Infokom DPP PPNI - Peran Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Nasional (PPNI) dalam memberikan arahan dan bimbingan terhadap pembentukan Dewan Pengurus Luar Negeri (DPLN) PPNI sudah optimal.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah diwakili Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari bersama Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi dan Pengurus DPP PPNI lainnya menerima kunjungan pejabat Yomema.
Yomema dimana berspesialisasi dalam merekrut dan melatih karyawan perawatan kesehatan untuk pasar di negara Belanda.
“Saya Yufi Laman, saya kepala representativ dari Yomema Belanda, jadi program kami itu mengirimkan Perawat-Perawat Indonesia ke Belanda,” ucapnya usai pertemuan di Graha PPNI Jakarta, Jumat (7/7/2023).
“Saat ini sudah ada 287 Perawat Indonesia di Belanda dan tersebar di 12 kota,” sambungnya.
Yufi Laman mengatakan bahwa tujuan mengunjungi DPP PPNI adalah untuk membicarakan kelangsungan STR bagi Perawat Indonesia yang bekerja di Belanda, seandainya akan kembali ke Indonesia sesudah mengikuti program di Yomema. Selanjutnya akan merencanakan pembentukan DPLN PPNI di Belanda.
Dikatakannya, pada hari ini pihaknya sudah mendapatkan masukan-masukan dari Sekretaris Jenderal DPP PPNI, Bendahara Umum DPP PPNI dan Pengurus DPP PPNI lainnya, berkaitan dengan bagaimana mengatur untuk menghimpun Perawat-Perawat Indonesia di Belanda agar menjadi anggota DPLN Belanda nantinya.
“Jadi berharap mudah-mudahan kami dapat membentuk DPLN Belanda sekaligus membuat MOU antara Yomema dengan PPNI Pusat di Jakarta ini untuk melangsungkan kerja sama dalam bentuk lain,” harap Yufi Laman.
Kemudian dirinya juga menyampaikan peluang Perawat Indonesia bekerja di Belanda sangat terbuka dan menjanjikan, disamping quota yang dibutuhkan cukup banyak.
“Sangat menjanjikan, terutama saya diberi target oleh pihak Belanda untuk menyediakan sekitar 120 ribu Perawat di Belanda selama kisaran 10 tahun terakhir ini,” terangnya.
Untuk itulah diungkapkannya, Yomema ditargetkan dan ditentukan sebanyak 350 hingga 500 Perawat setiap tahunnya, dan dalam pemenuhan target tersebut juga mendapatkan support dan bimbingan dari Kemenkes RI.
“Jadi kami dibantu untuk mensosialisasikan program kami, karena memang kebutuhan di Belanda terhadap Perawat itu sangat besar dan gajinya juga besar di sana,” imbuhnya.
Diinformasikannya, saat Perawat Indonesia datang ke sana akan mendapatkan kotornya sekitar 32 juta sampai 35 juta perbulan, jadi mereka diperkirakan dapat menabung bersih kisaran 800 Euro perbulannya.
“Itu berarti kisaran 12-13 juta perbulan bersih. Jadi bisa menabung, sesudah dikurangi biaya hidup, uang asuransi, kesehatan dan tempat tinggal serta lainnya, artinya mereka (Perawat) masih bisa menabung sebesar itu setiap bulannya,” tutup Yufi Laman. (IR)
DPP PPNI Terima Yomema Bahas Pembentukan DPLN di Belanda
Infokom DPP PPNI - Peran Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Nasional (PPNI) dalam memberikan arahan dan bimbingan terhadap pembentukan Dewan Pengurus Luar Negeri (DPLN) PPNI sudah optimal.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah diwakili Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari bersama Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi dan Pengurus DPP PPNI lainnya menerima kunjungan pejabat Yomema.
Yomema dimana berspesialisasi dalam merekrut dan melatih karyawan perawatan kesehatan untuk pasar di negara Belanda.
“Saya Yufi Laman, saya kepala representativ dari Yomema Belanda, jadi program kami itu mengirimkan Perawat-Perawat Indonesia ke Belanda,” ucapnya usai pertemuan di Graha PPNI Jakarta, Jumat (7/7/2023).
“Saat ini sudah ada 287 Perawat Indonesia di Belanda dan tersebar di 12 kota,” sambungnya.
Yufi Laman mengatakan bahwa tujuan mengunjungi DPP PPNI adalah untuk membicarakan kelangsungan STR bagi Perawat Indonesia yang bekerja di Belanda, seandainya akan kembali ke Indonesia sesudah mengikuti program di Yomema. Selanjutnya akan merencanakan pembentukan DPLN PPNI di Belanda.
Dikatakannya, pada hari ini pihaknya sudah mendapatkan masukan-masukan dari Sekretaris Jenderal DPP PPNI, Bendahara Umum DPP PPNI dan Pengurus DPP PPNI lainnya, berkaitan dengan bagaimana mengatur untuk menghimpun Perawat-Perawat Indonesia di Belanda agar menjadi anggota DPLN Belanda nantinya.
“Jadi berharap mudah-mudahan kami dapat membentuk DPLN Belanda sekaligus membuat MOU antara Yomema dengan PPNI Pusat di Jakarta ini untuk melangsungkan kerja sama dalam bentuk lain,” harap Yufi Laman.
Kemudian dirinya juga menyampaikan peluang Perawat Indonesia bekerja di Belanda sangat terbuka dan menjanjikan, disamping quota yang dibutuhkan cukup banyak.
“Sangat menjanjikan, terutama saya diberi target oleh pihak Belanda untuk menyediakan sekitar 120 ribu Perawat di Belanda selama kisaran 10 tahun terakhir ini,” terangnya.
Untuk itulah diungkapkannya, Yomema ditargetkan dan ditentukan sebanyak 350 hingga 500 Perawat setiap tahunnya, dan dalam pemenuhan target tersebut juga mendapatkan support dan bimbingan dari Kemenkes RI.
“Jadi kami dibantu untuk mensosialisasikan program kami, karena memang kebutuhan di Belanda terhadap Perawat itu sangat besar dan gajinya juga besar di sana,” imbuhnya.
Diinformasikannya, saat Perawat Indonesia datang ke sana akan mendapatkan kotornya sekitar 32 juta sampai 35 juta perbulan, jadi mereka diperkirakan dapat menabung bersih kisaran 800 Euro perbulannya.
“Itu berarti kisaran 12-13 juta perbulan bersih. Jadi bisa menabung, sesudah dikurangi biaya hidup, uang asuransi, kesehatan dan tempat tinggal serta lainnya, artinya mereka (Perawat) masih bisa menabung sebesar itu setiap bulannya,” tutup Yufi Laman. (IR)