Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berupaya memberikan pelayanan kepada anggota Perawat secara efisien dan mengikuti perkembangan teknologi.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Pengurus DPP PPNI lainnya terus berkomitmen melakukan perbaikan pada sistem pelayanan keanggotaan berbasis digitalisasi.
Untuk itulah pada Nursing Zoominar episode 311 mengangkat tema SIMK & PKB Online, Upaya Pengembangan Profesional Menuju Pelayanan Berkualitas, dengan narasumber Rohman Azzam dan Tatang Sutisna, serta moderator Umi Kalsum.
“Seperti kita ketahui di jaman digital ini semua memang harus proses digitalisasi terutama di masa pandemi ini,” jelas Apri Sunadi, sebelum membuka kegiatan Nursing Zoominar episode 311, Rabu (20/7/2022).
“Memang kita tidak pernah berpikir akan secepat ini, semua dunia termasuk kita di dunia keperawatan itu berubah secara signifikan,” lanjut Bendahara Umum DPP PPNI.
Diucapkannya, sehubungan situasi atas perubahan kebiasaan penggunaan digitalisasi tersebut memang diwajibkan dalam keadaan sekarang ini dan tidak dapat ditinggalkan, artinya bukan ditinggal anggota atau penentu kebijakan termasuk dunia sekalipun.
Pada kesempatan ini berkaitan materi SIMK (Sistem Informasi Keanggotaan) menjadi perhatian kepada semua anggota PPNI seluruh Indonesia, melalui permintaannya agar isian pada SIMK dilihat dan diperhatikan, jika ada kesalahan supaya langsung diedit dan diperbaiki.
Menurutnya, kegunaan data yang benar tersebut agar diketahui PPNI untuk dapat melakukan kebijakan, seperti kebijakan tentang pendidikan rekan Perawat di pelayanan yang agak sulit, agar nanti PPNI dapat memperkuat melalui advokasi kepada Pemerintah, termasuk kebijakan rekan Perawat di pendidikan.
Ditambahkannya, jika isian data SIMK ini sudah benar, maka PPNI juga dapat menentukan maping ketenagakerjaan, misalkan Perawat yang berpendidikan S.Kep, Ners, D3 dan sebagainya, hal itu dapat dilakukan dengan cepat. Kelebihan adanya data SIMK ini untuk menentukan kebijakan termasuk praktik mandiri.
“Perawat sebagai orang profesional sudah tentu banyak yang harus diperbuat, mendesign sendiri apa yang akan kita lakukan ke depan dalam upaya meningkatkan kompetensi,” tegasnya.
Maka melalui PKB (Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan) ini diungkapkannya, juga dapat terlihat sekali kemana atau kebijakan seperti apa PPNI ini dalam rangka mendirect (langsung) keilmuan atau meningkatkan kompetensi pada layanan yang harus dilakukan oleh Perawat.
Dijelaskannya, informasi ini juga sebenarnya dapat mempercepat dalam berbagai peningkatan kompetensi, sehingga kaitannya dengan pemenuhan 25 SKP bagi Perawat untuk segera dionlinekan dengan PKB yang telah begitu lengkap.
Pendapatnya, atas persyaratan pemenuhan 25 SKP itu menurut ringan, PPNI sebagai organisasi profesional berupaya keras supaya beban yang dihadapi rekan Perawat dapat berkurang.
“Salah satunya ini adalah bentuk tanggung jawab kita tentang Zoominar yang kita lakukan ini,” terang Apri Sunadi.
Dikatakannya, melalui Zoominar seperti ini Perawat cukup mendengarkan, melihat, berkontribusi dan sebagainya, maka PPNI akan melakukan hal itu namun bukan hanya dilakukan di tingkat DPP saja, tapi di tingkat DPW juga melakukan hal yang sama. Tentunya PKB itu dapat dilakukan dengan cepat, hemat dan sebagainya.
“Kita berharap dengan peningkatan seperti ini, dengan banyak sosialisasi yang dilakukan oleh Pengurus terutama DPP, DPW, DPD, sampai ke DPK,” ucapnya.
Diharapkannya, tentu PKB ini dapat disempurnakan dengan sebaik-baiknya oleh tim pengubah bersama Rohman Azzam dan Tatang Sutisna, nantinya sebagai modal mereka untuk merubah maupun mensetup seperti apa yang mudah dan cepat oleh Perawat.
“Tentu mekanismenya harus dibuat, artinya nanti diusulkan ke DPK, DPD dan level lainnya. Supaya datanya lebih baik dan data yang dimiliki ini juga bisa diakses, agar menjadi sesuatu yang berguna untuk membuat kebijakan-kebijakan tentang keperawatan,” tutupnya. (IR)
Sumber : Bapena PPNI
Nursing Zoominar Episode 311 : PPNI Sosialisasikan SIMK & PKB Online
Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berupaya memberikan pelayanan kepada anggota Perawat secara efisien dan mengikuti perkembangan teknologi.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Pengurus DPP PPNI lainnya terus berkomitmen melakukan perbaikan pada sistem pelayanan keanggotaan berbasis digitalisasi.
