Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) secara terus menerus mengedukasikan perkembangan pandemi Covid-19 bagi anggota Perawat dan masyarakat pada umumnya.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI (Satgas Covid-19) masih terus menyajikan Nursing Zoominar hingga episode ke 241, sekaligus menginformasikan upaya-upaya organisasi PPNI dalam menjaga martabat profesi Perawat.
Pada Nursing Zoominar DPP PPNI episode ke 241 melibatkan Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII), mengangkat tema Infeksi Covid-19 : Mutasi Virus & Berlebaran Aman disampaikan narasumber Wardanela Yunus (Ketua HIPPII Pusat) dan I Gede Made Arnata (Ketua HIPPII Provinsi Bali) serta dipandu moderator Nani Rukmanah.
“Kita semua sepakat bahkan sudah ada release resmi dari PPNI bahwa kita mengutuk segala bentuk kekerasan, terutama terhadap perawat,” ungkap Jajat Sudrajat saat memberikan pengarahan pada Nursing Zoominar episode ke 241 melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Senin (3/5/2021).
“Berkat kekompakkan sejawat, akhirnya pelaku sudah dalam proses hukum termasuk kekerasan secara verbal, atas pengaduan dari Badan Bantuan Hukum (BBH PPNI) terhadap pemilik akun Ratu Entok, pada hari Jum’at (30/4/) sudah resmi diadukan ke Polda Sumatera Utara,” sambung Ketua Satgas Covid-19 DPP PPNI.
Diungkapkannya, atas nama DPP PPNI dirinya perlu menyampaikan bahwa DPP PPNI dan seluruh jajaran dibawahnya berkomitmen untuk selalu mengawal perjuangan sejawat sekalian.
Menurutnya jika sejawat sekalian menemukan masalah di lapangan terutama masalah hukum, agar jangan sungkan atau segan untuk menghubungi DPP PPNI, DPW dan DPD dimana tempatnya tinggal dan dilakukan secara berjenjang.
“Kami akan selalu siap untuk membantu dan mendampingi sejawat sekalian, sehingga kami berharap selama sejawat Perawat bekerja akan merasa tenang dan aman, hal itu yang penting,” tuturnya.
Jajat Sudrajat menyadari bahwa bagaimanapun Perawat setiap hari melayani klien yang berbeda karakter maupun budaya dan tentunya menjadi tantangan tersendiri.
Dikatakannya, PPNI melalui BBH PPNI selalu siap 24 jam untuk mengawal setiap kasus-kasus yang dihadapi oleh sejawat dimanapun berada dan yang terpenting tidak dikenakan biaya.
“Jadi tidak dikenakan biaya, ini merupakan komitmen Bapak Harif Fadhillah sebagai Ketua Umum, semua free (bebas biaya) untuk semua pendampingan hukum,” tegas Jajat Sudrajat.
Selanjutnya, pemberitaan yang luar biasa berasal dari negara India terkait gelombang kedua, dan kalau diperhatikan sangat mengerikan.
Diterangkannya bahwa dimana ratusan ribu orang di India terkomfirmasi positif Covid-19 setiap harinya, dan ribuan orang diantaranya meninggal dunia, bahkan kabar terakhir mengenai kurangnya kayu bakar untuk melakukan kremasi (pengabuan/proses dibakar) pada jenazah, dikarenakan sudah budayanya dan mengalami overload saat ini.
“Diperkirakan serangan ke India tersebut disebabkan adanya 3 mutasi berturut-turut yang mengakibatkan kesulitan bagi para ahli untuk bagaimana menangani Covid generasi terbaru ini,” ucapnya.
Diungkapkannya pula, adanya gelombang kedua di India ini berpotensi terjadi di Indonesia, terutama pasca perayaan Idul Fitri (lebaran) nanti, jika semua masyarakat tidak membantu Pemerintah untuk menegakkan protokol kesehatan dan juga mendisiplinkan dirinya sendiri dan masyarakat.
“Oleh karena itu, tentu harus juga bersiaga untuk menghadapi segala kemungkinan termasuk kemungkinan terburuk, jika apa yang dikhawatirkan terjadi pasca lebaran nanti,” ujar Jajat Sudrajat.
Perlu disampaikannya, bahwa Vaksin yang sudah didapat oleh Tenaga Kesehatan dengan pemberian dua kali dosis tidak menjamin bahwa terbebas dari Covid-19.
Dijelaskannya, adanya beberapa laporan-laporan yang menyatakan bahwa Tenaga Kesehatan yang sudah mendapatkan Vaksin masih terpapar juga Covid-19, bahkan hari ini Nakes sedang dalam perawatan di ICU dan terpasang inkubasi.
“Hal ini membuat kita harus selalu waspada dan jangan lengah. Jangan merasa setelah divaksin kita sudah aman. Jadi kita tetap harus menjaga semua protokol kesehatan, semua ikuti SOP, sehingga kita tidak terpapar dan tetap semangat, sehat, dalam menjalankan tugas kita sebagai Perawat,” sarannya.
Hingga kini peran Perawat diucapkannya sangat diutamakan dalam penanganan Covid-19, bahkan jiwa raganya menjadi pula pergorbanan.
