DPP PPNI Memfasilitasi Peluang Perawat Kerja Ke Luar Negeri <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p><strong style="text-align: justify;">Infokom DPP PPNI</strong><span style="text-align: justify;"> ­- Kepedulian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap anggota Perawat yang berkeinginan untuk bekerja ke luar negeri sudah baik, bahkan diinformasikan dengan selengkapnya.</span><span style="mso-spacerun: yes;">  </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Harif Fadhillah selaku Ketua Umum DPP PPNI melalui Nursing Zoominar episode 344 dengan tema “Peluang Kerja Perawat Indonesia di Luar Negeri,” menghadirkan narasumber Mohamad Yusuf selaku Ketua DPLN PPNI Jepang bersama moderator Nano Supriatna selaku Anggota Dept Kaderisasi DPP PPNI. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">“Kita memang menghadapi suatu kondisi, mungkin di negara kita ini dalam kondisi hari ini Perawat Indonesia dikatakan surplus juga tidak, kurang juga tidak sebenarnya,” ucap Harif Fadhillah dalam arahannya sebelum membuka Nursing Zoominar ke 344, Rabu (31/5/2023).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">“Tapi memang serapan dari pasar kerja kita yang belum seimbang dengan produksi,” lanjut Ketua Umum DPP PPNI ini. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Dicontohkannya, sebenarnya negara kita masih memerlukan Perawat yang berada sampai pada daerah terpencil, bahkan kepada tingkat masyarakat, tetapi belum menjadi perhitungan kebutuhan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Menurutnya, pada kenyataannya jumlah Perawat itu berlebih dan banyak juga teman Perawat yang berkeinginan menjadi PNS/ASN, namun terkadang menunggu waktu lama prosesnya menjadi PNS, dan akhirnya ada juga yang menjadi pegawai dengan honor tak layak, sehingga perlunya untuk menghargai profesi Perawat ini. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">“Sejatinya harus diapresiasi dengan konpensasi yang cukup, dengan fasilitas yang cukup. Saya kira mungkn di Indonesia masih banyak keterbatasan,” tutur Doktor Keperawatan ini. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Tentu salah satu peluangnya diungkapkannya, adalah bagaimana mengisi pasar kerja di berbagai negara yang saat ini cukup banyak.<span style="mso-spacerun: yes;">                     </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Lanjutnya, apalagi dengan kejadian pandemi Covid-19 yang lalu, beberapa negara di dunia mengalami kekurangan Perawat, terutama di negara-negara maju seperti Canada, Amerika Serikat dan Inggris <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kekurangan tenaga perawatnya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Ditambahkannya, jadi Perawat yang bekerja saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan pasien yang harus dilayani, penyebabnya dikarenakan banyak Perawat yang meninggal dan berhenti bekerja ketika terjadi pandemi lalu. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Dalam kesempatan ini pula, Harif Fadhillah menyampaikan data jumlah kebutuhan Perawat berdasarkan data dari ICN (International Council of Nurses) tahun 2023 di 9 negara Asia termasuk Indonesia untuk proyeksi 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Dijelaskannya, pada umumnya proyeksi kebutuhan Perawat di Indonesia mengalami surplus, sementara di 8 negara lainnya itu mengalami kekurangan Perawat. Tentunya melalui data ini sebagai pegangan bagi Perawat untuk mencari peluang bekerja ke luar negeri.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">“Oleh karena itu teman semua, ini sebuah data yang menjadi pertimbangan kita, dan ini peluang,” ungkapnya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">“Kalau kita tidak bisa berkarya di dalam negeri dan tidak diapresiasi dengan baik, mengapa kita terus di dalam negeri, maka kita harus mengisi peluang kerja di luar negeri,” imbuhnya. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Diucapkannya, kebanyakan calon Perawat yang akan bekerja ke luar negeri terkendala dengan adanya varian budaya ataupun yang lainnya dan itu harus dieliminasikan melalui pemahaman yang baik ke individu masing-masing. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Untuk itulah, diharapkannya agar Perawat punya niat mandiri, selain juga mempersiapkan secara kemampuan teknis dengan melalui pendidikan keperawatan, pelatihan dan sertifikasi yang dimiliki, termasuk menyiapkan hal-hal lain termasuk persoalan regulasi maupun pemahaman budaya setempat. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Selain itu, Perawat yang akan bekerja ke luar negeri melalui kualifikasi dan melengkapi segala persyaratan yang harus dipenuhi. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">“Semoga ada banyak Perawat Perawat kita yang mengisi pasar kerja dunia dan mengharumkan nama bangsa, sehingga dapat meningkatkan juga kondisi ekonomi diri, keluarga maupun negara kita,” tutupnya. (IR)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;">Sumber : Youtube Bapena PPNI</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="mso-ansi-language: EN-ID;"> </span></p> <p> </p> </p>

DPP PPNI Memfasilitasi Peluang Perawat Kerja Ke Luar Negeri

Infokom DPP PPNI ­- Kepedulian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap anggota Perawat yang berkeinginan untuk bekerja ke luar negeri sudah baik, bahkan diinformasikan dengan selengkapnya.    

