun 1974, terjadilah atas satu kesepakatan dari keinginan untuk menyatukan diri dari berbagai nama perkumpulan perawat yang ada pada saat itu. Dengan komitmen bersama, akhirnya  para tokoh perawat bertekad untuk menyatukan diri dalam organisasi secara nasional yang diberima nama PPNI hingga saat ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Peringatan HUT PPNI tahun ini di tingkat DPP, kita telah memutuskan untuk melakukannya secara sederhana agar dapat menyesuaikan dengan situasi politik pada saat ini, mengingat masih ada hal-hal lain perjuangan dari pengurus PPNI yang kita harus selesaikan bersama,” jelas Harif.<span style="mso-no-proof: yes;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Diungkapkannya, awalnya PPNI merencanakan apel akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta dengan skala besar, namun mengingat situasi masa politik, kampanye, dan jelang Pemilu (17/4/2019) serta berbagai saran pengurus dari daerah, maka niat tersebut dibatalkan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berdasarkan pantauan dari Ketum DPP PPNI, dikatakannya bahwa semangat memperingati HUT PPNI di tingkat DPW, DPD, DPK di masing-masing daerah dan perwakilan PPNI di luar negeri sangat antusias dirasakan, dengan cara menampilkan berbagai kegiatan unik dan bermanfaat bagi masyarakat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ditambahkannya, berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut untuk meningkatkan dan mengingatkan kepada pengurus untuk menciptakan persatuan dan kebersamaan secara nasional, sesuai dengan keinginan para tokoh perawat terdahulu agar lebih bersatu, agar PPNI dapat solid, mengajak siapa saja yang ingin bersinergi dengan stakeholder, bahwa PPNI dapat dibutuhkan dan bersinergi atas upaya, langkah dan tujuan yang lebih baik lagi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain itu, Harif Fadhillah menyampaikan perkembangan PPNI selama 4 tahun terakhir dan setahun lagi masa kepengurusannya akan berakhir hingga Mei 2020. Dari sisa waktu tersebut, dirinya bersama Pengurus DPP PPNI lainnya berusaha menyelesaikan semua amanah dari Munas dan  berharap dapat tercapai semua keinginan bersama.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“PPNI sudah membebaskan lahan tanah di daerah Bekasi, Jawa Barat dan berniat untuk mendirikan Pusat Diklat Nasional Keperawatan di Indonesia, akan kita desain untuk disesuaikan dengan Era industri 4.0 dengan porsi teknologi tinggi. Mengingat perkembangan Diklat Nasional Keperawatan di Indonesia masih belum sesuai dan maju bila dibandingkan di negara-negara yang telah mengembangkannya,” katanya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Harif Fadhillah mengajak Pengurus lainnya mencoba bermimpi untuk mewujudkan Pusdiklat yang refresentatif dan modern sebagai upaya meningkatkan kompetensi perawat, melalui berbagai cara digital dan teknologi tinggi untuk dapat menyesuaikan pemenuhan kebutuhan mewujudkan perawat profesional. Tentunya keinginan tersebut, para Pengurus PPNI perlu berusaha menawarkan untuk menjalin kerjasama dan saling menguntungkan bagi para investor maupun peminat lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dikatakannya, berdasarkan perkembangan lainnya, saat ini PPNI dalam satu tahun, sekitar 3.000 lembar surat dari berbagai stakeholder, untuk diminta memberikan kontribusi maupun pemikiran, kegiatan, dan sebagainya. Ini menandakan bahwa PPNI sudah mulai banyak dikenal dan pihak lain menginginkan kerjasama. Disamping, PPNI sudah mulai dikenal di tingkat nasional.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Sampai hari ini, saya sudah ketemu Presiden sudah 5 kali secara formal. Jadi artinya PPNI dalam  kontek kiprah secara nasional sudah cukup dikenal melalui eksistensinya,” imbuhnya</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sejalan dengan tema HUT PPNI pada tahun ini, PPNI telah mencanangkan program kesehatan yang diawali dari keluarga, agar keinginan bersama dapat sejalan dengan program pemerintah dan juga telah mengusulkan kepada pemerintah saat ini maupun Calon Presiden dan Wakil Presiden peserta Pilpres melalui program perawat desa.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saya sudah canangkan melalui berbagai media, kita akan terus berkontribusi lebih banyak lagi, agar masyarakat sehat yang dimulai kiprahnya dari desa, dikarenakan masih ada kesenjangan layanan kesehatan di tingkat desa. Ini pula sebagai upaya dan solusi agar peran perawat lebih baik serta pentingnya untuk memperbaiki konsep perawat desa, jika digulirkan nantinya, kita sudah siap melaksanakannya,” ungkap Harif Fadhillah.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dijelaskan juga, program lainnya untuk perawat pada dua tahun lalu, dengan mendukung praktek mandiri, dimana saat ini telah ditunjang melalui UU Keperawatan. Jadi saat ini kemauan perawat yang belum maksimal untuk melakukan praktik mandiri dan program itu perlu mendapat dukungan dari semua pengurus PPNI.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Berdasarkan data terakhir, bulan Mei 2018, baru 4.916 perawat berpraktek mandiri dari sekitar 1 juta perawat yang ada di Indonesia. Tentunya ini juga tidak sesui dengan perkembangan jumlah penduduk. Dengan adanya perawat desa nantinya dimungkinkan akan berada dibawah pemerintah desa,” katanya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dikesempatan ini pula dilakukan pemotongan tumpeng oleh Ketum DPP PPNI, didampingi Achir Yani, Husin (tokoh perawat), Sekretaris DPP PPNI Mustikasari, Bendahara Umum DPP PPNI Apri Sunadi dan Yetti Resnayati Sekretaris II DPP PPNI.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Peringatan HUT PPNI kali ini diisi dengan tausyiah yang disampaikan oleh Ust. Sholihat (Bandung) dan penyajian Marawis dari Mahasiswa Keperawatan UMJ Jakarta.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Rangkaian kegiatan HUT PPNI ke 45 berjalan baik, dibawah koordinasi Ahmad Eru Saprudin (Sekretaris III DPP PPNI) yang dipercaya sebagai Ketua Panitia pada tahun ini. (IR)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p> </p> </p>

