Infokom DPP PPNI - Konsistensi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam mengakomodir kebutuhan anggota Perawat terus diaplikasikannya.
Melalui inisiasi Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari, dan Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi agenda tahunan konferensi keperawatan internasional tetap berlangsung dengan menyesuaikan situasi pandemi Covid-19.
Dengan melibatkan keynote speech Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah, Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin, dan pembicara berkualitas dari dalam maupun luar negeri yang disampaikan secara online selama 2 hari (23-24 November 2022).
“Hari ini adalah kegiatan International Conference of Indonesia National Nurses Association (ICINNA) ke 4,” ucap Haryanto selaku Ketua Panitia ICINNA ke 4 di Graha PPNI Jakarta, Rabu (23/11/2022).
“ICINNA sudah menjadi program DPP PPNI setiap tahun dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada akademisi, praktisi, mahasiswa untuk mendesiminasikan hasil-hasil penelitiannya, baik berupa oral presentasi maupun poster,” lanjutnya.
Konferensi keperawatan internasional tahun ini dikatakannya, menghadirkan pembicara dari beberapa negara, diantaranya dari Korea, Australia, Inggris, dan perwakilan dari ICN (International Council of Nurses).
“Temanya tahun ini sangat menarik karena kita menampung aspirasi dari teman-teman Perawat, sehingga kita mengangkat yang berkaitan dengan kesejahteraan, adalah Optimizing Nurse Welfare for a Better Nursing Services,” sebut Ketua Balitbang Pusat PPNI ini.
Diterangkannya, jadi mengoptimalkan kesejahteraan Perawat itu untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Demi mendukung hal itu PPNI mengundang pembicara dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, Kementerian Keuangan RI, dan Kementerian Kesehatan RI yang berkaitan dengan kesejahteraan.
Harapan dari kegiatan ini diuraikannya, yang pertama yaitu selain teman-teman mempublikasikan dan mendeminasikan hasil penelitian, sebenarnya ini kesempatan mereka mempunyai pengalaman secara internasional dalam konferensi untuk mempresentasikan hasil penelitiannya.
Sementara yang kedua adalah memicu mereka supaya nanti teman-teman yang lain juga menjadi rajin atau giat untuk meneliti, sehingga pada ICINNA berikutnya mereka dapat mempresentasikannya lagi.
Kemudian, harapan yang ketiga bahwa PPNI menginginkan adanya rekomendasi-rekomendasi dari 3 Kementerian tersebut, sehingga PPNI dapat mengambil langkah-langkah untuk memperjuangkan kesejahteraan Perawat ke depannya.
“Itu merupakan harapannya, sehingga tidak hanya sekedar diskusi terkait dengan penelitian-penelitian saja, tapi juga ada poin yang lain. Tentu kita bisa tindak lanjuti untuk mengambil langkah-langkah seperti apa ke depannya untuk memperjuangkan kesejahteraan Perawat,” tuturnya.
Sementara itu, Haryanto mengatakan berkaitan penjelasan dari sambutan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah saat membuka kegiatan ICINNA, dengan menerangkan kondisi Perawat saat ini di Indonesia dan bagaimana prediksi ke depannya.
“Pak Ketua Umum DPP PPNI menyampaikan gambaran, data, jumlah Perawat di bergagai layanan kesehatan, kemudian yang berkaitan dengan salary atau gaji yang didapat,” kata Haryanto.
“Kemudian bagaimana Perawat memiliki tugas dan tanggug jawab yang luar biasa serta penuh risiko,” sambungnya.
Selanjutnya, PPNI telah dijelaskan oleh Ketua Umum DPP PPNI pula bahwa selain memberikan rekomendasi juga menyampaikan apa yang telah dilakukan hinga saat ini, diantaranya lobi, pendampingan, audiensi dan workshop.
“Semua itu dilakukan sebagai perjuangan kesejahteraan Perawat, dengan cara lobi dengan Komisi IX DPR, memperjuangkan pengangkatan bagi Perawat honorer menjadi P3K. Tentunya menginginkan agar gaji Perawat harus sesuai standarnya,” tutupnya.
Adapun pembicara pada plenary session I adalah Jasmen Ojak Haholongan Nadeak (Indonesia), Made Arya Wijaya (Kementerian Keuangan RI), dan Hyang Yuol Lee (Korea), serta dipandu moderator Nuniek Noofiani (DPP PPNI).
Untuk pembicara plenary session II adalah Chelsey Helliwell (Australia) dan Bibha Simkhada (Inggris), dipandu moderator Sigit Mulyono (DPP PPNI). (IR)
4th ICINNA : Upaya PPNI Mengoptimalkan Kesejahteraan Perawat
Infokom DPP PPNI - Konsistensi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam mengakomodir kebutuhan anggota Perawat terus diaplikasikannya.
