Kolaborasi PPNI & ESQ : Berikan Rahasia Menjadi Perawat Hebat <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong>Infokom DPP PPNI</strong> - Upaya Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)  dalam meningkatkan sumber daya keperawatan yang tangguh dan profesional terus dioptimalkan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Melalui Nursing Zoominar episode 324, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah melibatkan narasumber Eka Chandra sebagai Director ESQ Character Academy untuk menyampaikan materi Rahasia menjadi Perawat Hebat, dan dipandu oleh moderator Sigit mulyono selaku Ketua Departemen Pelayanan DPP PPNI.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">ESQ merupakan sebuah metode pelatihan pembentukan karakter yang sistematis, yang didalamnya membahas bagaimana membangun karakter dengan menggabungkan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu Intelektual Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ) seseorang</span><span style="font-family: Lato, sans-serif; color: #212121; background-image: initial; background-position: initial; background-size: initial; background-repeat: initial; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial;" lang="EN-US">.</span><span lang="EN-US">  </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saya kira tema terkait Perawat hebat ini bukan sekedar slogan semata, karena kita baru saja melewati puncak-puncak pandemi,” kata Harif Fadhillah saat membuka Nursing Zoominar ke 324, Rabu (2/11/2022).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saat pandemi kemarin, saya kira semua tahu bahwa hampir semua sektor, bahkan hampir semua bagian terkena dampaknya,” sambungnya.  </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Diucapkannya, adapun dampak yang paling dirasakan yaitu bagaimana dari sisi pelayanan kesehatan itu agak meningkat, yaitu kompleksitasnya, bebannya, risiko, maupun problemnya meningkat, sehingga menimbulkan kegundagulanaan beban yang luar biasa dalam memberikan pelayanan kemanusiaan, khususnya bagi Perawat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Oleh karena itu menurutnya, saat menghadapi semacam ini sebagai pelayan manusia tentu harus mempunyai satu kondisi yang dibilang dengan kondisi Perawat hebat, yang diartikannya tangguh, dimana tangguh dalam menghadapi segala situasi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Menghadapi takdir atau bencana, harus siap menghadapinya. Salah satunya bagaimana kaitannya kita menyiapkan ketangguhan diri kita,” terang Doktor Keperawatan ini.  </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada kesempatan ini diakuinya bahwa ESQ telah memberikan satu model bagaimana Perawat menjadi bisa kuat, yang dari namanya saja yaitu Emotional Spiritual Quotient.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Jadi bukan hanya emotional, <span lang="EN-US">inteligensi</span>, tapi juga spiritual quostient itu memang harus dibangun,” ungkapnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bila dikomparasi diterangkannya pada konsep keperawatan itu juga ada resilience nursing, dimana ada 8 karakteristik bagi Perawat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ditambahkannya dari 8 karakteristik tersebut kurang lebih dapat diklasifikasikan, yang juga coba dirumuskan oleh rekan ESQ.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berdasarkan dari intelegensi, emotional dan dari spiritualnya ini, bagaimana agar Perawat itu menjadi tangguh yaitu Perawat punya spiritual yang kuat, harapan (hope), dan optimisme.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Diuraikannya juga jika dari sisi emotionalnya, bahwa Perawat punya koping yang adaktif, kontrol diri yang baik dan juga sense of humor.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sementara dari sisi quostient disebutkannya, dimana Perawat punya kompetensi dan <span lang="EN-US">self efficacy.</span> Jadi sekiranya ada 8 karakter menuju Perawat tangguh juga ditambah dengan asahan (motivasi) dari coach ESQ nantinya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saya kira akan bisa membangun sebuah komunitas Perawat yang benar-benar tangguh menghadapi segala hal,” tuturnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber dari ESQ terutama, yang telah ikut membangun suasana hati, spiritualitas, emotional dari teman-teman Perawat, sehingga mudah-mudahan kami bisa tetap tangguh melayani,” tutupnya. (IM)</p> </p>

Kolaborasi PPNI & ESQ : Berikan Rahasia Menjadi Perawat Hebat

Infokom DPP PPNI - Upaya Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)  dalam meningkatkan sumber daya keperawatan yang tangguh dan profesional terus dioptimalkan.

Melalui Nursing Zoominar episode 324, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah melibatkan narasumber Eka Chandra sebagai Director ESQ Character Academy untuk menyampaikan materi Rahasia menjadi Perawat Hebat, dan dipandu oleh moderator Sigit mulyono selaku Ketua Departemen Pelayanan DPP PPNI.

ESQ merupakan sebuah metode pelatihan pembentukan karakter yang sistematis, yang didalamnya membahas bagaimana membangun karakter dengan menggabungkan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu Intelektual Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ) seseorang.  

“Saya kira tema terkait Perawat hebat ini bukan sekedar slogan semata, karena kita baru saja melewati puncak-puncak pandemi,” kata Harif Fadhillah saat membuka Nursing Zoominar ke 324, Rabu (2/11/2022).

“Saat pandemi kemarin, saya kira semua tahu bahwa hampir semua sektor, bahkan hampir semua bagian terkena dampaknya,” sambungnya.  

Diucapkannya, adapun dampak yang paling dirasakan yaitu bagaimana dari sisi pelayanan kesehatan itu agak meningkat, yaitu kompleksitasnya, bebannya, risiko, maupun problemnya meningkat, sehingga menimbulkan kegundagulanaan beban yang luar biasa dalam memberikan pelayanan kemanusiaan, khususnya bagi Perawat.

Oleh karena itu menurutnya, saat menghadapi semacam ini sebagai pelayan manusia tentu harus mempunyai satu kondisi yang dibilang dengan kondisi Perawat hebat, yang diartikannya tangguh, dimana tangguh dalam menghadapi segala situasi.

“Menghadapi takdir atau bencana, harus siap menghadapinya. Salah satunya bagaimana kaitannya kita menyiapkan ketangguhan diri kita,” terang Doktor Keperawatan ini.  

Pada kesempatan ini diakuinya bahwa ESQ telah memberikan satu model bagaimana Perawat menjadi bisa kuat, yang dari namanya saja yaitu Emotional Spiritual Quotient.

“Jadi bukan hanya emotional, inteligensi, tapi juga spiritual quostient itu memang harus dibangun,” ungkapnya.

Bila dikomparasi diterangkannya pada konsep keperawatan itu juga ada resilience nursing, dimana ada 8 karakteristik bagi Perawat.

Ditambahkannya dari 8 karakteristik tersebut kurang lebih dapat diklasifikasikan, yang juga coba dirumuskan oleh rekan ESQ.

Berdasarkan dari intelegensi, emotional dan dari spiritualnya ini, bagaimana agar Perawat itu menjadi tangguh yaitu Perawat punya spiritual yang kuat, harapan (hope), dan optimisme.

Diuraikannya juga jika dari sisi emotionalnya, bahwa Perawat punya koping yang adaktif, kontrol diri yang baik dan juga sense of humor.

Sementara dari sisi quostient disebutkannya, dimana Perawat punya kompetensi dan self efficacy. Jadi sekiranya ada 8 karakter menuju Perawat tangguh juga ditambah dengan asahan (motivasi) dari coach ESQ nantinya.

“Saya kira akan bisa membangun sebuah komunitas Perawat yang benar-benar tangguh menghadapi segala hal,” tuturnya.

“Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber dari ESQ terutama, yang telah ikut membangun suasana hati, spiritualitas, emotional dari teman-teman Perawat, sehingga mudah-mudahan kami bisa tetap tangguh melayani,” tutupnya. (IM)