Infokom DPP PPNI - Melalui rangkaian perhelatan International Conference of Indonesian National Nurses Association (ICINNA) ke-4 yang dilaksanakan pada 23-24 November 2022, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berupaya untuk meningkatkan keprofesionalan Perawat termasuk kesejahteraannya.
Keinginan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah untuk mendapatkan arahan dari Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin kepada seluruh Perawat terealisasi secara online.
Sementara itu rangkaian kegiatan ICINNA ke-4 telah berakhir dan ditutup secara resmi oleh Haryanto sebagai Ketua Panitia pada Kamis (24/11/2022), dimana sebelumnya di hari terakhir tersebut panitia menghadirkan pembicara Howard Catton selaku CEO dari International Council of Nurses (ICN), kemudian dilanjutkan dengan oral presentation session hingga diumumkannya pemenang best oral & poster presenter.
“Kami mengalami bahwa beban penyakit tidak menular di rumah sakit vertikal, terutama stroke, cancer dan penyakit yang berkaitan dengan ginjal,” ungkap Menkes Budi G. Sadikin saat menjadi keynote speaker pada ICINNA ke-4, Rabu (23/11/2022).
Dikatakannya, pasien masuk ke rumah sakit tersebut membutuhkan Perawat yang mempunyai skill berbeda, sehingga diperlukan Perawat yang berkualitas untuk mengisi dan memang sangat banyak dibutuhkan di seluruh Indonesia dalam melayani penyakit-penyakit yang bebannya tinggi.
Bahkan disampaikannya, pembiayaan BPJS untuk penyakit jantung itu paling besar hingga mencapai 9 trilliunan. Adapun penyakit tidak menular ini seperti tindakan melakukan pasang ring pada pasien. Bila tidak tertangani, akan dilanjutkan tindakan bedah jantung terbuka, namun kendala layanannya masih terbatas di Indonesia.
Hal itu disebabkan karena alat pasang ring (catch-lab) belum banyak tersedia di kabupaten/kota seluruh Indonesia, sehingga fasilitas dapat saja disediakan, namun diucapkannya adanya kendala berkaitan tenaga kesehatan untuk melakukan operasi jantung tersebut.
“Itu membutuhkan Dokter dan Perawat dengan kecakapan atau kualifikasi yang berbeda,” terangnya.
Diharapkannya, permasalahan itu dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan cara meningkatkan kualifikasi dan dapat menyusul dengan kebutuhan yang ada.
“Kementerian Kesehatan akan secara masif, meng-upgrade semua rumah sakit di 514 kabupaten dan kota,” kata Menkes.
Diupayakannya agar RSUD, RS TNI dan RS Polri dapat melakukan pelayanan kesehatan tersebut, sehingga perlu didukung dengan kemampuan dari tenaga Dokter maupun Perawat yang memang sangat kurang saat ini.
“Kita bisa kerja bareng untuk lebih cepat mengisi posisi yang nanti akan segera terbuka dalam 1 hingga 2 tahun ke depan,” imbuhnya.
Adapun pesan Menkes selanjutnya, bahwa tenaga Perawat saat ini sangat dibutuhkan terutama di masa pandemi, dimana banyak juga diminta oleh Kementerian Kesehatan dari luar negeri demi memenuhi kebutuhan Perawat di negaranya masing-masing.
Menurutnya, perhatian atau rasa kepedulian Perawat Indonesia itu tinggi, disamping itu Perawat harus menyesuaikan dengan kualifikasi di negara tujuan, termasuk kemampuan berbahasa juga sebagai pendukungnya.
Menkes juga berharap agar PPNI memperluas cabang organisasinya di negara lain, dan semua itu diupayakan untuk meningkatkan pendapatan Perawat itu sendiri.
“Dua hal itu adalah program-program kami, yang saya rasa butuh kerja sama dengan teman-teman di PPNI,” terangnya.
Diuraikannya kembali, yang pertama itu diminta untuk meningkatkan kualifikasi Perawat agar dapat dengan cepat mengisi kebutuhan di rumah sakit yang segera akan diekspansi demi melayani pasien dengan penyakit yang beban paling tinggi.
Untuk yang kedua diharapkannya, dapat merespon kebutuhan Perawat di luar negeri, namun yang jelas banyak permintaan, tapi saat ini Menkes sedang mencari solusi bagaimana dapat memenuhinya dan sesuai harapan bersama.
“Saya mengucapkan selamat atas kegiatan ICINNA. Mudah-mudahan dari kegiatan ini bisa terlihat kebutuhan spesifik apa atas karir Perawat ke depannya,” sebut Menkes.
Ditambahkanya, tentu nantinya akan timbul ide dan bagaimana dapat mempersiapkan Perawat Indonesia melalui peningkatan kualifikasinya, sehingga seluruh negara di dunia akan mengakuinya.
“Perawat Indonesia bukan hanya bagus di Indonesia, tapi juga standarnya memang adalah salah satu standar yang terbaik di dunia,” harap Budi G. Sadikin.
