Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) periode 2021-2026, mengawali program kerjanya dengan melakukan upaya membangun karakter bagi tenaga Perawat, terutama dalam situasi pandemi Covid-19.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah telah bekerja sama dengan ESQ (Emotional, Spiritual, Quotient) Leadership Center melalui Pendirinya Ary Ginanjar Agustian. Sebelumnya, diawali dengan kegiatan Seminar & Pelatihan ESQ yang dipandu trainer Iman G. Herdimansyah.
Pelatihan ESQ adalah pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian dengan tujuan membentuk karakter tangguh yang memadukan konsep kecerdasan intelektual (IQ) yang berfungsi untuk mengelola fisik atau materi, kecerdasan emosional (EQ) yang berfungsi untuk mengelola kekayaan sosial, dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berfungsi untuk mengelola kekayaan spiritual secara terintegrasi dan transendental.
“Ini merupakan sumbangsih yang besar dari ESQ kepada Perawat Indonesia yang saat ini masih dan sedang berjibaku dalam penanganan Covid dan pengendalian masalah kesehatan yang ada di Indonesia,” ungkap Harif Fadhillah saat membuka kegiatan pelatihan ESQ melalui Zoom, Kamis (25/11/2021).
Ketua Umum DPP PPNI ini menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 menyisahkan beberapa hal terkait keperawatan. Paling tidak ada dua, yaitu pertama, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun ini yang belum kunjung selesai, hal ini bagi perawat tentu menambah beban, baik itu beban fisik maupun fisiokologis, sosial dan yang lainnya.
Walaupun belum berakhirnya pandemi ini, namun sebagai tenaga kesehatan terus melakukan upaya-upaya menolong orang lain sebagaimana kewajiban profesi sebagai Perawat.
Hal yang kedua diungkapkannya, sering juga tidak disadari oleh seorang Perawat adalah memberikan atau menyisahkan dampak yang positif atau berharga, yaitu pandemi ini ternyata dapat memberikan kesempatan yang besar bagi Perawat untuk pengabdi secara tulus dan ikhlas untuk belajar dan melakukan introsfeksi terhadap berbagai aspek dalam melayani pasien atau klien.
Berkaitan dampak yang kedua ini dikatakannya, tidak mudah bagi Perawat yang sehari-hari memang bergelut dengan berbagai masalah-masalah kesehatan klien, yang harus pula diselesaikan dan bergelut dalam berbagai kesulitan-kesulitan pada kehidupan sosial dalam menghadapi pandemi, yang juga sebagai anggota masyarakat.
Diinginkannya, dalam situasi apapun agar insan Perawat harus kembali dan bisa segar kembali untuk dapat memberikan yang terbaik untuk klien atas kehadirannya di tengah masyarakat.
“Keberadaan Perawat di sisi pasien sebagai pelayan kemanusian, haruslah mempunyai dampak positif untuk kesembuhan klien, selain dari aspek kompetensi dan kemampuan yang dipunyai oleh Perawat,” sebut Harif Fadhillah.
Diharapkannya, atas keberadaan ini agar punya dampak yang lebih baik terhadap klien dan terhadap diri sendiri. Tentunya kehadiran Perawat baik secara fisik maupun psikologis dapat memberikan 50% lebih kesembuhan klien itu dapat terjadi, jika para Perawat dalam keadaan bahagia, positif pemikirannya terus menerus dan ikhlas dalam melayani, sehingga itulah yang harus disadari semua.
Ditambahkanya, sebagai manusia yang utuh, memang manusia diberikan berbagai potensi oleh Tuhan yang maha kuasa. Diberikan otak untuk bisa menganalisa dan berfikir secara jerih dalam menghadapi setiap masalah.
“juga diberikan hati oleh Tuhan untuk mengerti dan memahami berbagai kondisi dari luar dan di dalam diri kita, tapi juga juga diberikan keyakinan yang luar biasa untuk bisa mempunyai pegangan teguh di dalam menghadapi persoalan untuk menjalankan kehidupan ini,” ucapnya.
Menurutnya hal-hal itulah yang harus dibangkitkan secara positif dalam diri Perawat, dan inilah keahlian dari ESQ untuk melakukannya. Oleh karena itu teman-teman semua, mari ikuti kegiatan ini untuk dapat membalikkan diri kita kembali seperti awal. Dapat bergembira, ceria, tulus dan ikhlas, walaupun keadaan lelah secara fisik dan psikologis, tapi itu tidak ditampakkan.
“Inilah gunanya ESQ training. Kami ucapkan terima kasih atas penghargaan dan apresiasi dari ESQ kepada Perawat-Perawat Indonesai sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan,” tutur Harif Fadhillah.
