Hasil Raker MKKpI, Solusi Permasalahan Pendidikan Keperawatan Indonesia <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p><span style="text-align: justify;">Infokom DPP PPNI - Keberadaan Majelis Kolegium Keperawatan Indonesia (MKKpI) yang telah dibentuk oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berfungsi mengembangkan cabang disiplin ilmu, dan menyusun standar pendidikan profesi keperawatan. </span>Selain itu, MKKpI juga perlu mensinergikan kegiatan semua kolegium, memantau tumpang tindih diantara kolegium, dan membahas berbagai isu terkait pengembangan keperawatan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Salah satu kegiatan yang menjadi prioritas utama dalam penataan </span>Si<span lang="EN-US">stem </span>P<span lang="EN-US">endidikan </span>T<span lang="EN-US">inggi </span>K<span lang="EN-US">eperawatan </span>I<span lang="EN-US">ndonesia </span><span lang="EN-US">adalah</span> menyusun Standar Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia. Untuk tujuan tersebut Rapat Kerja  MKKpI dilaksanakan di Lembang, Bandung - Jawa Barat, 2-4 Agustus 2018.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; mso-pagination: none; page-break-after: avoid;">Didalam sambutannya, pada saat pembukaan acara Raker MKKpI, Kamis (2/8/2018) Ketua MKKpI Prof. Achiar Yani S. Hamid, MN, DN.Sc menyampaikan bahwa produk yang <span lang="EN-US">akan dihasilkan dalam </span>R<span lang="EN-US">aker MKKpI ini</span> merupakan <span lang="EN-US">standar payung sistem pendidikan keperawatan Indonesia, yang</span><span lang="EN-US"> penting dan ditunggu banyak pihak.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; mso-pagination: none; page-break-after: avoid;"><span lang="EN-US">Prof.</span> <span lang="EN-US">Yani, demikian sapaan akrabnya, lebih lajut </span><span style="font-family: ">menerangkan bahwa </span>s<span lang="EN-US">tandar payung tersebut akan menjadi acuan utama nasional tentang sistem pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia.</span><span lang="EN-US"> D</span><span lang="EN-US">raft standar ini, dalam proses perumusannya telah merujuk pada berbagai peraturan perundangan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">yang berlaku, perkembangan keperawatan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">regional</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dan global, serta melakukan telaah kritis</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">terhadap </span>s<span lang="EN-US">tandar </span>p<span lang="EN-US">endidikan </span>p<span lang="EN-US">rofesi </span>d<span lang="EN-US">okter Indonesia yang telah lebih dahulu dilahirkan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; mso-pagination: none; page-break-after: avoid;"><span lang="EN-US">Ia pun berharap, </span>Raker ini<span lang="EN-US"> akan menghasilkan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">rekomendasi konkrit untuk ditindaklanjuti, mencakup</span> dua hal diantaranya 1) Rumusan Standar Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia (SPTKpI)<strong> </strong>dan 2) Rumusan tentang <span lang="EN-US">pengembangan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">kei</span>l<span lang="EN-US">muan keperawatan Indonesia, termasuk didalamnya arah pengembangannya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kegiatan ini Raker ini dilakukan berdasarkan atas kera<span lang="EN-ID">gam</span>an pelaksanaan pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia baik jenis maupun jenjangnya, serta masih rendahnya kualitas <span lang="EN-ID">pengelolaan, khususnya </span>proses belajar mengajar yang dibuktikan dari rerata lulus uji kompetensi nasional yang masih rendah.</p> <p class="MsoNormal"><span style="text-align: justify;">Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, SKp, SH, M.Kep dalam sambutannya, sebelum membuka acara Raker MKKpI tersebut, </span><span style="text-align: justify;">mengharapkan h</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">endaknya</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">SPTKpI</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;">yang </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">dirumuskan</span><span style="text-align: justify;">, tentunya </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">berdasarkan</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">beberapa pertimbangan</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;">dalam </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">arah pengembangan keperawatan di masa</span><span style="text-align: justify;"> ke</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">depan</span><span style="text-align: justify;">nya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saat ini menurut Harif, <span lang="EN-US">PPNI mendapatkan banyak tuntutan yang h</span>a<span lang="EN-US">rus diselesaikan, seolah</span>-olah <span lang="EN-US">PPNI</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">adalah</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">yang</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dapat menyelesaikan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">semua persoalan.