Infokom DPP PPNI - Kondisi kesehatan jemaah haji mendapatkan perhatian hingga kepulangannya ke Indonesia.
Jemaah haji kloter 4 yang pertama pulang telah tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa (4/7/2023). Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta telah menyiapkan pelayanan kesehatan yang lengkap.
Hal ini bertujuan agar jemaah haji dapat pulang ke tempat asalnya dengan kondisi sehat.
Langkah pertama yang dilakukan KKP yaitu membentuk tim yang bertugas setelah pesawat sudah mendarat di Bandara Soekarno Hatta untuk mengecek kesehatan jemaah haji. Tim ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari dokter, sanitarian, dan epidemiolog.
Dokter memeriksa kondisi jemaah dan mengecek obat dan P3K yang digunakan selama di pesawat. Jika jemaah sakit akan langsung diantar ke klinik KKP di Bandara Soekarno Hatta.
Sanitarian melakukan pengecekan sanitasi di dalam pesawat, mengukur kuman dengan menggunakan mikroskop lapangan, memeriksa kualitas air, dan mengambil sampel makanan dan minuman di dalam pesawat.
Sementara epidemiolog bertugas melihat ada atau tidaknya penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah di antara jamaah haji. Caranya dengan melihat rekap kesehatan jamaah haji tersebut.
“Jadi saat jemaah mendarat, sebelum turun dari pesawat dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas KKP terdiri dari dokter, sanitarian, dan epidemiolog. Tapi sebelum itu, tim juga sudah mendapatkan data terkait jemaah yang sehat dan yang sakit dari TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia)” ungkap Kepala KKP Kelas 1 Soetta Naning Nugrahini saat menyambut jemaah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta (5/7/2023).
Di Bandara Soekarno Hatta, sudah disiapkan juga 3 ruangan yaitu ruangan pemeriksaan, ruangan observasi, dan ruangan karantina. Sedangkan di asrama haji sudah disiapkan klinik yang dilengkapi tempat tidur, dan satu lantai gedung arafah untuk ruang observasi serta ruang karantina.
Pelayanan kesehatan lengkap ini disiapkan karena banyak jemaah haji yang mengalami masalah kesehatan saat melakukan ibadah haji, ditambah lagi sebanyak 80% jemaah haji berisiko tinggi. Selain itu disiapkan juga 10 ambulans yang dibantu oleh Dinkes DKI dan Dinkes kabupaten/kota sesuai dengan asal jamaah haji tersebut.
“Secara sekilas mayoritas jemaah itu sakit tenggorokan, batuk, pilek, demam dan lain sebagainya, lalu kami sarankan dan kami antar ke klinik KKP yang ada di Bandara Soetta. Jika pada waktu perjalanan menuju asrama haji sakit dan memerlukan layanan kedaruratan kami siapkan ambulans dan kami antar ke RSUP Dr. Sitanala sebagai rumah sakit rujukan atau ke rumah sakit terdekat,” katanya.
KKP juga sudah menyiagakan empat rumah sakit rujukan sesuai dengan penyakitnya. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan empat rumah sakit tersebut khusus untuk jamaah haji agar cepat ditangani,” tambahnya.
Setelah jemaah sampai di asrama haji, dilakukan pengecekan suhu. Jika kondisi jemaahnya sehat dan tidak teridentifikasi penyakit apapun, langsung diserahkan ke Dinas Kesehatan asal jamaah. Selanjutnya Dinas Kesehatan tersebut akan menjelaskan tentang Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) kepada jemaah yang harus diisi kemudian dilakukan pemantauan sampai 21 hari ke depan setelah jemaah pulang ke Indonesia.
Koordinator Pemulangan Jemaah Haji Kadar Supriyanto mengatakan jadwal pemulangan jemaah serta jumlah jemaah pada setiap kloter akan berubah sesuai dengan situasi dan kondisi saat haji. Jemaah yang pulang ke Indonesia pertama ini berjumlah 365 jemaah terdiri dari 155 laki-laki dan 210 perempuan.
“Memang dari kloter pemulangan itu jadwalnya tidak teratur seperti pemberangkatan, contohnya kloter yang pulang sekarang ini sebetulnya kloter keempat tapi menjadi kloter pertama yang pulang ke Indonesia, dan untuk jumlah datanya juga bisa naik turun,” ungkap Kadar.
Jadi biasanya dipastikan dahulu sebelum jemaah haji pulang ke tanah air untuk menyiapkan layanan kesehatan di Indonesia, seperti pada kloter ini KKP menyiapkan 10 kursi roda dan 1 ambulans yang sudah benar-benar siap.
Pelayanan kesehatan dan pendampingan tim kesehatan saat haji ataupun waktu pulang ke Indonesia diberikan dengan maksimal. Hal ini bertujuan agar jemaah mendapatkan pelayanan yang baik saat melakukan ibadah haji.
Salah satu jemaah haji, Umiyati, mengapresiasi pelayanan kesehatan yang diberikan selama proses ibadah haji hingga pulang ke tanah air.
“Untuk pelayanan kesehatannya bagus sekali, saya pun alhamdulillah diberikan kesehatan yang baik dari awal pemberangkatan sampai pemulangan haji, meskipun saya berangkat sendiri tapi tidak khawatir karena tim kesehatannya juga mendampingi jemaah dengan baik, terima kasih,” pungkas. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes RI
Jemaah Apresiasi Pelayanan Kesehatan Selama Proses Ibadah Haji
Infokom DPP PPNI - Kondisi kesehatan jemaah haji mendapatkan perhatian hingga kepulangannya ke Indonesia.
