Infokom DPP PPNI - Sinergitas yang dibangun selama ini oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI (Satgas Covid-19) telah banyak menghasilkan karya-karya produktif yang dirasakan anggota perawat di era pandemi Covid-19.
Dukungan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah terhadap program Pemerintah, mendapatkan perhatian dari Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI yang diketuai Jajat Sudrajat, agar dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.
Bentuk dukungan tersebut terlihat dan disampaikan disaat pelaksanaan Daily Zoominar DPP PPNI episode 209, mengangkat tema Stimulasi Tumbang & Disleksia.
Dengan menghadirkan narasumber Nyimas Heny Purwati bersama Yuppi Rosmala Sari, dan dipandu oleh moderator Umi Kalsum.
“Saya mengutip dari CNBC bahwa tanggal 1 Februari kemarin, kita menjadi negara di peringkat pertama untuk angka Covid-19, lebih dari 1 juta orang dinyatakan terkomfirmasi positif Covid-19 dan 174 ribu diantaranya kasus aktif,” terang Jajat Sudrajat saat memberikan pengarahan pada Zoominar DPP PPNI episode 209, melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Selasa (2/2/2012).
“Ini lebih tinggi dari India (170 ribu), beda 4 ribu, dan dibawah kita ada Iran serta Lebanon. Tentu ini bukan prestasi yang membanggakan dan ini merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan bagi kita semua,” lanjutnya.
Bahkan dikatakannya, Presiden Joko Widodo sangat mewaspadai, jika angka terus bertambah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang akan di lockdown oleh negara lain.
Menurutnya, oleh karena itu pekerjaan rumah kita bersama masih panjang, dan perjuangan belum tahu sampai kapan, dan tentunya stamina sejawat perawat sekalian perlu dijaga, supaya tetap tangguh di tengah pandemi.
Selain itu, Jajat sudrajat menghimbau bagi seluruh perawat perlunya mendukung program Pemerintah, diungkapkannya, bahwa kunci dari penanganan pandemi adalah perubahan-perubahan perilaku.
“Mari kita laksanakan sebagai tugas dari profesi kita, untuk turut serta mendidik masyarakat supaya tidak bosan untuk selalu menjaga diri, menerapkan protokol kesehatan, supaya terhindar dari paparan Covid-19,” ujarnya.
Jajat Sudrajat beranggapan bahwa tentunya di tengah kebutuhan vaksin yang sekarang masih sangat minim bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, tentu perlu menyadarkan kepada masyarakat bahwa vaksin utama saat ini adalah masker.
Dirinya juga mengajak untuk menggunakan masker dengan baik, terutama ketika ada orang lain di sekitar kita atau sedang berada di fasilitas umum, maka sebenarnya sudah memvaksin diri sendiiri, sebelum ada vaksin sesungguhnya yang diberikan kepada kita.
“Kita juga harus mensadarkan kepada masyarakat, bahwa vaksin bukan berarti telah meniadakan risiko, ketika sudah divaksin bukan berarti kita tidak akan terpapar Covid-19,” tegasnya.
Oleh karena itu diterangkannnya, meskipun sudah divaksin harus tetap mematuhi semua protokol kesehatan, karena ketika sudah divaksin, tetap berisiko tertular oleh Covid-19. Walaupun mungkin ketika tertular atau terpapar, risikonya maupun gejalanya tidak lebih berat dibandingkan dengan belum yang divaksin, jadi ini vaksin untuk mengurangi risiko, bukan menghilangkan risiko.
Dikatakannya pula, perjungan dalam menghadapi pandemi ini membutuhkan tenaga dan daya upaya yang luar biasa. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, Jajat Sudrajat memperlihatkan adanya informasi melalui ruang Zoominar.
Melalui screen yang disharenya berkaitan peluang bagi Perawat muda yang baru lulus menyelesaikan pendidikannya dan lulus uji kompetensi, untuk mendaftarkan diri menjadi relawan di masa pandemi Covid-19 ini.
“Jadi ada kebutuhan relawan, setidaknya diperlukan 4 ribu orang Perawat di seluruh Indonesia, dan 1 ribu diantaranya akan ditempatkan di Wisma Atlet Jakarta,” katanya.