</span><span lang="EN-US"> </span>Tentunya masalah yang dialami seperti adanya t<span lang="EN-US">idak lulus </span>uji <span lang="EN-US">kom</span>petensi, k<span lang="EN-US">eterlambatan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">pelayanan Surat Tanda Registrasi (STR),</span> ataupun <span lang="EN-US">banyak sejawat </span>p<span lang="EN-US">erawat berstatus</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Tenaga Kerja Sukarela</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">(TKS)</span>. Kesemua problema tersebut, dalam hal ini <span lang="EN-US">PPNI</span> selalu <span lang="EN-US">disalahkan.</span> Dengan <span lang="EN-US">melihat fenomena ini</span>, PPNI melihat bahwa semua perawat menaruh <span lang="EN-US">harapan dan tumpuan</span><span lang="EN-US"> besar </span><span lang="EN-US">kepada</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">organisasi indu</span>knya yaitu PPNI.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; tab-stops: 183.1pt;">Ia berharap <span lang="EN-US">kolegium, ikatan/himpunan, dan badan kelengkapan lainnya</span> yang ada di <span lang="EN-US">dalam PPNI, menjadi u</span>jung <span lang="EN-US">tombak gerakan perjuangan yang</span> <em>multichanel</em> dan <em>multilevel</em>. S<span lang="EN-US">emua komponen  yang ada perlu meyakinkan </span>ke<span lang="EN-US"> berbagai pihak </span><span lang="EN-US">pengambil</span><span lang="EN-US"> keputusan baik pada level </span>K<span lang="EN-US">ementerian terkait hingga</span> ke tingkat<span lang="EN-US"> Presiden</span>, <span lang="EN-US">agar pengembangan keperawatan Indonesia mendapatkan perhatian yang proporsional.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="text-align: justify;">Sesuai pandangannya pula, </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">SPTKpI yang akan dihasilkan</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;">d</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">raft-nya dalam raker MKKpI ini selanjutnya</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">akan diajukan</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">dalam Musyawarah Nasional (Munas)</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">PPNI</span><span style="text-align: justify;"> pada </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">tahun 2020</span><span style="text-align: justify;"> mendatang</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">,</span><span style="text-align: justify;"> ini dijadikan </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">sebagai</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">forum</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">pengambil keputusan tertinggi terhadap</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US"> </span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">hal-hal penting menyangkut keperawatan </span><span style="text-align: justify;">I</span><span style="text-align: justify;" lang="EN-US">ndonesia.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menurutnya lagi, adanya p<span lang="EN-US">enataan pedoman dan tata kerja kolegium, standar kompetensi generalis dan spesialisasi, semua </span>itu<span lang="EN-US"> sangat ditunggu oleh masyarakat </span>In<span lang="EN-US">donesia dan perawat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Melalui s<span lang="EN-US">tandar yang dirumuskan MKKpI sebagai badan otonom yang bertanggungjawab kepada</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">PPNI, perlu mendapatkan masukan dari berbagai</span> stakeholder, seperti melalui <span lang="EN-US">AIPNI, AIPV</span>I<span lang="EN-US">KI, Kemenkes, dan lainnya, untuk kemudian disyahkan oleh Menristekdikti.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ia pun menghimbau dari produk yang nantinya dihasilkan, tidak menjadi publikasi umum sebelum disyahkan Menristekdikti. Disamping itu, p<span lang="EN-US">enyusunan dan perumusan standar ini hendaknya diilhami oleh norma-norma yang bijak, karena fakta pluralisasi yang ada dalam sistem keperawatan di Indonesia, seperti adanya perawat vokasi dan perawat profesi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pasca</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">acara</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">pembukaan</span> Raker MKKpI <span lang="EN-US">dilanjutkan</span> dengan <span lang="EN-US">p</span>emap<span lang="EN-US">aran</span> oleh <span lang="EN-US">Ketua Divisi Keperawatan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Lembaga Akreditasi</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Mandiri Pendidikan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Tinggi</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Kesehatan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Indonesia (LAMPTKes)</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Prof. Dra. Setyowati, S.Kp, M.App.Sc, Ph.D, DBO, RN</span> kepada para peserta yang hadir.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Adapun stakeholder yang hadir dikesempatan ini diantaranya Agus Setiawan, S.Kp, MN,DN Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia mewakili AIPNI (asosiasi institusi pendidikan ners Indonesia), sedangkan Purbianto, M.Kep, Sp.KMB dari Poltekkes Lampung, mewakili AIPVIKI ( asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia). (IR)</p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: IN;"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: IN;"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: IN;"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: IN;"> </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: IN;"> </span></p> <p> </p> </p>

