Infokom DPP PPNI – DPP PPNI berusaha mengakomodir opini dari berbagai Organisasi Profesi Kesehatan (OPK) berkaitan dengan program pembangunan kesehatan di tanah air. Untuk itu DPP PPNI berinisiasi menggelar Diskusi Awal Tahun 2018 dengan mengangkat tema Organisasi Profesi Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan di Indonesia. Dengan kolaborasi organisasi profesi kesehatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terbaik kepada pengambil kebijakan untuk secara bersama-sama dalam menyukseskan program Indonesia sehat .
Diskusi Awal Tahun ini melibatkan pengurus organisasi profesi kesehatan yang ada di Indonesia dengan mendengarkan paparan pakar yang berkompeten diantaranya Dr. dr. H. Tubagus Rahmat Santika, Sp.A, MARS yang berpengalaman di legislatif dan eksekutif dengan pemaparan Kebijakan Inter Professional Colaboration untuk Indonesia yang Lebih Sehat dan dr. Delis Julkarson Hehi, MARS dari Komite III DPD RI dengan pemaparan Analisis Kesenjangan Kebijakan Nasional dan Daerah. Sedangkan Jaka Lelana dari Trijaya FM dipercaya sebagai moderator dalam diskusi kali ini.
“Kegiatan diskusi awal tahun ini setiap tahun kita adakan karena telah masuk menjadi agenda dan anggaran APB PPNI setiap tahunnya. Kita melakukannya sengaja di awal tahun untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan sebagai organisasi profesi, jadi bukan melihat hasil yang kita sudah capai seperti diskusi pada umumnya. Mudah-mudahan awal tahun ini ada program kerja, perencanaan ataupun upaya pendekatan sisi organisasi profesi dalam satu tahun kedepan,” ucap Harif Fadhillah, SKp, SH saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Diskusi Awal Tahun 2018 di Hotel Ibis Cawang - Jakarta, Indonesia, Selasa (13/02/2018).
Harif mengatakan Diskusi Awal Tahun yang ke 3 ini tetap mengangkat tema yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Tema yang diambil tentang kebijakan kesehatan saat ini dalam rangkaian universal coverage, adanya strategi, kualitas, SDM dan pelayanan dengan berbagai nilai didalamnya. Selain itu bagaimana kebijakan yang terkait dengan kesehatan antara pusat dan daerah terkadang tidak nyambung. Semua permasalahan ini didiskusikan bersama dengan pakarnya masing-masing. Tentunya yang diutamakan dalam diskusi ini lebih mengedepankan asas kebersamaan diatas kepentingan organisasi profesi.
“Bagaimana kita berpikir lebih keluar dari organisasi profesi yang internal. Jadi kita harus berpikir secara bersama-sama untuk membangun bidang kesehatan ini. Setiap tahun kita bangun kebersamaan, sehingga diharapkan terjadinya sinergitas dalam pembangunan kesehatan ini oleh kita semua dengan kontribusi yang relatif serta bisa kita banggakan dari berbagai elemen,” ungkap Harif yang juga Ketua Umum DPP PPNI.
Ada beberapa permasalahan yang perlu dibahas bersama untuk mendapatkan output yang lebih realita dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini diantaranya :
- Kesehatan adalah hak asasi manusia yang diamanatkan kepada tenaga kesehatan untuk menjaganya
- Berbagai perkembangan social masyarakat, tekonologi kesehatan, manajemen pelayanan dan kompetensi belum bisa mengatasi seluruh permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat
- Perkembangan kebijakan kesehatan termasuk adalah universal health coverage memiliki implikasi besar bagi tenaga kesehatan
- Diharapkan organisasi-organisasi profesi kesehatan memiliki peran besar dalam memberikan arah terhadap peraturan dan kebijakan pembangunan bidang kesehatan
- Kebersaman dari organisasi-organisasi profesi kesehatan akan meningkatkan iklim interprofessional and collaborative practice yang menguntungkan bagi masyarakat dan memuaskan bagi tenaga kesehatan.
Melalui Diskusi awal tahun ini, bertujuan untuk penguatan kebersamaan antar pengurus organisasi profesi dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan social kemasyarakatan dan kebijakan kesehatan di Indonesia.