Jemaah haji kloter 4 yang pertama pulang telah tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa (4/7/2023). Tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta telah menyiapkan pelayanan kesehatan yang lengkap.
Hal ini bertujuan agar jemaah haji dapat pulang ke tempat asalnya dengan kondisi sehat.
Langkah pertama yang dilakukan KKP yaitu membentuk tim yang bertugas setelah pesawat sudah mendarat di Bandara Soekarno Hatta untuk mengecek kesehatan jemaah haji. Tim ini berjumlah 3 orang yang terdiri dari dokter, sanitarian, dan epidemiolog.
Dokter memeriksa kondisi jemaah dan mengecek obat dan P3K yang digunakan selama di pesawat. Jika jemaah sakit akan langsung diantar ke klinik KKP di Bandara Soekarno Hatta.
Sanitarian melakukan pengecekan sanitasi di dalam pesawat, mengukur kuman dengan menggunakan mikroskop lapangan, memeriksa kualitas air, dan mengambil sampel makanan dan minuman di dalam pesawat.
Sementara epidemiolog bertugas melihat ada atau tidaknya penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah di antara jamaah haji. Caranya dengan melihat rekap kesehatan jamaah haji tersebut.
“Jadi saat jemaah mendarat, sebelum turun dari pesawat dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas KKP terdiri dari dokter, sanitarian, dan epidemiolog. Tapi sebelum itu, tim juga sudah mendapatkan data terkait jemaah yang sehat dan yang sakit dari TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia)” ungkap Kepala KKP Kelas 1 Soetta Naning Nugrahini saat menyambut jemaah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta (5/7/2023).
Di Bandara Soekarno Hatta, sudah disiapkan juga 3 ruangan yaitu ruangan pemeriksaan, ruangan observasi, dan ruangan karantina. Sedangkan di asrama haji sudah disiapkan klinik yang dilengkapi tempat tidur, dan satu lantai gedung arafah untuk ruang observasi serta ruang karantina.
Pelayanan kesehatan lengkap ini disiapkan karena banyak jemaah haji yang mengalami masalah kesehatan saat melakukan ibadah haji, ditambah lagi sebanyak 80% jemaah haji berisiko tinggi. Selain itu disiapkan juga 10 ambulans yang dibantu oleh Dinkes DKI dan Dinkes kabupaten/kota sesuai dengan asal jamaah haji tersebut.
“Secara sekilas mayoritas jemaah itu sakit tenggorokan, batuk, pilek, demam dan lain sebagainya, lalu kami sarankan dan kami antar ke klinik KKP yang ada di Bandara Soetta. Jika pada waktu perjalanan menuju asrama haji sakit dan memerlukan layanan kedaruratan kami siapkan ambulans dan kami antar ke RSUP Dr. Sitanala sebagai rumah sakit rujukan atau ke rumah sakit terdekat,” katanya.
KKP juga sudah menyiagakan empat rumah sakit rujukan sesuai dengan penyakitnya. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan empat rumah sakit tersebut khusus untuk jamaah haji agar cepat ditangani,” tambahnya.
Setelah jemaah sampai di asrama haji, dilakukan pengecekan suhu. Jika kondisi jemaahnya sehat dan tidak teridentifikasi penyakit apapun, langsung diserahkan ke Dinas Kesehatan asal jamaah. Selanjutnya Dinas Kesehatan tersebut akan menjelaskan tentang Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) kepada jemaah yang harus diisi kemudian dilakukan pemantauan sampai 21 hari ke depan setelah jemaah pulang ke Indonesia.
Koordinator Pemulangan Jemaah Haji Kadar Supriyanto mengatakan jadwal pemulangan jemaah serta jumlah jemaah pada setiap kloter akan berubah sesuai dengan situasi dan kondisi saat haji. Jemaah yang pulang ke Indonesia pertama ini berjumlah 365 jemaah terdiri dari 155 laki-laki dan 210 perempuan.
“Memang dari kloter pemulangan itu jadwalnya tidak teratur seperti pemberangkatan, contohnya kloter yang pulang sekarang ini sebetulnya kloter keempat tapi menjadi kloter pertama yang pulang ke Indonesia, dan untuk jumlah datanya juga bisa naik turun,” ungkap Kadar.
Jadi biasanya dipastikan dahulu sebelum jemaah haji pulang ke tanah air untuk menyiapkan layanan kesehatan di Indonesia, seperti pada kloter ini KKP menyiapkan 10 kursi roda dan 1 ambulans yang sudah benar-benar siap.
Pelayanan kesehatan dan pendampingan tim kesehatan saat haji ataupun waktu pulang ke Indonesia diberikan dengan maksimal. Hal ini bertujuan agar jemaah mendapatkan pelayanan yang baik saat melakukan ibadah haji.
Salah satu jemaah haji, Umiyati, mengapresiasi pelayanan kesehatan yang diberikan selama proses ibadah haji hingga pulang ke tanah air.
“Untuk pelayanan kesehatannya bagus sekali, saya pun alhamdulillah diberikan kesehatan yang baik dari awal pemberangkatan sampai pemulangan haji, meskipun saya berangkat sendiri tapi tidak khawatir karena tim kesehatannya juga mendampingi jemaah dengan baik, terima kasih,” pungkas. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes RI