Hasil Raker MKKpI, Solusi Permasalahan Pendidikan Keperawatan Indonesia

Infokom DPP PPNI - Keberadaan Majelis Kolegium Keperawatan Indonesia (MKKpI) yang telah dibentuk oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berfungsi mengembangkan cabang disiplin ilmu, dan menyusun standar pendidikan profesi keperawatan. Selain itu, MKKpI juga perlu mensinergikan kegiatan semua kolegium, memantau tumpang tindih diantara kolegium, dan membahas berbagai isu terkait pengembangan keperawatan.

Salah satu kegiatan yang menjadi prioritas utama dalam penataan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia adalah menyusun Standar Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia. Untuk tujuan tersebut Rapat Kerja  MKKpI dilaksanakan di Lembang, Bandung - Jawa Barat, 2-4 Agustus 2018.

Didalam sambutannya, pada saat pembukaan acara Raker MKKpI, Kamis (2/8/2018) Ketua MKKpI Prof. Achiar Yani S. Hamid, MN, DN.Sc menyampaikan bahwa produk yang akan dihasilkan dalam Raker MKKpI ini merupakan standar payung sistem pendidikan keperawatan Indonesia, yang penting dan ditunggu banyak pihak.

Prof. Yani, demikian sapaan akrabnya, lebih lajut menerangkan bahwa standar payung tersebut akan menjadi acuan utama nasional tentang sistem pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia. Draft standar ini, dalam proses perumusannya telah merujuk pada berbagai peraturan perundangan yang berlaku, perkembangan keperawatan regional dan global, serta melakukan telaah kritis terhadap standar pendidikan profesi dokter Indonesia yang telah lebih dahulu dilahirkan.

Ia pun berharap, Raker ini akan menghasilkan rekomendasi konkrit untuk ditindaklanjuti, mencakup dua hal diantaranya 1) Rumusan Standar Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia (SPTKpI) dan 2) Rumusan tentang pengembangan keilmuan keperawatan Indonesia, termasuk didalamnya arah pengembangannya.

Kegiatan ini Raker ini dilakukan berdasarkan atas keragaman pelaksanaan pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia baik jenis maupun jenjangnya, serta masih rendahnya kualitas pengelolaan, khususnya proses belajar mengajar yang dibuktikan dari rerata lulus uji kompetensi nasional yang masih rendah.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, SKp, SH, M.Kep dalam sambutannya, sebelum membuka acara Raker MKKpI tersebut, mengharapkan hendaknya SPTKpI yang dirumuskan, tentunya berdasarkan beberapa pertimbangan dalam arah pengembangan keperawatan di masa kedepannya.

Saat ini menurut Harif, PPNI mendapatkan banyak tuntutan yang harus diselesaikan, seolah-olah PPNI adalah yang dapat menyelesaikan semua persoalan. Tentunya masalah yang dialami seperti adanya tidak lulus uji kompetensi, keterlambatan pelayanan Surat Tanda Registrasi (STR), ataupun banyak sejawat perawat berstatus Tenaga Kerja Sukarela (TKS). Kesemua problema tersebut, dalam hal ini PPNI selalu disalahkan. Dengan melihat fenomena ini, PPNI melihat bahwa semua perawat menaruh harapan dan tumpuan besar kepada organisasi induknya yaitu PPNI.

Ia berharap kolegium, ikatan/himpunan, dan badan kelengkapan lainnya yang ada di dalam PPNI, menjadi ujung tombak gerakan perjuangan yang multichanel dan multilevel. Semua komponen  yang ada perlu meyakinkan ke berbagai pihak pengambil keputusan baik pada level Kementerian terkait hingga ke tingkat Presiden, agar pengembangan keperawatan Indonesia mendapatkan perhatian yang proporsional.

Sesuai pandangannya pula, SPTKpI yang akan dihasilkan draft-nya dalam raker MKKpI ini selanjutnya akan diajukan dalam Musyawarah Nasional (Munas) PPNI pada tahun 2020 mendatang, ini dijadikan sebagai forum pengambil keputusan tertinggi terhadap hal-hal penting menyangkut keperawatan Indonesia.

Menurutnya lagi, adanya penataan pedoman dan tata kerja kolegium, standar kompetensi generalis dan spesialisasi, semua itu sangat ditunggu oleh masyarakat Indonesia dan perawat.

Melalui standar yang dirumuskan MKKpI sebagai badan otonom yang bertanggungjawab kepada PPNI, perlu mendapatkan masukan dari berbagai stakeholder, seperti melalui AIPNI, AIPVIKI, Kemenkes, dan lainnya, untuk kemudian disyahkan oleh Menristekdikti.

Ia pun menghimbau dari produk yang nantinya dihasilkan, tidak menjadi publikasi umum sebelum disyahkan Menristekdikti. Disamping itu, penyusunan dan perumusan standar ini hendaknya diilhami oleh norma-norma yang bijak, karena fakta pluralisasi yang ada dalam sistem keperawatan di Indonesia, seperti adanya perawat vokasi dan perawat profesi.

Pasca acara pembukaan Raker MKKpI dilanjutkan dengan pemaparan oleh Ketua Divisi Keperawatan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAMPTKes) Prof. Dra. Setyowati, S.Kp, M.App.Sc, Ph.D, DBO, RN kepada para peserta yang hadir.

Adapun stakeholder yang hadir dikesempatan ini diantaranya Agus Setiawan, S.Kp, MN,DN Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia mewakili AIPNI (asosiasi institusi pendidikan ners Indonesia), sedangkan Purbianto, M.Kep, Sp.KMB dari Poltekkes Lampung, mewakili AIPVIKI ( asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia). (IR)