Infokom DPP PPNI - Pelayanan kesehatan setiap waktu mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan. Perubahan terjadi salah satunya diakibatkan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan pertumbuhan ekonomi maupun meningkatnya jumlah penduduk.
Disamping itu pelayanan kesehatan sepatutnya menyesuaikan dengan permintaan pasar yang semakin komfetitif. Dengan adanya pembangunan kesehatan yang terus dicanangkan pemerintah mengharuskan pihak swasta berbenah diri dan mempersiapkan serta mengimbangi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan yang semakin beragam.
Untuk itulah Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) dalam mengemban visi dan misi organisasi senantiasa memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia perumahsakitan dan sektor lain yang berdampak pada pelayanan kesehatan di Indonesia, regional dan internasional.
Kedepannya, akan hadirnya Era Universal Health Coverage pada 1 Januari 2019 yang telah merubah tatanan pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Diharapkan rumah sakit harus smart dalam merumuskan kembali strategi yang mampu menghadapi situasi disrupsi dan pelaksanaan UHC.
Memperhatikan perubahan yang ada dan berupaya membangun semangat memajukan rumah sakit Indonesia serta mempererat jalinan tali sirahturahmi antar rumah sakit, ARSSI mengadakan kegiatan tahunan yaitu Seminar Nasional V, Healthcare Expo IV dan Kongres V pada tanggal 17 - 19 juli 2018 di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan.
Dalam hal pelayanan kesehatan, tentunya bidang keperawatan turut andil dan berperan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada masyarakat selain tenaga kesehatan lainnya.
Dikesempatan inilah Harif Fadhillah SKp., SH., M.Kep selaku Ketua Umum DPP PPNI mendapat kesempatan menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, dengan menyampaikan presentasi dalam hal Transformasi Bidang Keperawatan RS di Era Disrupsi, pada Rabu (18 /07/2018).
Harif ungkapkan bahwa peranan perawat dapat dilaksanakan dengan adanya tranformasi dalam profesi yang dapat dilakukan melalui pendidikan, kehidupan profesi dan praktik perawat.
Selain itu, Ia katakan pula, tranformasi pada bidang pelayanan di RS dapat diaplikasikan melalui Deliveri, dengan cara Kolaboratif Practice & Patient Care Centered, Rujukan Internal danAsuhanberkelanjutan atau referal and continuity nursing care. Menurutnya, dapat pula melalui jenis&Kualifikasi SDM Perawat, dapat dilaksanakan melalui Scope PelayananPerawat, diantaranya dengan cara QualifikasidanKompetensi maupun dengan cara Teknologitepatguna, selain itu dapat pula melalui NilaidanBudayaKerja, dan terakhir melakukan LeadershiftdalamPelayananKeperawatan.
Harif juga mengatakan kepada anggota yang berada di pelayanan kesehatan untuk memperhatikan Jenis dan kualifikasi perawat, dengan cara berupaya dan berkemampuan yang seharusnya dimilki seorang perawat diantaranya : Mampu berkolaborasidalampraktikKesehatan, berdialog, salingpercayadansalingmengerti (knowladge), kemampuan memberikanKontribusiPerawatdalamPembuatanKebijakan, kemampuan patuh pada Norma, kemampuan membuatkeputusanKliniksesuaikewenangan/otoritas, dan dilengkapi dengan cara kemampuanmengelolapelayanan.
Disamping itu, Harif mengingatkan pula kepada pihak terkait seharusnya lebih memperhatikan kehidupan profesi perawat di RS selain pelayanan yang telah diberikannya. Dengan cara memperhatikan kejelasan wewenangnya, lingkup praktik perawat yang sesuai, perlindungan, penghargaan dan kesempatan/aksesberkembangnya.
Mengkhiri presentasinya, Harif berharap kepada tenaga perawat untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pasien pula, seperti adanya teknologi untuk mobilisasi pasien, dan memamahi lebih jauh tentang teknologi dalam memasang Kateter dan Intravena maupun teknologi keperawatan laiinnya. (IR)
Ketum DPP PPNI Jelaskan Peranan Keperawatan RS Di Era Disrupsi
Infokom DPP PPNI - Pelayanan kesehatan setiap waktu mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan. Perubahan terjadi salah satunya diakibatkan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan pertumbuhan ekonomi maupun meningkatnya jumlah penduduk.