Melalui inisiasi Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari, dan Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi agenda tahunan konferensi keperawatan internasional tetap berlangsung dengan menyesuaikan situasi pandemi Covid-19.
Dengan melibatkan keynote speech Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah, Menteri Kesehatan RI Budi G. Sadikin, dan pembicara berkualitas dari dalam maupun luar negeri yang disampaikan secara online selama 2 hari (23-24 November 2022).
“Hari ini adalah kegiatan International Conference of Indonesia National Nurses Association (ICINNA) ke 4,” ucap Haryanto selaku Ketua Panitia ICINNA ke 4 di Graha PPNI Jakarta, Rabu (23/11/2022).
“ICINNA sudah menjadi program DPP PPNI setiap tahun dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada akademisi, praktisi, mahasiswa untuk mendesiminasikan hasil-hasil penelitiannya, baik berupa oral presentasi maupun poster,” lanjutnya.
Konferensi keperawatan internasional tahun ini dikatakannya, menghadirkan pembicara dari beberapa negara, diantaranya dari Korea, Australia, Inggris, dan perwakilan dari ICN (International Council of Nurses).
“Temanya tahun ini sangat menarik karena kita menampung aspirasi dari teman-teman Perawat, sehingga kita mengangkat yang berkaitan dengan kesejahteraan, adalah Optimizing Nurse Welfare for a Better Nursing Services,” sebut Ketua Balitbang Pusat PPNI ini.
Diterangkannya, jadi mengoptimalkan kesejahteraan Perawat itu untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Demi mendukung hal itu PPNI mengundang pembicara dari Kementerian Ketenagakerjaan RI, Kementerian Keuangan RI, dan Kementerian Kesehatan RI yang berkaitan dengan kesejahteraan.
Harapan dari kegiatan ini diuraikannya, yang pertama yaitu selain teman-teman mempublikasikan dan mendeminasikan hasil penelitian, sebenarnya ini kesempatan mereka mempunyai pengalaman secara internasional dalam konferensi untuk mempresentasikan hasil penelitiannya.
Sementara yang kedua adalah memicu mereka supaya nanti teman-teman yang lain juga menjadi rajin atau giat untuk meneliti, sehingga pada ICINNA berikutnya mereka dapat mempresentasikannya lagi.
Kemudian, harapan yang ketiga bahwa PPNI menginginkan adanya rekomendasi-rekomendasi dari 3 Kementerian tersebut, sehingga PPNI dapat mengambil langkah-langkah untuk memperjuangkan kesejahteraan Perawat ke depannya.
“Itu merupakan harapannya, sehingga tidak hanya sekedar diskusi terkait dengan penelitian-penelitian saja, tapi juga ada poin yang lain. Tentu kita bisa tindak lanjuti untuk mengambil langkah-langkah seperti apa ke depannya untuk memperjuangkan kesejahteraan Perawat,” tuturnya.
Sementara itu, Haryanto mengatakan berkaitan penjelasan dari sambutan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah saat membuka kegiatan ICINNA, dengan menerangkan kondisi Perawat saat ini di Indonesia dan bagaimana prediksi ke depannya.
“Pak Ketua Umum DPP PPNI menyampaikan gambaran, data, jumlah Perawat di bergagai layanan kesehatan, kemudian yang berkaitan dengan salary atau gaji yang didapat,” kata Haryanto.
“Kemudian bagaimana Perawat memiliki tugas dan tanggug jawab yang luar biasa serta penuh risiko,” sambungnya.
Selanjutnya, PPNI telah dijelaskan oleh Ketua Umum DPP PPNI pula bahwa selain memberikan rekomendasi juga menyampaikan apa yang telah dilakukan hinga saat ini, diantaranya lobi, pendampingan, audiensi dan workshop.
“Semua itu dilakukan sebagai perjuangan kesejahteraan Perawat, dengan cara lobi dengan Komisi IX DPR, memperjuangkan pengangkatan bagi Perawat honorer menjadi P3K. Tentunya menginginkan agar gaji Perawat harus sesuai standarnya,” tutupnya.
Adapun pembicara pada plenary session I adalah Jasmen Ojak Haholongan Nadeak (Indonesia), Made Arya Wijaya (Kementerian Keuangan RI), dan Hyang Yuol Lee (Korea), serta dipandu moderator Nuniek Noofiani (DPP PPNI).
Untuk pembicara plenary session II adalah Chelsey Helliwell (Australia) dan Bibha Simkhada (Inggris), dipandu moderator Sigit Mulyono (DPP PPNI). (IR)