Infokom DPP PPNI - Kebahagian dan antusias insan keperawatan dalam mengikuti Hari Ulang Tahun (HUT) ke 49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di seluruh nusantara.
Sehubungan hal itu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI menggelar “Semarak Gebyar HUT PPNI ke 49” yang dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin di The Sultan Hotel Jakarta pada Jumat, 17 Maret 2023.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari, Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi bersama Pengurus DPP PPNI lainnya mendapatkan kehormatan atas kehadiran pejabat pemerintah, swasta, organisasi profesi kesehatan lain, stakeholder dan para undangan lainnya, termasuk Ketua DPW PPNI dan Badan Kelengkapan PPNI.
Harif Fadhillah mengungkapkan untuk menargetkan peningkatan jumlah personel Perawat yang berkualitas, dan mengutamakan terhadap pemerataan penempatan perawatan di berbagai pelosok Indonesia dalam menunjang program pemerintah.
Dikatakannya, PPNI akan membuat langkah-langkah analisis proyeksi tenaga keperawatan di Indonesia sampai dengan kurun waktu 5 tahun ke depan.
"Proses analisis proyeksi tenaga keperawatan sebenarnya sudah berjalan namun memang saat ini sangat tergantung pada sistem pelayanan di PPNI. Sebagai contoh di Filipina setiap 1.000 penduduk ada 4 Perawat, sementara di Jepang setiap 1.000 penduduk ada sekitar 11,8 Perawat," terang Harif Fadhillah.
Menurutnya jika dibandingkan dengan dua negara tersebut, sebenanya bahwa Indonesia jauh tertinggal yaitu sebanyak 2,3 Perawat per 1.000 penduduk.
"Nah analisis proyeksi tenaga keperawatan ini lah yang sekarang tengah dibidik PPNI untuk ditingkatkan jumlahnya," jelas Doktor Keperawatan ini.
Dijelaskannya, bahwa Indonesia sebagai negara besar di Asia tenggara bahkan Asia terlebih dilihat dari populasi atau jumlah penduduk, maka memang sangatlah kekurangan jumlah Perawat.
Berkaitan dengan kurangnya jumlah Perawat, disebutkannya adalah salah satunya disebabkan faktor pelayanan di Indonesia yang belum menyentuh di berbagai sendi kehidupan.
"Jika di Jepang pelayanan keperawatan menyentuh hingga ke berbagai rumah yang berada di pelosok wilayah maupun panti-panti. Di Indonesia profesi Perawat masih terfokus pada pelayanan di Faskes dan Puskesmas. Itupun tidak semua desa atau kecamatan memiliki Faskes atau Puskesmas dan ini merupakan kelangkaan yang laten," ucapnya.
Sedangkan dari sisi kualitas, ditambahkannya bahwa peningkatan kualitas Perawat di Indonesia menjadi Pekerjaan Rumah (PR), sehingga bagi PPNI agara terus menerus dibenahi dari hari ke hari, baik secara formal melalui pendidikan keperawatan maupun secara informal melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan demi mendapatkan Perawat kompeten.
Diterangkannya pula, pada saat ini pasar keperawatan di dunia memang sangat membutuhkan Perawat handal dari berbagai belahan negara, terutama Perawat dari Indonesia juga banyak mendapatkan tawaran untuk mengisi posisi tersebut.
"Bisa saja Perawat Indonesia yang saat ini bekerja sebagai honorer atau tenaga kerja sukarela di berbagai daerah, PPNI berharap para Perawat tersebut bisa mencoba mencari pengalaman untuk bekerja sebagai Perawat yang dibutuhkan berbagai negara,” imbuh Harif Fadhillah.
“PPNI tentunya akan meminta dukungan dari pemerintah untuk membuat kebijakan yang mempermudah Perawat untuk bekerja di luar negeri,” lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin dalam sambutannya menyebutkan bahwa pihaknya akan mendorong dalam hal peningkatkan kualitas Perawat.
"Dokter butuh 3 Perawat jika operasi. Jadi kalau jumlah Perawat sedikit, jelas itu akan menahan laju kualitas Perawat,” katanya.
Disampaikannya, bahwa ada niatan Kemenkes untuk membuat beasiswa bagi 2.500 orang, termasuk Perawat spesialis.
"Saya minta kepada Pak Ketum Harif untuk merencanakannya juga. PPNI buat program itu nanti Kemenkes akan fasilitasi,” tuturnya.
Diinginkannya juga, agar Perawat melirik pasar internasional, dimana Perawat Indonesia ini menurutnya sangat dicari, dikarenakan Perawat paling baik yang menyembuhkan mereka di sana adalah Perawat Indonesia.
Dalam kesempatan ini pula, DPP PPNI memberikan apresiasi kepada stakeholder yang selama ini telah bekerja sama, diantaranya : Basarnas, BNN, BNPB dan PMI.
Selain itu menampilkan program PPNI untuk masa yang akan datang yaitu Pusbangdiklat, Penyerahan Petunjuk Teknis OVON kepada Kemendagri, Pedoman Struktur Skala Upah Perawat kepada Kemnaker, dan Sistem PPNI Pay.
