Infokom DPP PPNI - Upaya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam membantu anggota Perawat yang belum lulus uji kompetensi nasional (Ukomnas) selama ini masih berlanjut, namun kesempatan ini terakhir dan terbatas.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah secara konsisten memberikan edukasi secara online termasuk juga turut mensosialisasikan Ukomnas Retaker kepada Perawat di tanah air.
Nursing Zoominar episode 310 mengangkat tema Sosialisasi Ukomnas Retaker Periode 3 Batch 6 (wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat) dengan narasumber Irna Nursanti dan Nano Supriatna, serta moderator Yeti Resnayati.
“Seminar kali ini menjadi istimewa dikarenakan ada topik khusus tentang sosialisasi Ukomnas Retaker,” jelas Harif Fadhillah dalam pengarahannya sebelum membuka Nursing Zoominar episode 310, Rabu (13/7/2022).
Diterangkannya, sosialisasi kali ini menjadi spesial dikarenakan harus lebih luas diketahui oleh semua Perawat di seluruh wilayah Indonesia, terutama bagi rekan Perawat yang terkendala uji kompetensi, dimana masih ada yang belum lulus setelah mengikuti uji kompetensi beberapa kali.
“Kita dapat menyelenggarakan Ukomnas dan ini kesempatan yang ketiga untuk melaksanakannya, mudah-mudahan yang ketiga ini semua terangkut (lulus), semua tidak ada yang tertinggal,” ucapnya.
Ditegaskannya, Ukomnas Retaker kali ini sangat penting dan istimewa dikarenakan ini yang terakhir diberikan Pemerintah kepada PPNI untuk menyelenggarakannya.
Doktor Keperawatan ini menjelaskan bahwa PPNI diberikan kesempatan untuk menggelar Ukumnas Retaker gelombang pertama dan kedua sebelumnya, sudah meluluskan sekitar 27 ribu Perawat yang semula tidak lulus uji kompetensi.
Selanjutnya, pada akhirnya mereka dapat lulus dan tentu dapat melanjutkan proses berikutnya yaitu mengurus STR, SIPP dan berbagai hal lainnya dalam rangka menjalankan pekerjaan profesinya.
Berkaitan itu pula, dihimbaunya agar seluruh rekan Perawat dapat memberitahukan kembali kepada sejawat yang lain, dimana Ukomnas Retaker ini adalah periode terakhir.
“Kita hanya dikasih kesempatan tiga kali untuk teman semua. Dan kalau ini juga tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, mungkin tidak ada jalan lagi untuk menolong teman-teman yang tidak lulus Ukom,” sebutnya.
Dikatakannnya, PPNI telah mempersiapkan dengan sangat baik dan cermat untuk persiapan yang ketiga ini bahkan lebih panjang waktunya dari sebelumnya, supaya lebih terinformasi dan semua disiapkan dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.
Harif Fadhillah berharap semua yang mengikuti ini dengan optimal dan usaha yang baik, melalui kerja sama penyelenggaraan antara DPP, Panitia Pusat, DPW, DPD dan DPK untuk memfasilitasi teman-teman agar semua lulus uji kompetensi yang pada akhirnya tidak terhambat pada perijinan.
Diterangkannya, kebijakan untuk mendapatkan Ukomnas tidak mudah mendapatkannya, dimana kurang lebih 2 tahun berjuang untuk mendapatkan mandat penyelenggaraannya.
Diceritakannya juga, keinginan pelaksanaan Ukomnas Retaker ini merupakan hasil dari kunjungan DPP PPNI ke berbagai daerah termasuk di Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, dengan menerima keluhan-keluhan yang didapatkan pada saat itu. Adapun keluhan itu disebutkannya, bahwa hampir banyak Perawat yang bekerja di fasyankes dan sudah dianggap kompeten dari sisi pelaksanaan praktiknya, bahkan sudah diakui oleh stakeholder. Namun satu hambatan mereka adalah masih belum punya STR dikarenakan belum lulus uji kompetensi.
“Hal ini mendorong PPNI untuk mengupayakannya sampai ke berbagai tingkat Pemerintahan, dan Alhamdulillah kita mendapatkan mandatnya,” tuturnya.
Selain itu, dijelaskannya PPNI juga harus memenuhi syarat untuk melaksanakan Ukomnas Retaker, yaitu : 1. Sistimnya harus dibuat dengan terjamin secara ilmiah., 2. Harus terjamin syarat sesuai dengan kaidah-kaidah asesmen atau uji kompetensi secara nasional maupun internasional., 3. Uji kompetensi dilakukan bukan merupakan sebuah hadiah.
“Maka kami pegang komitmen itu dan akhirnya kami membuat sistim uji yang dibagi dua yaitu belajar modul dan uji kompetensi,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman Ukomnas Retaker pada gelombang 1 dan 2 lalu diucapkannya, jika rekan Perawat mengikuti dengan baik dan cermat belajar modul lalu ke sistim uji kompetensi, serta jangan ada yang ditinggalkan saat mengerjakannya, maka hasilnya hampir semua peserta dapat menyelesaikan dengan baik. Sementara pembahasan uji kompetensi tersebut berdasarkan dari kebiasan yang dilakukan Perawat sehari-harinya.
“PPNI berusaha terus menerus bagaimana hadir di tengah-tengah kesulitan anggota, termasuk salah satunya uji kompetensi ini. Saya berharap Ukomnas ketiga ini tidak ada yang tertinggal, sehingga kita bisa berpikir dengan hal-hal lain yang harus kita perjuangkan dan lebih banyak lagi tantangannya ke depan,” tutupnya. (IR)
Sumber : Bapena PPNI
Nursing Zoominar Ke 310 : PPNI Sosialisasikan Ukomnas Retaker Wilayah Timur
Infokom DPP PPNI - Upaya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam membantu anggota Perawat yang belum lulus uji kompetensi nasional (Ukomnas) selama ini masih berlanjut, namun kesempatan ini terakhir dan terbatas.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah secara konsisten memberikan edukasi secara online termasuk juga turut mensosialisasikan Ukomnas Retaker kepada Perawat di tanah air.
