Infokom DPP PPNI - Upaya terus dilakukan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) untuk mendapatkan dan berbagi informasi berkaitan dengan tenaga Perawat yang berminat bekerja ke luar negeri.
Sehubungan hal itu, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari, Bendahara Umum DPP PPNI Apri Sunadi dan Masfuri selaku Pengurus BAPENA Pusat menerima kunjungan Pejabat BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia).
BP2MI adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen di Indonesia yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi.
“Tentunya kita harus banyak meminta jaringan-jaringan di keperawatan ini, tujuan kami untuk meminta informasi bagaimana kondisi Perawat di Indonesia,” jelas Akhmad Syihabuddin, setelah melakukan audiensi di Graha PPNI Jakarta, Rabu (20/4/2021).
“Apakah mereka (Perawat Indonesia) bisa tidak untuk bersaing dengan Perawat-Perawat di luar negeri,” lanjut Koordinator Penempatan Pemerintah Kawasan Asia Timur I dan Asia Tengah ini.
Dikatakannya, ada beberapa program bersama dari pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi Perawat untuk bekerja ke luar negeri, yaitu ke negara Jepang dan Jerman.
Bagi Perawat yang berminat bekerja di Jepang dan Jerman, diterangkannya untuk kedua negara tersebut sudah dibuka pendaftarannya hingga bulan Juni 2022.
Dijelaskannya, berkaitan syaratnya untuk Jepang yaitu harus punya STR, pengalaman kerja 2 tahun dan memiliki sertifikat bahasa Jepang N5, sementara syarat untuk ke Jerman itu juga harus punya STR, namun tidak perlu pengalaman kerja, dan nantinya juga dilatih untuk dapat berbahasa Jerman selama lebih kurang 9 bulan.
“Jadi tujuan akhir pertemuan ini, tentunya kami butuh informasi-informasi dari PPNI, karena untuk ke Jepang itu adanya ujian keperawatan, diharapkan nanti kami dapat berkolaborasi dengan PPNI untuk uji keperawatan tersebut,” ungkapnya.
Ditambahkannya, disamping itu nantinya bekerjasa sama dengan PPNI itu dalam rangka penempatan Perawat ke luar negeri.
Pihaknya menginginkan informasi-informasi yang tepat dari PPNI, yang mana memang PPNI menaungi Perawat di seluruh Indonesia, selain itu untuk mengetahui Perawat dari segi kompetensinya, kesiapannya seperti apa, dan dari segi jumlahnya apakah bisa atau tidak bila ditempatkan bekerja di luar negeri, termasuk mengajak untuk bersosialisasi bersama.
“Terkait hal yang lainnya, mungkin kita bisa sosialisasi bersama untuk ke beberapa Sekolah Tinggi Keperawatan maupun Universitas,” pungkasnya. (IR)
Audiensi PPNI & BP2MI :Peluang Perawat Bekerja di Jepang & Jerman Terbuka
Infokom DPP PPNI - Upaya terus dilakukan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) untuk mendapatkan dan berbagi informasi berkaitan dengan tenaga Perawat yang berminat bekerja ke luar negeri.
Sehubungan hal itu, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Sekretaris Jenderal DPP PPNI Mustikasari, Bendahara Umum DPP PPNI Apri Sunadi dan Masfuri selaku Pengurus BAPENA Pusat menerima kunjungan Pejabat BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia).
BP2MI adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen di Indonesia yang mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang penempatan dan pelindungan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi.
“Tentunya kita harus banyak meminta jaringan-jaringan di keperawatan ini, tujuan kami untuk meminta informasi bagaimana kondisi Perawat di Indonesia,” jelas Akhmad Syihabuddin, setelah melakukan audiensi di Graha PPNI Jakarta, Rabu (20/4/2021).
“Apakah mereka (Perawat Indonesia) bisa tidak untuk bersaing dengan Perawat-Perawat di luar negeri,” lanjut Koordinator Penempatan Pemerintah Kawasan Asia Timur I dan Asia Tengah ini.
Dikatakannya, ada beberapa program bersama dari pemerintah untuk memberikan kesempatan bagi Perawat untuk bekerja ke luar negeri, yaitu ke negara Jepang dan Jerman.
Bagi Perawat yang berminat bekerja di Jepang dan Jerman, diterangkannya untuk kedua negara tersebut sudah dibuka pendaftarannya hingga bulan Juni 2022.
Dijelaskannya, berkaitan syaratnya untuk Jepang yaitu harus punya STR, pengalaman kerja 2 tahun dan memiliki sertifikat bahasa Jepang N5, sementara syarat untuk ke Jerman itu juga harus punya STR, namun tidak perlu pengalaman kerja, dan nantinya juga dilatih untuk dapat berbahasa Jerman selama lebih kurang 9 bulan.
“Jadi tujuan akhir pertemuan ini, tentunya kami butuh informasi-informasi dari PPNI, karena untuk ke Jepang itu adanya ujian keperawatan, diharapkan nanti kami dapat berkolaborasi dengan PPNI untuk uji keperawatan tersebut,” ungkapnya.
Ditambahkannya, disamping itu nantinya bekerjasa sama dengan PPNI itu dalam rangka penempatan Perawat ke luar negeri.
Pihaknya menginginkan informasi-informasi yang tepat dari PPNI, yang mana memang PPNI menaungi Perawat di seluruh Indonesia, selain itu untuk mengetahui Perawat dari segi kompetensinya, kesiapannya seperti apa, dan dari segi jumlahnya apakah bisa atau tidak bila ditempatkan bekerja di luar negeri, termasuk mengajak untuk bersosialisasi bersama.
“Terkait hal yang lainnya, mungkin kita bisa sosialisasi bersama untuk ke beberapa Sekolah Tinggi Keperawatan maupun Universitas,” pungkasnya. (IR)