Infokom DPP PPNI - Produktivitas Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam menyampaikan edukasi bagi anggota Perawat semakin dimanfaatkan dengan baik.
Melalui Nursing Zoominar ke 342 dengan tema Soft Kill Pada Perawat, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menghadirkan Djuariah Chanafie (Anggota Dep Hubmas, Informasi dan Komunikasi HPMI Pusat), dan Euis Komala Restiawati (Anggota Departemen Pelayanan HPMI Pusat), dengan moderator Tuti Nuraini (Dosen FIK UI).
Bertepatan dengan hari Rabu (8 Maret 2023) diperingati sebagai Hari Wanita Sedunia atau International Women’s Day (IWD), dengan mengusung tema “DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality”. Sedangkan tema kampanye global yang diangkat dalam rangka memperingati IWD adalah #Embrace Equity atau merangkul kesetaraan.
Sehubungan dengan tema tersebut erat hubungannya dengan peran Perawat selama ini, dimana jumlah Perawat yang tergabung di organisasi profesi PPNI itu didominasi oleh seorang perempuan. Sementara tema Sof Kill Pada Perawat pada Zoominar kali ini punya makna tersendiri bagi Perawat.
“Soft Kill ini menjadi bagian penting sekali terus didesiminasikan dengan 2 pembicara, nanti kita mendapatkan informasi dan input asupan yang sangat bermakna,” terang Rohman Azzam dalam sambutannya sebelum membuka Nursing Zoominar ke 342 secara online, Rabu (8/3/2023).
“Anggota PPNI itu adalah juga perempuan, saya kira hari wanita sedunia ini punya makna yang tersendiri buat teman-teman kita semua,” lanjut Ketua DPP PPNI Bidang Sisinfokom ini.
Diungkapkannya, tema kampanye global Hari Perempuan Sedunia saat ini menggunakan makna kata equity dan kesetaraan itu, dimana sebetulnya punya makna yang berbeda-beda.
Lanjutnya, berdasarkan website dari internationalwomensday.com, disana dikatakan bahwa kesetaraan itu artinya individu atau kelompok diberikan sumber daya dan kesempatan yang sama kesetaraan.
Menurutnya equity atau ekuitas menyatakan bahwa setiap orang memiliki keadaan yang berbeda sehingga untuk mengapai hasil setara itu, tentu perlu mengalokasikan sumber daya dan peluang yang tepat.
“Ekuitas biasa juga dimaknai sebagai memberikan ke setiap orang apa yang mereka butuhkan. Jadi memberikan setiap orang apa yang mereka butuhkan, itu porsi yang diberikan tidak harus sama persis,” katanya.
Berkaitan tema soft kill kali ini menurutnya sangat penting sekali bagi Perawat, dan dikatakannya dalam mengapai kesuksesan itu juga merupakan ijin dari yang Maha Kuasa, sementara kemampuan dari soft kill perlu dikuasai tanpa mengabaikan indek prestasi.
Maka menurutnya, soft kill itu amat sangat penting sekali, dan berdasarkan hasil survei yang didapat dari para leader/pimpinan, dimana ditetapkan bahwa poin indek prestasi hanya menduduki ke 17 dari 20 kriteria.
Sementara dari hasil survei tersebut, bahwa peringkat pertama disebutkannya adalah kemampuan komunikasi, dan ini menjadi hal penting yang perlu dikuasai.
Kemudian berikutnya adalah kejujuran, integritas dan ini juga sangat penting sebagai tantangan untuk selalu bekerja secara jujur dan berintegritas.
Diantaranya disampaikan hasil survei lain adalah kemampuan kerja sama (teamwork) itu juga penting, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi, inisiatif, kemampuan beradaptasi, data analitik, critical thinking, kemampuan komputasi, dan kemampuan berorganisasi.
“Jadi sebenarnya soft kill ini sebagai atribut pribadi, atribut personal yang diperlukan untuk kita berhasil dimanapun termasuk di lingkungan kerja,” ungkap Rohman Azzam.
Diterangkannya, bentuk soft kill ini tidak kelihatan (berwujud/fisikal), sementara kemampuan hard skil itu sebuah kompetensi klinis untuk dapat melakukan tugas, jadi mengenai hard skill sebagai kompetensi klinis yang dibutuhkan.
Dicontohkannya pula, berdasarkan kajian bahwa kemampunan dari skill Perawat Indonesia lebih baik dari Perawat luar negeri (Australia).
Diterangkannya ada beberapa soft kill yang diperlukan oleh seorang Perawat berdasarkan informasi dari nursingcenter.com berkaitan dengan Top Ten Soft Kill for Nurses, diantaranya : 1. Communication, 2. Attitude dan confident, 3. Teamwork, 4. Network, 5. Critical Thinking and creative problem solving, 6. Professionalism, 7. Empathy, 8. Conflict resolution, 9. Adaptability, 10. Initiative and strong work ethic.
“Saya berharap mudah-mudahan dapat mengikuti secara aktif, sehingga dapat menghasilkan manfaat, dan juga mengucapkan terima kasih kepada kedua narasumber,” imbuhnya. (IR)
Sumber : Youtube Bapena PPNI
DPP PPNI Mengedukasi Pemahaman & Pentingnya Soft Kill Bagi Perawat
Infokom DPP PPNI - Produktivitas Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam menyampaikan edukasi bagi anggota Perawat semakin dimanfaatkan dengan baik.