DPP PPNI Gelar HUT PPNI Ke 45 : Punya Niat Besar Tingkatkan Kompetensi Perawat

Infokom DPP PPNI - Dalam rangka peringatan HUT Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang ke 45 dengan tema ‘Keluarga dan Masyarakat Sehat Bersama Perawat’ tingkat Dewan Pengurus Pusat (DPP) telah berlangsung secara sederhana.  

Acara HUT PPNI yang dihadiri para tokoh perawat, tokoh masyarakat, Pengurus DPP PPNI, Perwakilan Pengurus DPW PPNI, DPD, DPK dan para undangan lainnya.

“Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, tidak henti-hentinya memberikan nikmat kepada kita semuanya, baik itu umur panjang dan kesempatan untuk hadir dalam rangka tasyakuran HUT PPNI ke 45 yang kita cintai,” ucap Harif Fadhillah saat memberikan sambutan di Graha PPNI, Jalan Raya Lenteng Agung No 64 Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Ketua Umum DPP PPNI ini menceritakan singkat terbentuknya PPNI pada masa itu dalam sambutannya, dimana di tahun 1974, terjadilah atas satu kesepakatan dari keinginan untuk menyatukan diri dari berbagai nama perkumpulan perawat yang ada pada saat itu. Dengan komitmen bersama, akhirnya  para tokoh perawat bertekad untuk menyatukan diri dalam organisasi secara nasional yang diberima nama PPNI hingga saat ini.

“Peringatan HUT PPNI tahun ini di tingkat DPP, kita telah memutuskan untuk melakukannya secara sederhana agar dapat menyesuaikan dengan situasi politik pada saat ini, mengingat masih ada hal-hal lain perjuangan dari pengurus PPNI yang kita harus selesaikan bersama,” jelas Harif.

Diungkapkannya, awalnya PPNI merencanakan apel akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta dengan skala besar, namun mengingat situasi masa politik, kampanye, dan jelang Pemilu (17/4/2019) serta berbagai saran pengurus dari daerah, maka niat tersebut dibatalkan.

Berdasarkan pantauan dari Ketum DPP PPNI, dikatakannya bahwa semangat memperingati HUT PPNI di tingkat DPW, DPD, DPK di masing-masing daerah dan perwakilan PPNI di luar negeri sangat antusias dirasakan, dengan cara menampilkan berbagai kegiatan unik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Ditambahkannya, berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut untuk meningkatkan dan mengingatkan kepada pengurus untuk menciptakan persatuan dan kebersamaan secara nasional, sesuai dengan keinginan para tokoh perawat terdahulu agar lebih bersatu, agar PPNI dapat solid, mengajak siapa saja yang ingin bersinergi dengan stakeholder, bahwa PPNI dapat dibutuhkan dan bersinergi atas upaya, langkah dan tujuan yang lebih baik lagi.