Dijelaskannya, upaya ini dilakukan untuk menambah relawan dan sebagai pelapis kedua dari tenaga perawat yang sebelumnya mungkin sudah kelehan, yang sudah bertugas hampir setahun menangani pasien Covid-19 dan juga upaya ini diminta langsung oleh Menteri Kesehatan.
Selanjutnya untuk informasi yang kedua, lebih dari 2 bulan lalu bahwa Satgas Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bidang perlindungan nakes (tenaga kerja), bekerja sama dengan berbagai Organisasi Profesi Kesehatan dan Asosiasi Rumah Sakit dalam memberikan perlindungan optimal bagi nakes saat menangani pasien Covid-19 yang penuh risiko.
“Upaya ini untuk mensikapi makin banyaknya nakes yang gugur, karena lebih dari 600 orang tenaga kesehatan yang gugur, termasuk didalamnya lebih dari 200 orang perawat yang gugur,” jelasnya.
Tentunya PPNI dikatakannya turut dilibatkan didalamnya, dimana Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah adalah salah satu perwakilan OP Keperawatan dan Anggota Satgas Covid-19 DPP PPNI lainnya.
“Bilamana teman sejawat sekalian, misalkan ada yang terpapar Covid-19, bisa mengadukan langsung ke Helpline Service 117 Ext 3, Pelayanan dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam, dapat pula menghubungi layanan tersebut melalui WA,” ucap Jajat Sudrajat.
Disampaikannya, bahwa setelah data ditampung kemudian akan adanya bantuan yang akan diberikan, sementara yang sudah pasti sesuai dengan surat edaran terbaru dari Kemenkes, yang merupakan bagian upaya dari perlindungan nakes.
“Setiap tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, maka akan diberikan fasilitas prioritas di RS, dan ini sesuai dengan komitmen Ketua Satgas Doni Monardo dengan Menteri Kesehatan,” sebutnya.
Ditambahkannya, pada saat ini sedang direncanakan dan diajukan juga terkait dengan bantuan sosial, dimana dari Satgas Covid-19 akan memberikan bantuan sosial kepada nakes dan keluarganya yang terpapar dalam bentuk nominal rupiah, hingga saat ini belum diketahui besarannya, namun sedang diupayakan dan diadvokasi, serta mudah-mudahan mendapatkan respon positif dari Kementerian Sosial.
Adapun upaya lain, dikatakanya pada saat ini sedang menskrining bagi sejawat perawat sekalian yang memiliki komorbid dan juga sedang diadvokasi, agar supaya perawat yang memilki komorbid tidak ditugaskan di zona merah.
Berkaitan dengan vaksinasi, diutarakannya perlu kesabaran disaat proses pendaftarannya dan juga menjadi pengalamannya, bahwa ternyata jika di KTP tertulis pekerjaan kita tidak sama dengan profesi Perawat, maka akan terhambat, sehingga dikategorikan belum terdaftar.
Sebagai upaya lanjutannya, diharapkannya agar para pengurus DPD PPNI untuk membantu dapat mendaftarkan Perawat yang bermasalah seperti itu ke Dinas Kesehatan setempat atau melalui proses pendaftaran di Fasilitas Kesehatan masing-masing.
“Saya sudah bertemu dengan Pak Erick Thohir bersama Pak Harif Fadhillah, bahwa komitmennya Pemerintah adalah 1,5 juta vaksin ini untuk tenaga kesehatan,” ingatnya.
“Mudah-mudahan kita semua bisa melewati pandemi ini dengan sehat dan selamat, tidak ada lagi sejawat kita terpapar di tengah perjuangan ini. Mudah-mudahan kita bisa juga memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara ini,” pungkasnya. (IM)
PPNI Selalu Dukung Program Pemerintah Dalam Atasi Covid-19
Infokom DPP PPNI - Sinergitas yang dibangun selama ini oleh Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI (Satgas Covid-19) telah banyak menghasilkan karya-karya produktif yang dirasakan anggota perawat di era pandemi Covid-19.