Perhelatan rangkaian puncak HUT PPNI tingkat nasional tahun ini terlaksana sukses, atas koordinasi Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi selaku ketua panitia. (IR)
Menkes Budi G Sadikin Hadiri Puncak Peringatan HUT PPNI Ke 49
Infokom DPP PPNI - Kebahagian dan antusias insan keperawatan dalam mengikuti Hari Ulang Tahun (HUT) ke 49 Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di seluruh nusantara.
Sehubungan hal itu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) PPNI menggelar “Semarak Gebyar HUT PPNI ke 49” yang dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin di The Sultan Hotel Jakarta pada Jumat, 17 Maret 2023.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari, Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi bersama Pengurus DPP PPNI lainnya mendapatkan kehormatan atas kehadiran pejabat pemerintah, swasta, organisasi profesi kesehatan lain, stakeholder dan para undangan lainnya, termasuk Ketua DPW PPNI dan Badan Kelengkapan PPNI.
Harif Fadhillah mengungkapkan untuk menargetkan peningkatan jumlah personel Perawat yang berkualitas, dan mengutamakan terhadap pemerataan penempatan perawatan di berbagai pelosok Indonesia dalam menunjang program pemerintah.
Dikatakannya, PPNI akan membuat langkah-langkah analisis proyeksi tenaga keperawatan di Indonesia sampai dengan kurun waktu 5 tahun ke depan.
"Proses analisis proyeksi tenaga keperawatan sebenarnya sudah berjalan namun memang saat ini sangat tergantung pada sistem pelayanan di PPNI. Sebagai contoh di Filipina setiap 1.000 penduduk ada 4 Perawat, sementara di Jepang setiap 1.000 penduduk ada sekitar 11,8 Perawat," terang Harif Fadhillah.
Menurutnya jika dibandingkan dengan dua negara tersebut, sebenanya bahwa Indonesia jauh tertinggal yaitu sebanyak 2,3 Perawat per 1.000 penduduk.
"Nah analisis proyeksi tenaga keperawatan ini lah yang sekarang tengah dibidik PPNI untuk ditingkatkan jumlahnya," jelas Doktor Keperawatan ini.
Dijelaskannya, bahwa Indonesia sebagai negara besar di Asia tenggara bahkan Asia terlebih dilihat dari populasi atau jumlah penduduk, maka memang sangatlah kekurangan jumlah Perawat.
Berkaitan dengan kurangnya jumlah Perawat, disebutkannya adalah salah satunya disebabkan faktor pelayanan di Indonesia yang belum menyentuh di berbagai sendi kehidupan.
"Jika di Jepang pelayanan keperawatan menyentuh hingga ke berbagai rumah yang berada di pelosok wilayah maupun panti-panti. Di Indonesia profesi Perawat masih terfokus pada pelayanan di Faskes dan Puskesmas. Itupun tidak semua desa atau kecamatan memiliki Faskes atau Puskesmas dan ini merupakan kelangkaan yang laten," ucapnya.
Sedangkan dari sisi kualitas, ditambahkannya bahwa peningkatan kualitas Perawat di Indonesia menjadi Pekerjaan Rumah (PR), sehingga bagi PPNI agara terus menerus dibenahi dari hari ke hari, baik secara formal melalui pendidikan keperawatan maupun secara informal melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan demi mendapatkan Perawat kompeten.
Diterangkannya pula, pada saat ini pasar keperawatan di dunia memang sangat membutuhkan Perawat handal dari berbagai belahan negara, terutama Perawat dari Indonesia juga banyak mendapatkan tawaran untuk mengisi posisi tersebut.
"Bisa saja Perawat Indonesia yang saat ini bekerja sebagai honorer atau tenaga kerja sukarela di berbagai daerah, PPNI berharap para Perawat tersebut bisa mencoba mencari pengalaman untuk bekerja sebagai Perawat yang dibutuhkan berbagai negara,” imbuh Harif Fadhillah.
“PPNI tentunya akan meminta dukungan dari pemerintah untuk membuat kebijakan yang mempermudah Perawat untuk bekerja di luar negeri,” lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin dalam sambutannya menyebutkan bahwa pihaknya akan mendorong dalam hal peningkatkan kualitas Perawat.
"Dokter butuh 3 Perawat jika operasi. Jadi kalau jumlah Perawat sedikit, jelas itu akan menahan laju kualitas Perawat,” katanya.
Disampaikannya, bahwa ada niatan Kemenkes untuk membuat beasiswa bagi 2.500 orang, termasuk Perawat spesialis.
"Saya minta kepada Pak Ketum Harif untuk merencanakannya juga. PPNI buat program itu nanti Kemenkes akan fasilitasi,” tuturnya.
Diinginkannya juga, agar Perawat melirik pasar internasional, dimana Perawat Indonesia ini menurutnya sangat dicari, dikarenakan Perawat paling baik yang menyembuhkan mereka di sana adalah Perawat Indonesia.
Dalam kesempatan ini pula, DPP PPNI memberikan apresiasi kepada stakeholder yang selama ini telah bekerja sama, diantaranya : Basarnas, BNN, BNPB dan PMI.
Selain itu menampilkan program PPNI untuk masa yang akan datang yaitu Pusbangdiklat, Penyerahan Petunjuk Teknis OVON kepada Kemendagri, Pedoman Struktur Skala Upah Perawat kepada Kemnaker, dan Sistem PPNI Pay.
Perhelatan rangkaian puncak HUT PPNI tingkat nasional tahun ini terlaksana sukses, atas koordinasi Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi selaku ketua panitia. (IR)