Untuk itulah pada Nursing Zoominar episode 311 mengangkat tema SIMK & PKB Online, Upaya Pengembangan Profesional Menuju Pelayanan Berkualitas, dengan narasumber Rohman Azzam dan Tatang Sutisna, serta moderator Umi Kalsum.
“Seperti kita ketahui di jaman digital ini semua memang harus proses digitalisasi terutama di masa pandemi ini,” jelas Apri Sunadi, sebelum membuka kegiatan Nursing Zoominar episode 311, Rabu (20/7/2022).
“Memang kita tidak pernah berpikir akan secepat ini, semua dunia termasuk kita di dunia keperawatan itu berubah secara signifikan,” lanjut Bendahara Umum DPP PPNI.
Diucapkannya, sehubungan situasi atas perubahan kebiasaan penggunaan digitalisasi tersebut memang diwajibkan dalam keadaan sekarang ini dan tidak dapat ditinggalkan, artinya bukan ditinggal anggota atau penentu kebijakan termasuk dunia sekalipun.
Pada kesempatan ini berkaitan materi SIMK (Sistem Informasi Keanggotaan) menjadi perhatian kepada semua anggota PPNI seluruh Indonesia, melalui permintaannya agar isian pada SIMK dilihat dan diperhatikan, jika ada kesalahan supaya langsung diedit dan diperbaiki.
Menurutnya, kegunaan data yang benar tersebut agar diketahui PPNI untuk dapat melakukan kebijakan, seperti kebijakan tentang pendidikan rekan Perawat di pelayanan yang agak sulit, agar nanti PPNI dapat memperkuat melalui advokasi kepada Pemerintah, termasuk kebijakan rekan Perawat di pendidikan.
Ditambahkannya, jika isian data SIMK ini sudah benar, maka PPNI juga dapat menentukan maping ketenagakerjaan, misalkan Perawat yang berpendidikan S.Kep, Ners, D3 dan sebagainya, hal itu dapat dilakukan dengan cepat. Kelebihan adanya data SIMK ini untuk menentukan kebijakan termasuk praktik mandiri.
“Perawat sebagai orang profesional sudah tentu banyak yang harus diperbuat, mendesign sendiri apa yang akan kita lakukan ke depan dalam upaya meningkatkan kompetensi,” tegasnya.
Maka melalui PKB (Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan) ini diungkapkannya, juga dapat terlihat sekali kemana atau kebijakan seperti apa PPNI ini dalam rangka mendirect (langsung) keilmuan atau meningkatkan kompetensi pada layanan yang harus dilakukan oleh Perawat.
Dijelaskannya, informasi ini juga sebenarnya dapat mempercepat dalam berbagai peningkatan kompetensi, sehingga kaitannya dengan pemenuhan 25 SKP bagi Perawat untuk segera dionlinekan dengan PKB yang telah begitu lengkap.
Pendapatnya, atas persyaratan pemenuhan 25 SKP itu menurut ringan, PPNI sebagai organisasi profesional berupaya keras supaya beban yang dihadapi rekan Perawat dapat berkurang.
“Salah satunya ini adalah bentuk tanggung jawab kita tentang Zoominar yang kita lakukan ini,” terang Apri Sunadi.
Dikatakannya, melalui Zoominar seperti ini Perawat cukup mendengarkan, melihat, berkontribusi dan sebagainya, maka PPNI akan melakukan hal itu namun bukan hanya dilakukan di tingkat DPP saja, tapi di tingkat DPW juga melakukan hal yang sama. Tentunya PKB itu dapat dilakukan dengan cepat, hemat dan sebagainya.
“Kita berharap dengan peningkatan seperti ini, dengan banyak sosialisasi yang dilakukan oleh Pengurus terutama DPP, DPW, DPD, sampai ke DPK,” ucapnya.
Diharapkannya, tentu PKB ini dapat disempurnakan dengan sebaik-baiknya oleh tim pengubah bersama Rohman Azzam dan Tatang Sutisna, nantinya sebagai modal mereka untuk merubah maupun mensetup seperti apa yang mudah dan cepat oleh Perawat.
“Tentu mekanismenya harus dibuat, artinya nanti diusulkan ke DPK, DPD dan level lainnya. Supaya datanya lebih baik dan data yang dimiliki ini juga bisa diakses, agar menjadi sesuatu yang berguna untuk membuat kebijakan-kebijakan tentang keperawatan,” tutupnya. (IR)
Sumber : Bapena PPNI