DPLN PPNI Uni Emirat Arab Resmi Dilantik Ketum PPNI <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p style="text-align: justify;">Infokom DPP PPNI - Dalam rangka memberikan efektifitas pelayanan anggota perawat yang ada di luar negeri diperlukan kepengurusan PPNI di suatu negara dimana tempat berkumpulnya perawat Indonesia di negara tertentu. Untuk yang ketiga kalinya dalam memberikan legalitas kepengurusan PPNI di luar negeri, akhirnya Ketum Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Sekjen DPP PPNI Mustikasari melakukan proses pelantikan DPLN Uni Emirat Arab di Gedung Konsulat Jenderal RI di Dubai, Jumát (11/5/2018). <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Harif Fadhillah dalam sambutannya, mengatakan bahwa DPLN PPNI UEA adalah perwakilan PPNI luar negeri yang ke-3 setelah Kuwait dan Qatar. Dalam waktu dekat ini menyusul akan dibentuk DPLN Arab Saudi dan Jepang. Dikesempatan ini pula, sekaligus Ia memaparkan perkembangan PPNI di tanah air.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketum PPNI mengharapkan DPLN PPNI UEA yang baru dilantik, nantinya dapat menjadi wadah bagi Perawat yang ada di UEA untuk saling mendukung dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Perawat yang bekerja di UEA dan tentunya sebagai pengurus yang senantiasa melayani anggotanya. Selain itu, juga dapat bersinergi dan berbagi pengalaman dengan organisasi perawat lainnya di negara tersebut.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada acara pelantikan hadir pula Hussin Bugis, selaku Duta<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>Besar United Arab Emirates (UAE) yang sangat konsen dengan Perawat yang bekerja di UEA khususnya. Dikesempatan yang sama, Hussin menjelaskan pada saat ini terdapat 65 Perawat Indonesia yang bekerja di UEA. Jumlah tersebut menurutnya menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 125 orang.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ia pun mendukung penuh terbentuknya PPNI DPLN UEA dan mengapresiasi upaya teman-teman Perawat yang ada di UEA dan Ketua Umum DPP PPNI, dikarenakan hal ini akan menjadi wadah bagi anggota untuk saling mengembangkan diri, meningkatkan konsolidasi karena meski pembentukan suatu organisasi di UEA tidak bisa sembarangan dan harus ada proses karena ada peraturan perundangan yang berlaku di UEA, namun PPNI berhasil terbentuk disini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">“Saat ini untuk bekerja di UEA sudah tidak bisa lagi secara perorangan seperti dimasa lalu, oleh karena itu kami sedang memproses MoU dengan UEA untuk tenaga kerja sektor kesehatan dari Indonesia, dan tinggal menunggu signing antara Pemerintah Abudabi dan Pemerintah RI. Saya mengharapkan nantinya lebih banyak lagi Perawat Indonesia yang bekerja ke UEA. Kami janjikan pula akan memfasilitasi dan siap membantu penempatan perawat di UAE,” jelas Hussin.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain acara pelantikan, dilaksanakan pula seminar keperawatan yang<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>menghadirkan pemateri Muhammad Arsyad Subu, SKp., MSN, Ph.D. Asisten Profesor di Gulf Medical University, UAE, seorang Perawat berkebangsaan Indonesia, yang mendedikasikan diri dalam pengembangan pendidikan keperawatan di UEA.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ketua DPLN UEA Imam Handoko yang baru dilantik saat dihubungi melalui telepon oleh Rohman Azzam Ketua DPP PPNI Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi menyatakan acara pelantikan dan seminar berjalan sukses.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">"Alhamdulillah hari ini kami telah sukses melaksanakan pelantikan DPLN dan seminar dengan tema Peluang Kerja di Luar Negeri dan Tantanganya bagi Perawat Indonesia," demikian penjelasannya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Selain Dubes RI untuk UEA, hadir juga atase Ketenagakerjaan, Dicky dan Konjen Dubai. Menurut Imam, tantangan utama adalah kemampuan Bahasa Inggris rata-rata Perawat Indonesia masih rendah.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Imam menyarankan dan menginginkan agar pelajaran Bahasa Inggris Keperawatan ditambah porsinya dikampus-kampus dan ada program khusus keperawatan yang memang dipersiapkan orientasinya untuk pasar luar negeri. Ia juga mengusulkan program G to G Indonesia UAE, serta perlu adanya testing center yang diakui oleh negara tujuan. Disamping itu, dalam dua tahun kedepan Perawat Di UEA minimal lulus sebagai BSN (Profesi).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Terkait PKB atau CNE, Ia sampaikan pula, bahwa kesempatan untuk mengikuti seminar banyak sekali dan sebagiannya dapat diikuti secara gratis. Demikian pula untuk melanjutkan jenjang S2 atau yang lebih tinggi ada banyak kesempatan, menurutnya saat mengakhiri penjelasannya. (IR)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumber : DPLN PPNI Uni Emirat Arab.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p> </p> </p>

DPLN PPNI Uni Emirat Arab Resmi Dilantik Ketum PPNI

Infokom DPP PPNI - Dalam rangka memberikan efektifitas pelayanan anggota perawat yang ada di luar negeri diperlukan kepengurusan PPNI di suatu negara dimana tempat berkumpulnya perawat Indonesia di negara tertentu. Untuk yang ketiga kalinya dalam memberikan legalitas kepengurusan PPNI di luar negeri, akhirnya Ketum Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Sekjen DPP PPNI Mustikasari melakukan proses pelantikan DPLN Uni Emirat Arab di Gedung Konsulat Jenderal RI di Dubai, Jumát (11/5/2018).  