Nursing Zoominar episode 310 mengangkat tema Sosialisasi Ukomnas Retaker Periode 3 Batch 6 (wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat) dengan narasumber Irna Nursanti dan Nano Supriatna, serta moderator Yeti Resnayati.
“Seminar kali ini menjadi istimewa dikarenakan ada topik khusus tentang sosialisasi Ukomnas Retaker,” jelas Harif Fadhillah dalam pengarahannya sebelum membuka Nursing Zoominar episode 310, Rabu (13/7/2022).
Diterangkannya, sosialisasi kali ini menjadi spesial dikarenakan harus lebih luas diketahui oleh semua Perawat di seluruh wilayah Indonesia, terutama bagi rekan Perawat yang terkendala uji kompetensi, dimana masih ada yang belum lulus setelah mengikuti uji kompetensi beberapa kali.
“Kita dapat menyelenggarakan Ukomnas dan ini kesempatan yang ketiga untuk melaksanakannya, mudah-mudahan yang ketiga ini semua terangkut (lulus), semua tidak ada yang tertinggal,” ucapnya.
Ditegaskannya, Ukomnas Retaker kali ini sangat penting dan istimewa dikarenakan ini yang terakhir diberikan Pemerintah kepada PPNI untuk menyelenggarakannya.
Doktor Keperawatan ini menjelaskan bahwa PPNI diberikan kesempatan untuk menggelar Ukumnas Retaker gelombang pertama dan kedua sebelumnya, sudah meluluskan sekitar 27 ribu Perawat yang semula tidak lulus uji kompetensi.
Selanjutnya, pada akhirnya mereka dapat lulus dan tentu dapat melanjutkan proses berikutnya yaitu mengurus STR, SIPP dan berbagai hal lainnya dalam rangka menjalankan pekerjaan profesinya.
Berkaitan itu pula, dihimbaunya agar seluruh rekan Perawat dapat memberitahukan kembali kepada sejawat yang lain, dimana Ukomnas Retaker ini adalah periode terakhir.
“Kita hanya dikasih kesempatan tiga kali untuk teman semua. Dan kalau ini juga tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, mungkin tidak ada jalan lagi untuk menolong teman-teman yang tidak lulus Ukom,” sebutnya.
Dikatakannnya, PPNI telah mempersiapkan dengan sangat baik dan cermat untuk persiapan yang ketiga ini bahkan lebih panjang waktunya dari sebelumnya, supaya lebih terinformasi dan semua disiapkan dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti.
Harif Fadhillah berharap semua yang mengikuti ini dengan optimal dan usaha yang baik, melalui kerja sama penyelenggaraan antara DPP, Panitia Pusat, DPW, DPD dan DPK untuk memfasilitasi teman-teman agar semua lulus uji kompetensi yang pada akhirnya tidak terhambat pada perijinan.
Diterangkannya, kebijakan untuk mendapatkan Ukomnas tidak mudah mendapatkannya, dimana kurang lebih 2 tahun berjuang untuk mendapatkan mandat penyelenggaraannya.
Diceritakannya juga, keinginan pelaksanaan Ukomnas Retaker ini merupakan hasil dari kunjungan DPP PPNI ke berbagai daerah termasuk di Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, dengan menerima keluhan-keluhan yang didapatkan pada saat itu. Adapun keluhan itu disebutkannya, bahwa hampir banyak Perawat yang bekerja di fasyankes dan sudah dianggap kompeten dari sisi pelaksanaan praktiknya, bahkan sudah diakui oleh stakeholder. Namun satu hambatan mereka adalah masih belum punya STR dikarenakan belum lulus uji kompetensi.
“Hal ini mendorong PPNI untuk mengupayakannya sampai ke berbagai tingkat Pemerintahan, dan Alhamdulillah kita mendapatkan mandatnya,” tuturnya.
Selain itu, dijelaskannya PPNI juga harus memenuhi syarat untuk melaksanakan Ukomnas Retaker, yaitu : 1. Sistimnya harus dibuat dengan terjamin secara ilmiah., 2. Harus terjamin syarat sesuai dengan kaidah-kaidah asesmen atau uji kompetensi secara nasional maupun internasional., 3. Uji kompetensi dilakukan bukan merupakan sebuah hadiah.
“Maka kami pegang komitmen itu dan akhirnya kami membuat sistim uji yang dibagi dua yaitu belajar modul dan uji kompetensi,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman Ukomnas Retaker pada gelombang 1 dan 2 lalu diucapkannya, jika rekan Perawat mengikuti dengan baik dan cermat belajar modul lalu ke sistim uji kompetensi, serta jangan ada yang ditinggalkan saat mengerjakannya, maka hasilnya hampir semua peserta dapat menyelesaikan dengan baik. Sementara pembahasan uji kompetensi tersebut berdasarkan dari kebiasan yang dilakukan Perawat sehari-harinya.
“PPNI berusaha terus menerus bagaimana hadir di tengah-tengah kesulitan anggota, termasuk salah satunya uji kompetensi ini. Saya berharap Ukomnas ketiga ini tidak ada yang tertinggal, sehingga kita bisa berpikir dengan hal-hal lain yang harus kita perjuangkan dan lebih banyak lagi tantangannya ke depan,” tutupnya. (IR)
Sumber : Bapena PPNI