Curhatan Perawat Cantik Di Medsos, Ternyata Bukan Perawat <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p style="text-align: justify;">Infokom DPP PPNI - Berkaitan dengan dugaan perawat cantik yang mencurahkan isi hatinya melalui media sosial, yang telah menjadi viral pemberitaanya ditanggapi serius oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI). Disamping itu juga, PPNI ingin mengklarifikasikan bahwa pelaku curhatan di medsos tersebut bukanlah seorang Perawat, melainkan tenaga kesehatan lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berikut Press Release yang disampaikan DPP PPNI :</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">PEMBERITAAN PERAWAT CANTIK HINA PASIEN BPJS : TERNYATA BUKAN PERAWAT</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Viral pemberitaan di media tentang Perawat Cantik di Jawa Tengah hina pasien BPJS yang mencuat pada Senin (23/4/2018) itu, adalah tidak benar pelakunya seorang perawat. Sumber berita dan media yang memberitakan hendaknya mengklarifikasi terlebih dahulu sebelum menyampaikan pemberitaannya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hasil penelusuran PPNI terhadap akun yang bersangkutan menunjukan oknum tenaga kesehatan tersebut bukan Perawat. Oleh karena itu, kepada berbagai pihak yang telah memberitakan kasus tersebut, agar segera memperbaiki, mencabut pemberitaannya, dan menyampaikan permohonan maaf, agar tidak menimbulkan keresahan diantara anggota profesi dan menimbulkan citra buruk terhadap perawat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">PPNI hingga saat ini secara berkelanjutan senantiasa melakukan berbagai berupaya meningkatkan kompetensi anggota termasuk aspek sikap perawat, mensosialisasikan dan menegakkan kepatuhan anggota terhadap kode etik, dan melakukan pendidikan berkelanjutan bagi hampir satu juta anggota PPNI yang saat ini tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara lainnya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menanamkan nilai-nilai etik kepada seluruh anggota memang bukan hal yang mudah, namun kami terus berusaha dengan segenap kemampuan yang ada agar nilai-nilai etik menjadi bagian yang diimplementasikan oleh semua perawat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban profesinya sehari-hari. Kami dapat katakan bahwa seluruh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien/pasiennya senantiasa menghargai harkat dan martabat manusia, menghargai keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial pasien. Ini adalah komitmen dan intisari etik yang mengatur hubungan perawat dengan klien.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Meskipun peristiwa yang melibatkan oknum tenaga kesehatan itu bukanlah Perawat pelakunya, namun PPNI tetap menjadikan peristiwa tersebut sebagai cermin untuk berkaca dan melakukan berbagai upaya agar tidak terjebak pada tindakan serupa atau tindakan pelanggaran etik dan hukum lainnya. (IR)</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumber : <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rohman Azzam, Ketua Bidang Infokom DPP PPNI</p> <p> </p> </p>

Curhatan Perawat Cantik Di Medsos, Ternyata Bukan Perawat

Infokom DPP PPNI - Berkaitan dengan dugaan perawat cantik yang mencurahkan isi hatinya melalui media sosial, yang telah menjadi viral pemberitaanya ditanggapi serius oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI). Disamping itu juga, PPNI ingin mengklarifikasikan bahwa pelaku curhatan di medsos tersebut bukanlah seorang Perawat, melainkan tenaga kesehatan lainnya.

Berikut Press Release yang disampaikan DPP PPNI :

PEMBERITAAN PERAWAT CANTIK HINA PASIEN BPJS : TERNYATA BUKAN PERAWAT

Viral pemberitaan di media tentang Perawat Cantik di Jawa Tengah hina pasien BPJS yang mencuat pada Senin (23/4/2018) itu, adalah tidak benar pelakunya seorang perawat. Sumber berita dan media yang memberitakan hendaknya mengklarifikasi terlebih dahulu sebelum menyampaikan pemberitaannya.

Hasil penelusuran PPNI terhadap akun yang bersangkutan menunjukan oknum tenaga kesehatan tersebut bukan Perawat. Oleh karena itu, kepada berbagai pihak yang telah memberitakan kasus tersebut, agar segera memperbaiki, mencabut pemberitaannya, dan menyampaikan permohonan maaf, agar tidak menimbulkan keresahan diantara anggota profesi dan menimbulkan citra buruk terhadap perawat.

PPNI hingga saat ini secara berkelanjutan senantiasa melakukan berbagai berupaya meningkatkan kompetensi anggota termasuk aspek sikap perawat, mensosialisasikan dan menegakkan kepatuhan anggota terhadap kode etik, dan melakukan pendidikan berkelanjutan bagi hampir satu juta anggota PPNI yang saat ini tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara lainnya.

Menanamkan nilai-nilai etik kepada seluruh anggota memang bukan hal yang mudah, namun kami terus berusaha dengan segenap kemampuan yang ada agar nilai-nilai etik menjadi bagian yang diimplementasikan oleh semua perawat dalam melaksanakan tugas dan kewajiban profesinya sehari-hari. Kami dapat katakan bahwa seluruh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien/pasiennya senantiasa menghargai harkat dan martabat manusia, menghargai keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial pasien. Ini adalah komitmen dan intisari etik yang mengatur hubungan perawat dengan klien.

Meskipun peristiwa yang melibatkan oknum tenaga kesehatan itu bukanlah Perawat pelakunya, namun PPNI tetap menjadikan peristiwa tersebut sebagai cermin untuk berkaca dan melakukan berbagai upaya agar tidak terjebak pada tindakan serupa atau tindakan pelanggaran etik dan hukum lainnya. (IR)

Sumber :  Rohman Azzam, Ketua Bidang Infokom DPP PPNI