Pada kesempatan ini Magister Keperawatan ini menganggap pandemi sebagai hikmah juga bagi profesi Perawat, karena hal itu dapat mengingatkan atas pernyataan sejarah tokoh Perawat dunia Florence Nightingale tentang kebaikan Perawat.
Diterangkannya, pada tahun 1870 Florence Nightingale pernah berkata bahwa perlu 150 tahun bagi dunia untuk melihat kebaikan Perawat. Beliau dapat mengukur dan memprediksi, sehingga bertepatan tahun 2020 lalu kejadian pandemi Covid melanda dunia.
Berkaitan hal itu pula, dimana semua Perawat bergerak di seluruh dunia dan sebagian besar pemberi pelayanan terhadap Covid ini adalah perawat.
“Jadi antara tahun 1870 hingga 2020, itu tepatnya 150 tahun, apa yang disampaikan Florence Nightingale. Seolah-olah dia tahu bahwa perlu 150 tahun untuk masyarakat melihat kebaikan Perawat,” terangnya.
Namun diingatkannya juga walaupun sebelum pandemi, Perawat juga sudah baik dan memberikan pengabdiannya yang tulus. Pandemi memberikan momentum yang lain dimana memberi kesempatan bagi masyarakat menghargai dan mengapresiasi terkait pekerjaan Perawat yang kadang-kadang tidak terlihat oleh masyarakat, tetapi sangat dirasakannya.
Diakui juga, tepat di tahun 2020 adalah apresiasi yang banyak dari masyarakat kepada Perawat, dan hal ini cukup mempunyai kebanggaan tersendiri. Dan mudah-mudahan kebanggan ini juga bisa membawa motivasi yang tinggi bagi Perawat semua untuk tetap melayani dengan baik. Selain itu, training ini diharapkannya juga memberikan manfaat yang baik pula.
“Mudah-mudahan training ini berdampak positif bagi kita semua. Jadi kerja sama kita ini nantinya tidak hanya sekali ini saja, dalam rangka menggali seluruh potensi-potensi Perawat dari segi Emotional, Spiritual, Quotient, sehingga dapat berdampak bagi pelayanan bagi masyarakat,” pungkasnya, mengakhiri sambutannya. (IR)
Training ESQ & PPNI : Demi Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat
Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) periode 2021-2026, mengawali program kerjanya dengan melakukan upaya membangun karakter bagi tenaga Perawat, terutama dalam situasi pandemi Covid-19.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah telah bekerja sama dengan ESQ (Emotional, Spiritual, Quotient) Leadership Center melalui Pendirinya Ary Ginanjar Agustian. Sebelumnya, diawali dengan kegiatan Seminar & Pelatihan ESQ yang dipandu trainer Iman G. Herdimansyah.
Pelatihan ESQ adalah pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian dengan tujuan membentuk karakter tangguh yang memadukan konsep kecerdasan intelektual (IQ) yang berfungsi untuk mengelola fisik atau materi, kecerdasan emosional (EQ) yang berfungsi untuk mengelola kekayaan sosial, dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berfungsi untuk mengelola kekayaan spiritual secara terintegrasi dan transendental.
“Ini merupakan sumbangsih yang besar dari ESQ kepada Perawat Indonesia yang saat ini masih dan sedang berjibaku dalam penanganan Covid dan pengendalian masalah kesehatan yang ada di Indonesia,” ungkap Harif Fadhillah saat membuka kegiatan pelatihan ESQ melalui Zoom, Kamis (25/11/2021).
Ketua Umum DPP PPNI ini menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 menyisahkan beberapa hal terkait keperawatan. Paling tidak ada dua, yaitu pertama, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun ini yang belum kunjung selesai, hal ini bagi perawat tentu menambah beban, baik itu beban fisik maupun fisiokologis, sosial dan yang lainnya.
Walaupun belum berakhirnya pandemi ini, namun sebagai tenaga kesehatan terus melakukan upaya-upaya menolong orang lain sebagaimana kewajiban profesi sebagai Perawat.
Hal yang kedua diungkapkannya, sering juga tidak disadari oleh seorang Perawat adalah memberikan atau menyisahkan dampak yang positif atau berharga, yaitu pandemi ini ternyata dapat memberikan kesempatan yang besar bagi Perawat untuk pengabdi secara tulus dan ikhlas untuk belajar dan melakukan introsfeksi terhadap berbagai aspek dalam melayani pasien atau klien.
