Infokom DPP PPNI - Keberadaan Badan Penanggulangan Bencana (Bapena) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) semakin dirasakan manfaatnya.
Setelah Ketua Umum DPP PPNI PPNI Harif Fadhillah membentuk Bapena pusat, kemudian menginstruksikan pembentukan Bapena PPNI di berbagai wilayah.
Bahkan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Cianjur - Jawa Barat mendapatkan kepedulian dan perhatian dari Perawat Indonesia termasuk keterlibatan Bapena.
“Bapena ini dibentuk untuk misi kemanusiaan dari PPNI terutama dalam penanggulangan bencana,” kata Jajat Sudrajat di Graha PPNI, Selasa (3/1/2023).
“Kita fokus menolong orang yang terdampak bencana, baik masyarakat namun juga khususnya untuk Perawat,” lanjut Wakil Ketua Bapena PPNI pusat.
Dijelaskannya bahwa masyarakat luas pasti dibantu, tapi prioritas utama pembentukan Bapena itu membantu Perawat terdampak bencana.
Dimana menurutnya Bapena telah membuktikan dapat menyatukan seluruh Perawat di Indonesia, terbukti dari kedatangan Perawat-Perawat dari berbagai daerah, juga donasinya yang di distribusikan lebih dari 500 Perawat terdampak, namun data pastinya ada di Bapena Jawa Barat.
“Itu artinya Bapena dibentuk PPNI bisa memberikan bukti kepeduliaan terhadap Perawat juga masyarakat, jadi ini berimbang,” ungkap Jajat Sudrajat.
Selain itu diterangkannya, Bapena juga melakukan berbagai kegiatan di lokasi bencana, yaitu semua hal yang terkait dengan kesehatan, di mulai dari assessment, seperti assessment kebutuhan, tindakan pertolongan pertama, kemudian perawatan di lokasi bencana hingga adanya trauma healing, pendidikan kesehatan bahkan diperbantukan untuk penyaluran sembako.
“Semua kita kerjakan dalam koridor kemanusiaan, pasti kita siaplah,” tegas anggota Departemen Organisasi DPP PPNI ini.
Sehubungan dengan apresiasi dari pemerintah maupun pihak terkait yang didapat atas peran Bapena dalam penanganan bencana di Cianjur, terutama telah dibukanya wilayah tersebut sebagai kondisi tanggap darurat oleh pemerintah setempat.
“Semua terbuka, karena saat itu memang dengan deklarasi tanggap darurat dari Bupati, artinya mereka membuka ruang untuk bantuan dari luar,” terangnya.
Menurutnya tentu pemerintah mengapresiasi, walaupun tidak langsung kepada dirinya, mungkin mereka langsung mengapresiasi ke Ketua Umum DPP PPNI (Harif Fadhillah) ataupun Ketua DPW PPNI Jawa Barat (Budiman).
Tapi yang jelas diungkapkannya, mereka mengapresiasi, seperti diketahui adanya beberapa kali rapat di pendopo dengan kepala BNPB hingga menyatakan pula apresiasinya.
“Jadi kita bagian dari komunitas besar relawan bagi Bapena itu, apalagi dalam waktu beberapa bulan terbentuk, Bapena sudah diuji dengan suatu bencana,” sebutnya.
“Artinya secara infrastruktur organisasi kita memang belum kuat, tapi kita bisa buktikan, tapi bisa berdaya ketika teman-teman membutuhkan,” tutup Jajat Sudrajat. (IR)
Peran & Manfaat Bapena PPNI Diprioritaskan Untuk Perawat Terdampak
Infokom DPP PPNI - Keberadaan Badan Penanggulangan Bencana (Bapena) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) semakin dirasakan manfaatnya.
Setelah Ketua Umum DPP PPNI PPNI Harif Fadhillah membentuk Bapena pusat, kemudian menginstruksikan pembentukan Bapena PPNI di berbagai wilayah.
Bahkan bencana alam yang terjadi di Kabupaten Cianjur - Jawa Barat mendapatkan kepedulian dan perhatian dari Perawat Indonesia termasuk keterlibatan Bapena.
“Bapena ini dibentuk untuk misi kemanusiaan dari PPNI terutama dalam penanggulangan bencana,” kata Jajat Sudrajat di Graha PPNI, Selasa (3/1/2023).
“Kita fokus menolong orang yang terdampak bencana, baik masyarakat namun juga khususnya untuk Perawat,” lanjut Wakil Ketua Bapena PPNI pusat.
Dijelaskannya bahwa masyarakat luas pasti dibantu, tapi prioritas utama pembentukan Bapena itu membantu Perawat terdampak bencana.
Dimana menurutnya Bapena telah membuktikan dapat menyatukan seluruh Perawat di Indonesia, terbukti dari kedatangan Perawat-Perawat dari berbagai daerah, juga donasinya yang di distribusikan lebih dari 500 Perawat terdampak, namun data pastinya ada di Bapena Jawa Barat.
“Itu artinya Bapena dibentuk PPNI bisa memberikan bukti kepeduliaan terhadap Perawat juga masyarakat, jadi ini berimbang,” ungkap Jajat Sudrajat.
Selain itu diterangkannya, Bapena juga melakukan berbagai kegiatan di lokasi bencana, yaitu semua hal yang terkait dengan kesehatan, di mulai dari assessment, seperti assessment kebutuhan, tindakan pertolongan pertama, kemudian perawatan di lokasi bencana hingga adanya trauma healing, pendidikan kesehatan bahkan diperbantukan untuk penyaluran sembako.
“Semua kita kerjakan dalam koridor kemanusiaan, pasti kita siaplah,” tegas anggota Departemen Organisasi DPP PPNI ini.
Sehubungan dengan apresiasi dari pemerintah maupun pihak terkait yang didapat atas peran Bapena dalam penanganan bencana di Cianjur, terutama telah dibukanya wilayah tersebut sebagai kondisi tanggap darurat oleh pemerintah setempat.
“Semua terbuka, karena saat itu memang dengan deklarasi tanggap darurat dari Bupati, artinya mereka membuka ruang untuk bantuan dari luar,” terangnya.
Menurutnya tentu pemerintah mengapresiasi, walaupun tidak langsung kepada dirinya, mungkin mereka langsung mengapresiasi ke Ketua Umum DPP PPNI (Harif Fadhillah) ataupun Ketua DPW PPNI Jawa Barat (Budiman).
Tapi yang jelas diungkapkannya, mereka mengapresiasi, seperti diketahui adanya beberapa kali rapat di pendopo dengan kepala BNPB hingga menyatakan pula apresiasinya.
“Jadi kita bagian dari komunitas besar relawan bagi Bapena itu, apalagi dalam waktu beberapa bulan terbentuk, Bapena sudah diuji dengan suatu bencana,” sebutnya.
“Artinya secara infrastruktur organisasi kita memang belum kuat, tapi kita bisa buktikan, tapi bisa berdaya ketika teman-teman membutuhkan,” tutup Jajat Sudrajat. (IR)