Disamping itu pelayanan kesehatan sepatutnya menyesuaikan dengan permintaan pasar yang semakin komfetitif. Dengan adanya pembangunan kesehatan yang terus dicanangkan pemerintah mengharuskan pihak swasta berbenah diri dan mempersiapkan serta mengimbangi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan yang semakin beragam.
Untuk itulah Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) dalam mengemban visi dan misi organisasi senantiasa memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia perumahsakitan dan sektor lain yang berdampak pada pelayanan kesehatan di Indonesia, regional dan internasional.
Kedepannya, akan hadirnya Era Universal Health Coverage pada 1 Januari 2019 yang telah merubah tatanan pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Diharapkan rumah sakit harus smart dalam merumuskan kembali strategi yang mampu menghadapi situasi disrupsi dan pelaksanaan UHC.
Memperhatikan perubahan yang ada dan berupaya membangun semangat memajukan rumah sakit Indonesia serta mempererat jalinan tali sirahturahmi antar rumah sakit, ARSSI mengadakan kegiatan tahunan yaitu Seminar Nasional V, Healthcare Expo IV dan Kongres V pada tanggal 17 - 19 juli 2018 di Hotel The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan.
Dalam hal pelayanan kesehatan, tentunya bidang keperawatan turut andil dan berperan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada masyarakat selain tenaga kesehatan lainnya.
Dikesempatan inilah Harif Fadhillah SKp., SH., M.Kep selaku Ketua Umum DPP PPNI mendapat kesempatan menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, dengan menyampaikan presentasi dalam hal Transformasi Bidang Keperawatan RS di Era Disrupsi, pada Rabu (18 /07/2018).
Harif ungkapkan bahwa peranan perawat dapat dilaksanakan dengan adanya tranformasi dalam profesi yang dapat dilakukan melalui pendidikan, kehidupan profesi dan praktik perawat.
Selain itu, Ia katakan pula, tranformasi pada bidang pelayanan di RS dapat diaplikasikan melalui Deliveri, dengan cara Kolaboratif Practice & Patient Care Centered, Rujukan Internal danAsuhanberkelanjutan atau referal and continuity nursing care. Menurutnya, dapat pula melalui jenis&Kualifikasi SDM Perawat, dapat dilaksanakan melalui Scope PelayananPerawat, diantaranya dengan cara QualifikasidanKompetensi maupun dengan cara Teknologitepatguna, selain itu dapat pula melalui NilaidanBudayaKerja, dan terakhir melakukan LeadershiftdalamPelayananKeperawatan.
Harif juga mengatakan kepada anggota yang berada di pelayanan kesehatan untuk memperhatikan Jenis dan kualifikasi perawat, dengan cara berupaya dan berkemampuan yang seharusnya dimilki seorang perawat diantaranya : Mampu berkolaborasidalampraktikKesehatan, berdialog, salingpercayadansalingmengerti (knowladge), kemampuan memberikanKontribusiPerawatdalamPembuatanKebijakan, kemampuan patuh pada Norma, kemampuan membuatkeputusanKliniksesuaikewenangan/otoritas, dan dilengkapi dengan cara kemampuanmengelolapelayanan.
Disamping itu, Harif mengingatkan pula kepada pihak terkait seharusnya lebih memperhatikan kehidupan profesi perawat di RS selain pelayanan yang telah diberikannya. Dengan cara memperhatikan kejelasan wewenangnya, lingkup praktik perawat yang sesuai, perlindungan, penghargaan dan kesempatan/aksesberkembangnya.
Mengkhiri presentasinya, Harif berharap kepada tenaga perawat untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan pasien pula, seperti adanya teknologi untuk mobilisasi pasien, dan memamahi lebih jauh tentang teknologi dalam memasang Kateter dan Intravena maupun teknologi keperawatan laiinnya. (IR)