Infokom DPP PPNI - Dalam menyambut Hari Gizi Nasional pada tanggal 25 Januari, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memberikan edukasi bagi anggota Perawat.
Melalui Nursing Zoominar ke 336, dengan tema waspada obesitas & stunting, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menghadirkan Luthfianti Diana (Staf Diklat DPP Persagi), Dadang Suharto (Dewan Pertimbangan DPD PPNI Kab Bekasi) dan moderator Masfuri (Koordinator Pra Bencana Bapena Pusat).
“Ketua Umum (Harif Fadhillah), Sekjen (Mustikasari), Bendahara Umum PPNI (Aprisunadi) beserta panitia berapresiasi kepada para peserta yang selalu semangat dalam mengikuti Zoominar ini,” terang Ahmad Eru Saprudin dalam arahannya pada Nursing Zoominar ke 336, Rabu (25/1/2023).
Sehubungan dengan masalah stunting ini dikatakannya, adalah salah satu perintah negara melalui pemerintah Presiden dan jadi hal yang prioritas, kemudian diturunkan kepada Kementerian Kesehatan menjadi program yang harus diatasi bersama.
“PPNI sendiri sangat responsive, karena PPNI hadir selalu bagaimana dicintai pemerintah maupun masyarakat,” ucap Sekretaris II DPP PPNI ini.
Menurutnya PPNI bukan hanya merespon, dan tidak hanya akan melakukan namun sudah banyak membantu negara, termasuk stunting ini.
Diterangkannya, bantuan diantaranya memberikan pelayanan di berbagai layanan kesehatan, seperti di Puskesmas, Praktik Mandiri, Rumah Sakit dan lainnya.
Sementara masalah stunting ini dikemukakannya, adalah banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya pengaruh orang tua, pengetahuan, pola asuh, dan juga hal lainnya.
“Termasuk pola hidup sehari-hari termasuk ASI eksklusif dan sebagainya. Nah itu akan dibahas secara rinci oleh para narasumber,” tuturnya.
Sesuai dengan UU Keperawatan menurutnya, antara lain Perawat mempunyai tugas langsung terhadap penanganan stunting tersebut, seperti melakukan penemuan kasus dan pemberdayaan masyarakat serta masih banyak program lainnya.
“Banyak kegiatan Perawat yang sudah dilakukan di pelayanan kesehatan dalam mengatasi stunting,” terangnya.
Dikatakannya, tanggungjawab permasalahan ini sekiranya bukan hanya peran Perawat saja, namun diperlukan kerja sama dengan profesi lain dalam mengatasi hal ini.
“Stunting sendiri saya kira tidak bisa diatasi oleh hanya salah satu profesi saja. Maka peran-peran yang lain perlu kontribusinya antara lain dari kontribusi Perawat,” tuturnya.
Kegiatan Nursing Zoominar diharapkannya, harus diikuti oleh peserta dikarenakan materinya sangat penting dan terupdate dari materi sebelumnya.
Alasan lain untuk diikuti dikemukakannya, Zoominar ini menggambarkan update perkembangan di Indonesia termasuk update keilmuan dan keperawatan yang diutamakan.
Selanjutnya peran Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum DPP PPNI dan jajarannya hingga kini terus menjalankan program PPNI, juga bekerja sama maupun kolaborasi dengan pemerintah, diantaranya Kemenkes, Kemendagri, Kemnaker, KemenPAN-RB dan sebagainya.
Disampaikannya, upaya itu dilakukan terkait dengan pembentukan peraturan-peraturan untuk kepentingan Perawat melalui advokasi, hukum dan lainnya.
“Oleh karena itu pekerjaan yang selain rutin itu, sangat menyita perhatian beliau-beliau (KSB) untuk bagaimana kita sebagai Perawat berkontribusi menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada,” pungkasnya. (IR)
Upaya PPNI Mengedukasi Waspada Obesitas & Stunting
Infokom DPP PPNI - Dalam menyambut Hari Gizi Nasional pada tanggal 25 Januari, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) memberikan edukasi bagi anggota Perawat.
Melalui Nursing Zoominar ke 336, dengan tema waspada obesitas & stunting, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menghadirkan Luthfianti Diana (Staf Diklat DPP Persagi), Dadang Suharto (Dewan Pertimbangan DPD PPNI Kab Bekasi) dan moderator Masfuri (Koordinator Pra Bencana Bapena Pusat).
“Ketua Umum (Harif Fadhillah), Sekjen (Mustikasari), Bendahara Umum PPNI (Aprisunadi) beserta panitia berapresiasi kepada para peserta yang selalu semangat dalam mengikuti Zoominar ini,” terang Ahmad Eru Saprudin dalam arahannya pada Nursing Zoominar ke 336, Rabu (25/1/2023).
Sehubungan dengan masalah stunting ini dikatakannya, adalah salah satu perintah negara melalui pemerintah Presiden dan jadi hal yang prioritas, kemudian diturunkan kepada Kementerian Kesehatan menjadi program yang harus diatasi bersama.
“PPNI sendiri sangat responsive, karena PPNI hadir selalu bagaimana dicintai pemerintah maupun masyarakat,” ucap Sekretaris II DPP PPNI ini.
Menurutnya PPNI bukan hanya merespon, dan tidak hanya akan melakukan namun sudah banyak membantu negara, termasuk stunting ini.
Diterangkannya, bantuan diantaranya memberikan pelayanan di berbagai layanan kesehatan, seperti di Puskesmas, Praktik Mandiri, Rumah Sakit dan lainnya.
Sementara masalah stunting ini dikemukakannya, adalah banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya pengaruh orang tua, pengetahuan, pola asuh, dan juga hal lainnya.
“Termasuk pola hidup sehari-hari termasuk ASI eksklusif dan sebagainya. Nah itu akan dibahas secara rinci oleh para narasumber,” tuturnya.
Sesuai dengan UU Keperawatan menurutnya, antara lain Perawat mempunyai tugas langsung terhadap penanganan stunting tersebut, seperti melakukan penemuan kasus dan pemberdayaan masyarakat serta masih banyak program lainnya.
“Banyak kegiatan Perawat yang sudah dilakukan di pelayanan kesehatan dalam mengatasi stunting,” terangnya.
Dikatakannya, tanggungjawab permasalahan ini sekiranya bukan hanya peran Perawat saja, namun diperlukan kerja sama dengan profesi lain dalam mengatasi hal ini.
“Stunting sendiri saya kira tidak bisa diatasi oleh hanya salah satu profesi saja. Maka peran-peran yang lain perlu kontribusinya antara lain dari kontribusi Perawat,” tuturnya.
Kegiatan Nursing Zoominar diharapkannya, harus diikuti oleh peserta dikarenakan materinya sangat penting dan terupdate dari materi sebelumnya.
Alasan lain untuk diikuti dikemukakannya, Zoominar ini menggambarkan update perkembangan di Indonesia termasuk update keilmuan dan keperawatan yang diutamakan.
Selanjutnya peran Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum DPP PPNI dan jajarannya hingga kini terus menjalankan program PPNI, juga bekerja sama maupun kolaborasi dengan pemerintah, diantaranya Kemenkes, Kemendagri, Kemnaker, KemenPAN-RB dan sebagainya.
Disampaikannya, upaya itu dilakukan terkait dengan pembentukan peraturan-peraturan untuk kepentingan Perawat melalui advokasi, hukum dan lainnya.
“Oleh karena itu pekerjaan yang selain rutin itu, sangat menyita perhatian beliau-beliau (KSB) untuk bagaimana kita sebagai Perawat berkontribusi menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada,” pungkasnya. (IR)