Harif Fadhillah selaku Ketua Umum DPP PPNI melalui Nursing Zoominar episode 344 dengan tema “Peluang Kerja Perawat Indonesia di Luar Negeri,” menghadirkan narasumber Mohamad Yusuf selaku Ketua DPLN PPNI Jepang bersama moderator Nano Supriatna selaku Anggota Dept Kaderisasi DPP PPNI.

“Kita memang menghadapi suatu kondisi, mungkin di negara kita ini dalam kondisi hari ini Perawat Indonesia dikatakan surplus juga tidak, kurang juga tidak sebenarnya,” ucap Harif Fadhillah dalam arahannya sebelum membuka Nursing Zoominar ke 344, Rabu (31/5/2023).

“Tapi memang serapan dari pasar kerja kita yang belum seimbang dengan produksi,” lanjut Ketua Umum DPP PPNI ini.

Dicontohkannya, sebenarnya negara kita masih memerlukan Perawat yang berada sampai pada daerah terpencil, bahkan kepada tingkat masyarakat, tetapi belum menjadi perhitungan kebutuhan.

Menurutnya, pada kenyataannya jumlah Perawat itu berlebih dan banyak juga teman Perawat yang berkeinginan menjadi PNS/ASN, namun terkadang menunggu waktu lama prosesnya menjadi PNS, dan akhirnya ada juga yang menjadi pegawai dengan honor tak layak, sehingga perlunya untuk menghargai profesi Perawat ini.  

“Sejatinya harus diapresiasi dengan konpensasi yang cukup, dengan fasilitas yang cukup. Saya kira mungkn di Indonesia masih banyak keterbatasan,” tutur Doktor Keperawatan ini.

Tentu salah satu peluangnya diungkapkannya, adalah bagaimana mengisi pasar kerja di berbagai negara yang saat ini cukup banyak.                    

Lanjutnya, apalagi dengan kejadian pandemi Covid-19 yang lalu, beberapa negara di dunia mengalami kekurangan Perawat, terutama di negara-negara maju seperti Canada, Amerika Serikat dan Inggris  kekurangan tenaga perawatnya.

Ditambahkannya, jadi Perawat yang bekerja saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan pasien yang harus dilayani, penyebabnya dikarenakan banyak Perawat yang meninggal dan berhenti bekerja ketika terjadi pandemi lalu.   

Dalam kesempatan ini pula, Harif Fadhillah menyampaikan data jumlah kebutuhan Perawat berdasarkan data dari ICN (International Council of Nurses) tahun 2023 di 9 negara Asia termasuk Indonesia untuk proyeksi 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun.

Dijelaskannya, pada umumnya proyeksi kebutuhan Perawat di Indonesia mengalami surplus, sementara di 8 negara lainnya itu mengalami kekurangan Perawat. Tentunya melalui data ini sebagai pegangan bagi Perawat untuk mencari peluang bekerja ke luar negeri.

“Oleh karena itu teman semua, ini sebuah data yang menjadi pertimbangan kita, dan ini peluang,” ungkapnya.

“Kalau kita tidak bisa berkarya di dalam negeri dan tidak diapresiasi dengan baik, mengapa kita terus di dalam negeri, maka kita harus mengisi peluang kerja di luar negeri,” imbuhnya.  

Diucapkannya, kebanyakan calon Perawat yang akan bekerja ke luar negeri terkendala dengan adanya varian budaya ataupun yang lainnya dan itu harus dieliminasikan melalui pemahaman yang baik ke individu masing-masing.

Untuk itulah, diharapkannya agar Perawat punya niat mandiri, selain juga mempersiapkan secara kemampuan teknis dengan melalui pendidikan keperawatan, pelatihan dan sertifikasi yang dimiliki, termasuk menyiapkan hal-hal lain termasuk persoalan regulasi maupun pemahaman budaya setempat.

Selain itu, Perawat yang akan bekerja ke luar negeri melalui kualifikasi dan melengkapi segala persyaratan yang harus dipenuhi.  

“Semoga ada banyak Perawat Perawat kita yang mengisi pasar kerja dunia dan mengharumkan nama bangsa, sehingga dapat meningkatkan juga kondisi ekonomi diri, keluarga maupun negara kita,” tutupnya. (IR)

 

Sumber : Youtube Bapena PPNI