Sedangkan isu lain yang dibahas adanya diskriminasi kebijakan tentang tenaga kesehatan di indonesia. Melalui diskusi ini pula diharapkan permasalahan yang ada di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara bijaksana dengan menjunjung tinggi semangat kebersamaan. (Ibrahi Romending)
Diskusi Awal Tahun 2018 : Sinergikan Kolaborasi OPK Dalam Pembangunan Kesehatan
Infokom DPP PPNI – DPP PPNI berusaha mengakomodir opini dari berbagai Organisasi Profesi Kesehatan (OPK) berkaitan dengan program pembangunan kesehatan di tanah air. Untuk itu DPP PPNI berinisiasi menggelar Diskusi Awal Tahun 2018 dengan mengangkat tema Organisasi Profesi Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan di Indonesia. Dengan kolaborasi organisasi profesi kesehatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terbaik kepada pengambil kebijakan untuk secara bersama-sama dalam menyukseskan program Indonesia sehat .
Diskusi Awal Tahun ini melibatkan pengurus organisasi profesi kesehatan yang ada di Indonesia dengan mendengarkan paparan pakar yang berkompeten diantaranya Dr. dr. H. Tubagus Rahmat Santika, Sp.A, MARS yang berpengalaman di legislatif dan eksekutif dengan pemaparan Kebijakan Inter Professional Colaboration untuk Indonesia yang Lebih Sehat dan dr. Delis Julkarson Hehi, MARS dari Komite III DPD RI dengan pemaparan Analisis Kesenjangan Kebijakan Nasional dan Daerah. Sedangkan Jaka Lelana dari Trijaya FM dipercaya sebagai moderator dalam diskusi kali ini.
“Kegiatan diskusi awal tahun ini setiap tahun kita adakan karena telah masuk menjadi agenda dan anggaran APB PPNI setiap tahunnya. Kita melakukannya sengaja di awal tahun untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan sebagai organisasi profesi, jadi bukan melihat hasil yang kita sudah capai seperti diskusi pada umumnya. Mudah-mudahan awal tahun ini ada program kerja, perencanaan ataupun upaya pendekatan sisi organisasi profesi dalam satu tahun kedepan,” ucap Harif Fadhillah, SKp, SH saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Diskusi Awal Tahun 2018 di Hotel Ibis Cawang - Jakarta, Indonesia, Selasa (13/02/2018).
Harif mengatakan Diskusi Awal Tahun yang ke 3 ini tetap mengangkat tema yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Tema yang diambil tentang kebijakan kesehatan saat ini dalam rangkaian universal coverage, adanya strategi, kualitas, SDM dan pelayanan dengan berbagai nilai didalamnya. Selain itu bagaimana kebijakan yang terkait dengan kesehatan antara pusat dan daerah terkadang tidak nyambung. Semua permasalahan ini didiskusikan bersama dengan pakarnya masing-masing. Tentunya yang diutamakan dalam diskusi ini lebih mengedepankan asas kebersamaan diatas kepentingan organisasi profesi.
“Bagaimana kita berpikir lebih keluar dari organisasi profesi yang internal. Jadi kita harus berpikir secara bersama-sama untuk membangun bidang kesehatan ini. Setiap tahun kita bangun kebersamaan, sehingga diharapkan terjadinya sinergitas dalam pembangunan kesehatan ini oleh kita semua dengan kontribusi yang relatif serta bisa kita banggakan dari berbagai elemen,” ungkap Harif yang juga Ketua Umum DPP PPNI.
Ada beberapa permasalahan yang perlu dibahas bersama untuk mendapatkan output yang lebih realita dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini diantaranya :
- Kesehatan adalah hak asasi manusia yang diamanatkan kepada tenaga kesehatan untuk menjaganya
- Berbagai perkembangan social masyarakat, tekonologi kesehatan, manajemen pelayanan dan kompetensi belum bisa mengatasi seluruh permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat
- Perkembangan kebijakan kesehatan termasuk adalah universal health coverage memiliki implikasi besar bagi tenaga kesehatan
- Diharapkan organisasi-organisasi profesi kesehatan memiliki peran besar dalam memberikan arah terhadap peraturan dan kebijakan pembangunan bidang kesehatan
- Kebersaman dari organisasi-organisasi profesi kesehatan akan meningkatkan iklim interprofessional and collaborative practice yang menguntungkan bagi masyarakat dan memuaskan bagi tenaga kesehatan.
Melalui Diskusi awal tahun ini, bertujuan untuk penguatan kebersamaan antar pengurus organisasi profesi dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan social kemasyarakatan dan kebijakan kesehatan di Indonesia.
Sedangkan isu lain yang dibahas adanya diskriminasi kebijakan tentang tenaga kesehatan di indonesia. Melalui diskusi ini pula diharapkan permasalahan yang ada di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara bijaksana dengan menjunjung tinggi semangat kebersamaan. (Ibrahi Romending)