“Saat ini yang menjadi garda terdepan adalah Tenaga Kesehatan terutama Perawat, dimana sejawat Perawat juga sudah banyak yang berguguran,” pungkasnya. (IR)
Sumber foto : Youtube Bapena PPNI
PPNI Mengedukasi Cara Aman Berlebaran & Pentingnya Perawat Waspada Hadapi Mutasi Virus
Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) secara terus menerus mengedukasikan perkembangan pandemi Covid-19 bagi anggota Perawat dan masyarakat pada umumnya.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI (Satgas Covid-19) masih terus menyajikan Nursing Zoominar hingga episode ke 241, sekaligus menginformasikan upaya-upaya organisasi PPNI dalam menjaga martabat profesi Perawat.
Pada Nursing Zoominar DPP PPNI episode ke 241 melibatkan Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII), mengangkat tema Infeksi Covid-19 : Mutasi Virus & Berlebaran Aman disampaikan narasumber Wardanela Yunus (Ketua HIPPII Pusat) dan I Gede Made Arnata (Ketua HIPPII Provinsi Bali) serta dipandu moderator Nani Rukmanah.
“Kita semua sepakat bahkan sudah ada release resmi dari PPNI bahwa kita mengutuk segala bentuk kekerasan, terutama terhadap perawat,” ungkap Jajat Sudrajat saat memberikan pengarahan pada Nursing Zoominar episode ke 241 melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Senin (3/5/2021).
“Berkat kekompakkan sejawat, akhirnya pelaku sudah dalam proses hukum termasuk kekerasan secara verbal, atas pengaduan dari Badan Bantuan Hukum (BBH PPNI) terhadap pemilik akun Ratu Entok, pada hari Jum’at (30/4/) sudah resmi diadukan ke Polda Sumatera Utara,” sambung Ketua Satgas Covid-19 DPP PPNI.
Diungkapkannya, atas nama DPP PPNI dirinya perlu menyampaikan bahwa DPP PPNI dan seluruh jajaran dibawahnya berkomitmen untuk selalu mengawal perjuangan sejawat sekalian.
Menurutnya jika sejawat sekalian menemukan masalah di lapangan terutama masalah hukum, agar jangan sungkan atau segan untuk menghubungi DPP PPNI, DPW dan DPD dimana tempatnya tinggal dan dilakukan secara berjenjang.
“Kami akan selalu siap untuk membantu dan mendampingi sejawat sekalian, sehingga kami berharap selama sejawat Perawat bekerja akan merasa tenang dan aman, hal itu yang penting,” tuturnya.
Jajat Sudrajat menyadari bahwa bagaimanapun Perawat setiap hari melayani klien yang berbeda karakter maupun budaya dan tentunya menjadi tantangan tersendiri.
Dikatakannya, PPNI melalui BBH PPNI selalu siap 24 jam untuk mengawal setiap kasus-kasus yang dihadapi oleh sejawat dimanapun berada dan yang terpenting tidak dikenakan biaya.
“Jadi tidak dikenakan biaya, ini merupakan komitmen Bapak Harif Fadhillah sebagai Ketua Umum, semua free (bebas biaya) untuk semua pendampingan hukum,” tegas Jajat Sudrajat.
Selanjutnya, pemberitaan yang luar biasa berasal dari negara India terkait gelombang kedua, dan kalau diperhatikan sangat mengerikan.
Diterangkannya bahwa dimana ratusan ribu orang di India terkomfirmasi positif Covid-19 setiap harinya, dan ribuan orang diantaranya meninggal dunia, bahkan kabar terakhir mengenai kurangnya kayu bakar untuk melakukan kremasi (pengabuan/proses dibakar) pada jenazah, dikarenakan sudah budayanya dan mengalami overload saat ini.
“Diperkirakan serangan ke India tersebut disebabkan adanya 3 mutasi berturut-turut yang mengakibatkan kesulitan bagi para ahli untuk bagaimana menangani Covid generasi terbaru ini,” ucapnya.
Diungkapkannya pula, adanya gelombang kedua di India ini berpotensi terjadi di Indonesia, terutama pasca perayaan Idul Fitri (lebaran) nanti, jika semua masyarakat tidak membantu Pemerintah untuk menegakkan protokol kesehatan dan juga mendisiplinkan dirinya sendiri dan masyarakat.
“Oleh karena itu, tentu harus juga bersiaga untuk menghadapi segala kemungkinan termasuk kemungkinan terburuk, jika apa yang dikhawatirkan terjadi pasca lebaran nanti,” ujar Jajat Sudrajat.
Perlu disampaikannya, bahwa Vaksin yang sudah didapat oleh Tenaga Kesehatan dengan pemberian dua kali dosis tidak menjamin bahwa terbebas dari Covid-19.
Dijelaskannya, adanya beberapa laporan-laporan yang menyatakan bahwa Tenaga Kesehatan yang sudah mendapatkan Vaksin masih terpapar juga Covid-19, bahkan hari ini Nakes sedang dalam perawatan di ICU dan terpasang inkubasi.
“Hal ini membuat kita harus selalu waspada dan jangan lengah. Jangan merasa setelah divaksin kita sudah aman. Jadi kita tetap harus menjaga semua protokol kesehatan, semua ikuti SOP, sehingga kita tidak terpapar dan tetap semangat, sehat, dalam menjalankan tugas kita sebagai Perawat,” sarannya.
Hingga kini peran Perawat diucapkannya sangat diutamakan dalam penanganan Covid-19, bahkan jiwa raganya menjadi pula pergorbanan.
“Saat ini yang menjadi garda terdepan adalah Tenaga Kesehatan terutama Perawat, dimana sejawat Perawat juga sudah banyak yang berguguran,” pungkasnya. (IR)
Sumber foto : Youtube Bapena PPNI