“Dan bila hal itu terjadi, pasti tentu yang paling bangga Ketua PPNI nya dan Menteri Kesehatan,” tutupnya. (IR)
Menkes Inginkan Perawat Tingkatkan Kualifikasi & Siap Bekerja Ke Luar Negeri
Infokom DPP PPNI - Melalui rangkaian perhelatan International Conference of Indonesian National Nurses Association (ICINNA) ke-4 yang dilaksanakan pada 23-24 November 2022, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berupaya untuk meningkatkan keprofesionalan Perawat termasuk kesejahteraannya.
Keinginan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah untuk mendapatkan arahan dari Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin kepada seluruh Perawat terealisasi secara online.
Sementara itu rangkaian kegiatan ICINNA ke-4 telah berakhir dan ditutup secara resmi oleh Haryanto sebagai Ketua Panitia pada Kamis (24/11/2022), dimana sebelumnya di hari terakhir tersebut panitia menghadirkan pembicara Howard Catton selaku CEO dari International Council of Nurses (ICN), kemudian dilanjutkan dengan oral presentation session hingga diumumkannya pemenang best oral & poster presenter.
“Kami mengalami bahwa beban penyakit tidak menular di rumah sakit vertikal, terutama stroke, cancer dan penyakit yang berkaitan dengan ginjal,” ungkap Menkes Budi G. Sadikin saat menjadi keynote speaker pada ICINNA ke-4, Rabu (23/11/2022).
Dikatakannya, pasien masuk ke rumah sakit tersebut membutuhkan Perawat yang mempunyai skill berbeda, sehingga diperlukan Perawat yang berkualitas untuk mengisi dan memang sangat banyak dibutuhkan di seluruh Indonesia dalam melayani penyakit-penyakit yang bebannya tinggi.
Bahkan disampaikannya, pembiayaan BPJS untuk penyakit jantung itu paling besar hingga mencapai 9 trilliunan. Adapun penyakit tidak menular ini seperti tindakan melakukan pasang ring pada pasien. Bila tidak tertangani, akan dilanjutkan tindakan bedah jantung terbuka, namun kendala layanannya masih terbatas di Indonesia.
Hal itu disebabkan karena alat pasang ring (catch-lab) belum banyak tersedia di kabupaten/kota seluruh Indonesia, sehingga fasilitas dapat saja disediakan, namun diucapkannya adanya kendala berkaitan tenaga kesehatan untuk melakukan operasi jantung tersebut.
“Itu membutuhkan Dokter dan Perawat dengan kecakapan atau kualifikasi yang berbeda,” terangnya.
Diharapkannya, permasalahan itu dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan cara meningkatkan kualifikasi dan dapat menyusul dengan kebutuhan yang ada.
“Kementerian Kesehatan akan secara masif, meng-upgrade semua rumah sakit di 514 kabupaten dan kota,” kata Menkes.
Diupayakannya agar RSUD, RS TNI dan RS Polri dapat melakukan pelayanan kesehatan tersebut, sehingga perlu didukung dengan kemampuan dari tenaga Dokter maupun Perawat yang memang sangat kurang saat ini.
“Kita bisa kerja bareng untuk lebih cepat mengisi posisi yang nanti akan segera terbuka dalam 1 hingga 2 tahun ke depan,” imbuhnya.
Adapun pesan Menkes selanjutnya, bahwa tenaga Perawat saat ini sangat dibutuhkan terutama di masa pandemi, dimana banyak juga diminta oleh Kementerian Kesehatan dari luar negeri demi memenuhi kebutuhan Perawat di negaranya masing-masing.
Menurutnya, perhatian atau rasa kepedulian Perawat Indonesia itu tinggi, disamping itu Perawat harus menyesuaikan dengan kualifikasi di negara tujuan, termasuk kemampuan berbahasa juga sebagai pendukungnya.
Menkes juga berharap agar PPNI memperluas cabang organisasinya di negara lain, dan semua itu diupayakan untuk meningkatkan pendapatan Perawat itu sendiri.
“Dua hal itu adalah program-program kami, yang saya rasa butuh kerja sama dengan teman-teman di PPNI,” terangnya.
Diuraikannya kembali, yang pertama itu diminta untuk meningkatkan kualifikasi Perawat agar dapat dengan cepat mengisi kebutuhan di rumah sakit yang segera akan diekspansi demi melayani pasien dengan penyakit yang beban paling tinggi.
Untuk yang kedua diharapkannya, dapat merespon kebutuhan Perawat di luar negeri, namun yang jelas banyak permintaan, tapi saat ini Menkes sedang mencari solusi bagaimana dapat memenuhinya dan sesuai harapan bersama.
“Saya mengucapkan selamat atas kegiatan ICINNA. Mudah-mudahan dari kegiatan ini bisa terlihat kebutuhan spesifik apa atas karir Perawat ke depannya,” sebut Menkes.
Ditambahkanya, tentu nantinya akan timbul ide dan bagaimana dapat mempersiapkan Perawat Indonesia melalui peningkatan kualifikasinya, sehingga seluruh negara di dunia akan mengakuinya.
“Perawat Indonesia bukan hanya bagus di Indonesia, tapi juga standarnya memang adalah salah satu standar yang terbaik di dunia,” harap Budi G. Sadikin.
“Dan bila hal itu terjadi, pasti tentu yang paling bangga Ketua PPNI nya dan Menteri Kesehatan,” tutupnya. (IR)