Infokom DPP PPNI - Upaya Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) untuk memfasilitasi kebutuhan bagi Perawat terus direalisasikan.
Sehubungan dengan validasi terhadap Surat Tanda Registrasi (STR) bagi Perawat, DPP PPNI melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan pelaksanaannya.
Untuk itulah Ketua DPP PPNI Bidang Infokom Rohman Azzam bersama Sekretaris II DPP PPNI Ahmad Eru Saprudin, Pengurus DPP PPNI Bidang Infokom lainnya serta melibatkan Tim Validator STR dalam melakukan evaluasi validasi STR Perawat di Graha PPNI Jakarta.
“Banyaknya pengajuan registrasi STR di web STR online versi 2, diperlukan strategi untuk menyelesaikan proses validasi oleh tim validator,” ucap Pramita melalui pesan tertulisnya, Minggu (15/5/2021).
Wakil PPNI di Sekretaris KTKI menerangkan bahwa Tim Validator STR dari PPNI berjumlah 17 orang, dalam melaksanakan tugasnya dilakukan pembagian berdasarkan pengelompokan, yaitu pengajuan baru, baru perbaiki, perpanjangan, dan perpanjangan perbaiki.
Dikatakannya, kebutuhan akan STR menurut Apri Sunadi (Bendahara Umum DPP PPNI) yang juga disampaikan oleh Rohman Azzam (Ketua DPP PPNI Bidang Infokom) bahwa STR itu sebagai kebutuhan.
STR itu bagaikan oksigen (kebutuhan dasar yang vital) bagi tenaga kesehatan khususnya anggota PPNI, diucapkannya pula bahwa tanpa STR, seorang Perawat tidak diperbolehkan memberikan pelayanan, artinya Perawat ini dapat terancam kehilangan pekerjaannya.
”Oleh karena STR sangat penting bagi Perawat agar dapat memberikan pelayanan, maka peran Validator menjadi ikut penting untuk keberlangsungan Perawat menjalankan tugasnya,” terangnya.
Pramita mengatakan seorang validator STR Perawat dituntut tidak hanya mampu memvalidasi secara teliti, tetapi juga kecepatan dan konsisten dalam memvalidasi setiap harinya sangat diperlukan, karena pengajuan STR Perawat dalam waktu 1 minggu saja dapat mencapai 9-12 ribu pemohon.
“Pada akhirnya komitmen yang kuat demi kesejahteraan anggota PPNI inilah yang dapat mewujudkan ZERO at 12 every Saturday,” jelasnya.
Adapun hasil evaluasi kinerja tim validator disampaikannya, adanya beberapa catatan, yaitu berupaya lebih fokus dan menyediakan waktu khusus untuk memvalidasi STR, persyaratan dalam pengajuan STR diselaraskan antara yang tertulis di persyaratan yang tertera di awal setiap pemohon akan masuk ke akun di web STR dengan yang disampaikan kepada anggota.
“Bahwa validator harus bekerja secara tim, bila target harian telah tercapai namun jumlah pemohon belum Zero, maka lakukan validasi secara bersama hingga jumlah pengajuan mencapai Zero,” imbuh Ahmad Eru Saprudin, disampaikannya saat memberikan arahan saat evaluasi berlangsung. (IR)
DPP PPNI Evaluasi Kinerja Validator STR Perawat Menuju Target Capaian Zero Pemohon
Infokom DPP PPNI - Upaya Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) untuk memfasilitasi kebutuhan bagi Perawat terus direalisasikan.
Sehubungan dengan validasi terhadap Surat Tanda Registrasi (STR) bagi Perawat, DPP PPNI melakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan pelaksanaannya.
Untuk itulah Ketua DPP PPNI Bidang Infokom Rohman Azzam bersama Sekretaris II DPP PPNI Ahmad Eru Saprudin, Pengurus DPP PPNI Bidang Infokom lainnya serta melibatkan Tim Validator STR dalam melakukan evaluasi validasi STR Perawat di Graha PPNI Jakarta.
“Banyaknya pengajuan registrasi STR di web STR online versi 2, diperlukan strategi untuk menyelesaikan proses validasi oleh tim validator,” ucap Pramita melalui pesan tertulisnya, Minggu (15/5/2021).
Wakil PPNI di Sekretaris KTKI menerangkan bahwa Tim Validator STR dari PPNI berjumlah 17 orang, dalam melaksanakan tugasnya dilakukan pembagian berdasarkan pengelompokan, yaitu pengajuan baru, baru perbaiki, perpanjangan, dan perpanjangan perbaiki.
Dikatakannya, kebutuhan akan STR menurut Apri Sunadi (Bendahara Umum DPP PPNI) yang juga disampaikan oleh Rohman Azzam (Ketua DPP PPNI Bidang Infokom) bahwa STR itu sebagai kebutuhan.
STR itu bagaikan oksigen (kebutuhan dasar yang vital) bagi tenaga kesehatan khususnya anggota PPNI, diucapkannya pula bahwa tanpa STR, seorang Perawat tidak diperbolehkan memberikan pelayanan, artinya Perawat ini dapat terancam kehilangan pekerjaannya.
”Oleh karena STR sangat penting bagi Perawat agar dapat memberikan pelayanan, maka peran Validator menjadi ikut penting untuk keberlangsungan Perawat menjalankan tugasnya,” terangnya.
Pramita mengatakan seorang validator STR Perawat dituntut tidak hanya mampu memvalidasi secara teliti, tetapi juga kecepatan dan konsisten dalam memvalidasi setiap harinya sangat diperlukan, karena pengajuan STR Perawat dalam waktu 1 minggu saja dapat mencapai 9-12 ribu pemohon.
“Pada akhirnya komitmen yang kuat demi kesejahteraan anggota PPNI inilah yang dapat mewujudkan ZERO at 12 every Saturday,” jelasnya.
Adapun hasil evaluasi kinerja tim validator disampaikannya, adanya beberapa catatan, yaitu berupaya lebih fokus dan menyediakan waktu khusus untuk memvalidasi STR, persyaratan dalam pengajuan STR diselaraskan antara yang tertulis di persyaratan yang tertera di awal setiap pemohon akan masuk ke akun di web STR dengan yang disampaikan kepada anggota.
“Bahwa validator harus bekerja secara tim, bila target harian telah tercapai namun jumlah pemohon belum Zero, maka lakukan validasi secara bersama hingga jumlah pengajuan mencapai Zero,” imbuh Ahmad Eru Saprudin, disampaikannya saat memberikan arahan saat evaluasi berlangsung. (IR)