Harif Fadhillah dalam sambutannya, mengatakan bahwa DPLN PPNI UEA adalah perwakilan PPNI luar negeri yang ke-3 setelah Kuwait dan Qatar. Dalam waktu dekat ini menyusul akan dibentuk DPLN Arab Saudi dan Jepang. Dikesempatan ini pula, sekaligus Ia memaparkan perkembangan PPNI di tanah air.

Ketum PPNI mengharapkan DPLN PPNI UEA yang baru dilantik, nantinya dapat menjadi wadah bagi Perawat yang ada di UEA untuk saling mendukung dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai Perawat yang bekerja di UEA dan tentunya sebagai pengurus yang senantiasa melayani anggotanya. Selain itu, juga dapat bersinergi dan berbagi pengalaman dengan organisasi perawat lainnya di negara tersebut.

Pada acara pelantikan hadir pula Hussin Bugis, selaku Duta  Besar United Arab Emirates (UAE) yang sangat konsen dengan Perawat yang bekerja di UEA khususnya. Dikesempatan yang sama, Hussin menjelaskan pada saat ini terdapat 65 Perawat Indonesia yang bekerja di UEA. Jumlah tersebut menurutnya menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 125 orang.

Ia pun mendukung penuh terbentuknya PPNI DPLN UEA dan mengapresiasi upaya teman-teman Perawat yang ada di UEA dan Ketua Umum DPP PPNI, dikarenakan hal ini akan menjadi wadah bagi anggota untuk saling mengembangkan diri, meningkatkan konsolidasi karena meski pembentukan suatu organisasi di UEA tidak bisa sembarangan dan harus ada proses karena ada peraturan perundangan yang berlaku di UEA, namun PPNI berhasil terbentuk disini.

“Saat ini untuk bekerja di UEA sudah tidak bisa lagi secara perorangan seperti dimasa lalu, oleh karena itu kami sedang memproses MoU dengan UEA untuk tenaga kerja sektor kesehatan dari Indonesia, dan tinggal menunggu signing antara Pemerintah Abudabi dan Pemerintah RI. Saya mengharapkan nantinya lebih banyak lagi Perawat Indonesia yang bekerja ke UEA. Kami janjikan pula akan memfasilitasi dan siap membantu penempatan perawat di UAE,” jelas Hussin.

Selain acara pelantikan, dilaksanakan pula seminar keperawatan yang  menghadirkan pemateri Muhammad Arsyad Subu, SKp., MSN, Ph.D. Asisten Profesor di Gulf Medical University, UAE, seorang Perawat berkebangsaan Indonesia, yang mendedikasikan diri dalam pengembangan pendidikan keperawatan di UEA.

Ketua DPLN UEA Imam Handoko yang baru dilantik saat dihubungi melalui telepon oleh Rohman Azzam Ketua DPP PPNI Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi menyatakan acara pelantikan dan seminar berjalan sukses.

"Alhamdulillah hari ini kami telah sukses melaksanakan pelantikan DPLN dan seminar dengan tema Peluang Kerja di Luar Negeri dan Tantanganya bagi Perawat Indonesia," demikian penjelasannya.

Selain Dubes RI untuk UEA, hadir juga atase Ketenagakerjaan, Dicky dan Konjen Dubai. Menurut Imam, tantangan utama adalah kemampuan Bahasa Inggris rata-rata Perawat Indonesia masih rendah.

Imam menyarankan dan menginginkan agar pelajaran Bahasa Inggris Keperawatan ditambah porsinya dikampus-kampus dan ada program khusus keperawatan yang memang dipersiapkan orientasinya untuk pasar luar negeri. Ia juga mengusulkan program G to G Indonesia UAE, serta perlu adanya testing center yang diakui oleh negara tujuan. Disamping itu, dalam dua tahun kedepan Perawat Di UEA minimal lulus sebagai BSN (Profesi).

Terkait PKB atau CNE, Ia sampaikan pula, bahwa kesempatan untuk mengikuti seminar banyak sekali dan sebagiannya dapat diikuti secara gratis. Demikian pula untuk melanjutkan jenjang S2 atau yang lebih tinggi ada banyak kesempatan, menurutnya saat mengakhiri penjelasannya. (IR)

Sumber : DPLN PPNI Uni Emirat Arab.