Berkaitan dampak yang kedua ini dikatakannya, tidak mudah bagi Perawat yang sehari-hari memang bergelut dengan berbagai masalah-masalah kesehatan klien, yang harus pula diselesaikan dan bergelut dalam berbagai kesulitan-kesulitan pada kehidupan sosial dalam menghadapi pandemi, yang juga sebagai anggota masyarakat.
Diinginkannya, dalam situasi apapun agar insan Perawat harus kembali dan bisa segar kembali untuk dapat memberikan yang terbaik untuk klien atas kehadirannya di tengah masyarakat.
“Keberadaan Perawat di sisi pasien sebagai pelayan kemanusian, haruslah mempunyai dampak positif untuk kesembuhan klien, selain dari aspek kompetensi dan kemampuan yang dipunyai oleh Perawat,” sebut Harif Fadhillah.
Diharapkannya, atas keberadaan ini agar punya dampak yang lebih baik terhadap klien dan terhadap diri sendiri. Tentunya kehadiran Perawat baik secara fisik maupun psikologis dapat memberikan 50% lebih kesembuhan klien itu dapat terjadi, jika para Perawat dalam keadaan bahagia, positif pemikirannya terus menerus dan ikhlas dalam melayani, sehingga itulah yang harus disadari semua.
Ditambahkanya, sebagai manusia yang utuh, memang manusia diberikan berbagai potensi oleh Tuhan yang maha kuasa. Diberikan otak untuk bisa menganalisa dan berfikir secara jerih dalam menghadapi setiap masalah.
“juga diberikan hati oleh Tuhan untuk mengerti dan memahami berbagai kondisi dari luar dan di dalam diri kita, tapi juga juga diberikan keyakinan yang luar biasa untuk bisa mempunyai pegangan teguh di dalam menghadapi persoalan untuk menjalankan kehidupan ini,” ucapnya.
Menurutnya hal-hal itulah yang harus dibangkitkan secara positif dalam diri Perawat, dan inilah keahlian dari ESQ untuk melakukannya. Oleh karena itu teman-teman semua, mari ikuti kegiatan ini untuk dapat membalikkan diri kita kembali seperti awal. Dapat bergembira, ceria, tulus dan ikhlas, walaupun keadaan lelah secara fisik dan psikologis, tapi itu tidak ditampakkan.
“Inilah gunanya ESQ training. Kami ucapkan terima kasih atas penghargaan dan apresiasi dari ESQ kepada Perawat-Perawat Indonesai sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan,” tutur Harif Fadhillah.
Pada kesempatan ini Magister Keperawatan ini menganggap pandemi sebagai hikmah juga bagi profesi Perawat, karena hal itu dapat mengingatkan atas pernyataan sejarah tokoh Perawat dunia Florence Nightingale tentang kebaikan Perawat.
Diterangkannya, pada tahun 1870 Florence Nightingale pernah berkata bahwa perlu 150 tahun bagi dunia untuk melihat kebaikan Perawat. Beliau dapat mengukur dan memprediksi, sehingga bertepatan tahun 2020 lalu kejadian pandemi Covid melanda dunia.
Berkaitan hal itu pula, dimana semua Perawat bergerak di seluruh dunia dan sebagian besar pemberi pelayanan terhadap Covid ini adalah perawat.
“Jadi antara tahun 1870 hingga 2020, itu tepatnya 150 tahun, apa yang disampaikan Florence Nightingale. Seolah-olah dia tahu bahwa perlu 150 tahun untuk masyarakat melihat kebaikan Perawat,” terangnya.
Namun diingatkannya juga walaupun sebelum pandemi, Perawat juga sudah baik dan memberikan pengabdiannya yang tulus. Pandemi memberikan momentum yang lain dimana memberi kesempatan bagi masyarakat menghargai dan mengapresiasi terkait pekerjaan Perawat yang kadang-kadang tidak terlihat oleh masyarakat, tetapi sangat dirasakannya.
Diakui juga, tepat di tahun 2020 adalah apresiasi yang banyak dari masyarakat kepada Perawat, dan hal ini cukup mempunyai kebanggaan tersendiri. Dan mudah-mudahan kebanggan ini juga bisa membawa motivasi yang tinggi bagi Perawat semua untuk tetap melayani dengan baik. Selain itu, training ini diharapkannya juga memberikan manfaat yang baik pula.
“Mudah-mudahan training ini berdampak positif bagi kita semua. Jadi kerja sama kita ini nantinya tidak hanya sekali ini saja, dalam rangka menggali seluruh potensi-potensi Perawat dari segi Emotional, Spiritual, Quotient, sehingga dapat berdampak bagi pelayanan bagi masyarakat,” pungkasnya, mengakhiri sambutannya. (IR)