Selain itu, Harif Fadhillah menyampaikan perkembangan PPNI selama 4 tahun terakhir dan setahun lagi masa kepengurusannya akan berakhir hingga Mei 2020. Dari sisa waktu tersebut, dirinya bersama Pengurus DPP PPNI lainnya berusaha menyelesaikan semua amanah dari Munas dan  berharap dapat tercapai semua keinginan bersama.

“PPNI sudah membebaskan lahan tanah di daerah Bekasi, Jawa Barat dan berniat untuk mendirikan Pusat Diklat Nasional Keperawatan di Indonesia, akan kita desain untuk disesuaikan dengan Era industri 4.0 dengan porsi teknologi tinggi. Mengingat perkembangan Diklat Nasional Keperawatan di Indonesia masih belum sesuai dan maju bila dibandingkan di negara-negara yang telah mengembangkannya,” katanya.

Harif Fadhillah mengajak Pengurus lainnya mencoba bermimpi untuk mewujudkan Pusdiklat yang refresentatif dan modern sebagai upaya meningkatkan kompetensi perawat, melalui berbagai cara digital dan teknologi tinggi untuk dapat menyesuaikan pemenuhan kebutuhan mewujudkan perawat profesional. Tentunya keinginan tersebut, para Pengurus PPNI perlu berusaha menawarkan untuk menjalin kerjasama dan saling menguntungkan bagi para investor maupun peminat lainnya.

Dikatakannya, berdasarkan perkembangan lainnya, saat ini PPNI dalam satu tahun, sekitar 3.000 lembar surat dari berbagai stakeholder, untuk diminta memberikan kontribusi maupun pemikiran, kegiatan, dan sebagainya. Ini menandakan bahwa PPNI sudah mulai banyak dikenal dan pihak lain menginginkan kerjasama. Disamping, PPNI sudah mulai dikenal di tingkat nasional.

“Sampai hari ini, saya sudah ketemu Presiden sudah 5 kali secara formal. Jadi artinya PPNI dalam  kontek kiprah secara nasional sudah cukup dikenal melalui eksistensinya,” imbuhnya

Sejalan dengan tema HUT PPNI pada tahun ini, PPNI telah mencanangkan program kesehatan yang diawali dari keluarga, agar keinginan bersama dapat sejalan dengan program pemerintah dan juga telah mengusulkan kepada pemerintah saat ini maupun Calon Presiden dan Wakil Presiden peserta Pilpres melalui program perawat desa.

“Saya sudah canangkan melalui berbagai media, kita akan terus berkontribusi lebih banyak lagi, agar masyarakat sehat yang dimulai kiprahnya dari desa, dikarenakan masih ada kesenjangan layanan kesehatan di tingkat desa. Ini pula sebagai upaya dan solusi agar peran perawat lebih baik serta pentingnya untuk memperbaiki konsep perawat desa, jika digulirkan nantinya, kita sudah siap melaksanakannya,” ungkap Harif Fadhillah.

Dijelaskan juga, program lainnya untuk perawat pada dua tahun lalu, dengan mendukung praktek mandiri, dimana saat ini telah ditunjang melalui UU Keperawatan. Jadi saat ini kemauan perawat yang belum maksimal untuk melakukan praktik mandiri dan program itu perlu mendapat dukungan dari semua pengurus PPNI.

“Berdasarkan data terakhir, bulan Mei 2018, baru 4.916 perawat berpraktek mandiri dari sekitar 1 juta perawat yang ada di Indonesia. Tentunya ini juga tidak sesui dengan perkembangan jumlah penduduk. Dengan adanya perawat desa nantinya dimungkinkan akan berada dibawah pemerintah desa,” katanya.

Dikesempatan ini pula dilakukan pemotongan tumpeng oleh Ketum DPP PPNI, didampingi Achir Yani, Husin (tokoh perawat), Sekretaris DPP PPNI Mustikasari, Bendahara Umum DPP PPNI Apri Sunadi dan Yetti Resnayati Sekretaris II DPP PPNI.

Peringatan HUT PPNI kali ini diisi dengan tausyiah yang disampaikan oleh Ust. Sholihat (Bandung) dan penyajian Marawis dari Mahasiswa Keperawatan UMJ Jakarta.

Rangkaian kegiatan HUT PPNI ke 45 berjalan baik, dibawah koordinasi Ahmad Eru Saprudin (Sekretaris III DPP PPNI) yang dipercaya sebagai Ketua Panitia pada tahun ini. (IR)