Melalui Nursing Zoominar ke 342 dengan tema Soft Kill Pada Perawat, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menghadirkan Djuariah Chanafie (Anggota Dep Hubmas, Informasi dan Komunikasi HPMI Pusat), dan Euis Komala Restiawati (Anggota Departemen Pelayanan HPMI Pusat), dengan moderator Tuti Nuraini (Dosen FIK UI).
Bertepatan dengan hari Rabu (8 Maret 2023) diperingati sebagai Hari Wanita Sedunia atau International Women’s Day (IWD), dengan mengusung tema “DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality”. Sedangkan tema kampanye global yang diangkat dalam rangka memperingati IWD adalah #Embrace Equity atau merangkul kesetaraan.
Sehubungan dengan tema tersebut erat hubungannya dengan peran Perawat selama ini, dimana jumlah Perawat yang tergabung di organisasi profesi PPNI itu didominasi oleh seorang perempuan. Sementara tema Sof Kill Pada Perawat pada Zoominar kali ini punya makna tersendiri bagi Perawat.
“Soft Kill ini menjadi bagian penting sekali terus didesiminasikan dengan 2 pembicara, nanti kita mendapatkan informasi dan input asupan yang sangat bermakna,” terang Rohman Azzam dalam sambutannya sebelum membuka Nursing Zoominar ke 342 secara online, Rabu (8/3/2023).
“Anggota PPNI itu adalah juga perempuan, saya kira hari wanita sedunia ini punya makna yang tersendiri buat teman-teman kita semua,” lanjut Ketua DPP PPNI Bidang Sisinfokom ini.
Diungkapkannya, tema kampanye global Hari Perempuan Sedunia saat ini menggunakan makna kata equity dan kesetaraan itu, dimana sebetulnya punya makna yang berbeda-beda.
Lanjutnya, berdasarkan website dari internationalwomensday.com, disana dikatakan bahwa kesetaraan itu artinya individu atau kelompok diberikan sumber daya dan kesempatan yang sama kesetaraan.
Menurutnya equity atau ekuitas menyatakan bahwa setiap orang memiliki keadaan yang berbeda sehingga untuk mengapai hasil setara itu, tentu perlu mengalokasikan sumber daya dan peluang yang tepat.
“Ekuitas biasa juga dimaknai sebagai memberikan ke setiap orang apa yang mereka butuhkan. Jadi memberikan setiap orang apa yang mereka butuhkan, itu porsi yang diberikan tidak harus sama persis,” katanya.
Berkaitan tema soft kill kali ini menurutnya sangat penting sekali bagi Perawat, dan dikatakannya dalam mengapai kesuksesan itu juga merupakan ijin dari yang Maha Kuasa, sementara kemampuan dari soft kill perlu dikuasai tanpa mengabaikan indek prestasi.
Maka menurutnya, soft kill itu amat sangat penting sekali, dan berdasarkan hasil survei yang didapat dari para leader/pimpinan, dimana ditetapkan bahwa poin indek prestasi hanya menduduki ke 17 dari 20 kriteria.
Sementara dari hasil survei tersebut, bahwa peringkat pertama disebutkannya adalah kemampuan komunikasi, dan ini menjadi hal penting yang perlu dikuasai.
Kemudian berikutnya adalah kejujuran, integritas dan ini juga sangat penting sebagai tantangan untuk selalu bekerja secara jujur dan berintegritas.
Diantaranya disampaikan hasil survei lain adalah kemampuan kerja sama (teamwork) itu juga penting, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi, inisiatif, kemampuan beradaptasi, data analitik, critical thinking, kemampuan komputasi, dan kemampuan berorganisasi.
“Jadi sebenarnya soft kill ini sebagai atribut pribadi, atribut personal yang diperlukan untuk kita berhasil dimanapun termasuk di lingkungan kerja,” ungkap Rohman Azzam.
Diterangkannya, bentuk soft kill ini tidak kelihatan (berwujud/fisikal), sementara kemampuan hard skil itu sebuah kompetensi klinis untuk dapat melakukan tugas, jadi mengenai hard skill sebagai kompetensi klinis yang dibutuhkan.
Dicontohkannya pula, berdasarkan kajian bahwa kemampunan dari skill Perawat Indonesia lebih baik dari Perawat luar negeri (Australia).
Diterangkannya ada beberapa soft kill yang diperlukan oleh seorang Perawat berdasarkan informasi dari nursingcenter.com berkaitan dengan Top Ten Soft Kill for Nurses, diantaranya : 1. Communication, 2. Attitude dan confident, 3. Teamwork, 4. Network, 5. Critical Thinking and creative problem solving, 6. Professionalism, 7. Empathy, 8. Conflict resolution, 9. Adaptability, 10. Initiative and strong work ethic.
“Saya berharap mudah-mudahan dapat mengikuti secara aktif, sehingga dapat menghasilkan manfaat, dan juga mengucapkan terima kasih kepada kedua narasumber,” imbuhnya. (IR)
Sumber : Youtube Bapena PPNI