Dukungan Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah terhadap program Pemerintah, mendapatkan perhatian dari Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI yang diketuai Jajat Sudrajat, agar dapat berjalan sesuai dengan keinginan bersama.
Bentuk dukungan tersebut terlihat dan disampaikan disaat pelaksanaan Daily Zoominar DPP PPNI episode 209, mengangkat tema Stimulasi Tumbang & Disleksia.
Dengan menghadirkan narasumber Nyimas Heny Purwati bersama Yuppi Rosmala Sari, dan dipandu oleh moderator Umi Kalsum.
“Saya mengutip dari CNBC bahwa tanggal 1 Februari kemarin, kita menjadi negara di peringkat pertama untuk angka Covid-19, lebih dari 1 juta orang dinyatakan terkomfirmasi positif Covid-19 dan 174 ribu diantaranya kasus aktif,” terang Jajat Sudrajat saat memberikan pengarahan pada Zoominar DPP PPNI episode 209, melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Selasa (2/2/2012).
“Ini lebih tinggi dari India (170 ribu), beda 4 ribu, dan dibawah kita ada Iran serta Lebanon. Tentu ini bukan prestasi yang membanggakan dan ini merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan bagi kita semua,” lanjutnya.
Bahkan dikatakannya, Presiden Joko Widodo sangat mewaspadai, jika angka terus bertambah, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang akan di lockdown oleh negara lain.
Menurutnya, oleh karena itu pekerjaan rumah kita bersama masih panjang, dan perjuangan belum tahu sampai kapan, dan tentunya stamina sejawat perawat sekalian perlu dijaga, supaya tetap tangguh di tengah pandemi.
Selain itu, Jajat sudrajat menghimbau bagi seluruh perawat perlunya mendukung program Pemerintah, diungkapkannya, bahwa kunci dari penanganan pandemi adalah perubahan-perubahan perilaku.
“Mari kita laksanakan sebagai tugas dari profesi kita, untuk turut serta mendidik masyarakat supaya tidak bosan untuk selalu menjaga diri, menerapkan protokol kesehatan, supaya terhindar dari paparan Covid-19,” ujarnya.
Jajat Sudrajat beranggapan bahwa tentunya di tengah kebutuhan vaksin yang sekarang masih sangat minim bila dibandingkan dengan jumlah penduduk, tentu perlu menyadarkan kepada masyarakat bahwa vaksin utama saat ini adalah masker.
Dirinya juga mengajak untuk menggunakan masker dengan baik, terutama ketika ada orang lain di sekitar kita atau sedang berada di fasilitas umum, maka sebenarnya sudah memvaksin diri sendiiri, sebelum ada vaksin sesungguhnya yang diberikan kepada kita.
“Kita juga harus mensadarkan kepada masyarakat, bahwa vaksin bukan berarti telah meniadakan risiko, ketika sudah divaksin bukan berarti kita tidak akan terpapar Covid-19,” tegasnya.
Oleh karena itu diterangkannnya, meskipun sudah divaksin harus tetap mematuhi semua protokol kesehatan, karena ketika sudah divaksin, tetap berisiko tertular oleh Covid-19. Walaupun mungkin ketika tertular atau terpapar, risikonya maupun gejalanya tidak lebih berat dibandingkan dengan belum yang divaksin, jadi ini vaksin untuk mengurangi risiko, bukan menghilangkan risiko.
Dikatakannya pula, perjungan dalam menghadapi pandemi ini membutuhkan tenaga dan daya upaya yang luar biasa. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, Jajat Sudrajat memperlihatkan adanya informasi melalui ruang Zoominar.
Melalui screen yang disharenya berkaitan peluang bagi Perawat muda yang baru lulus menyelesaikan pendidikannya dan lulus uji kompetensi, untuk mendaftarkan diri menjadi relawan di masa pandemi Covid-19 ini.
“Jadi ada kebutuhan relawan, setidaknya diperlukan 4 ribu orang Perawat di seluruh Indonesia, dan 1 ribu diantaranya akan ditempatkan di Wisma Atlet Jakarta,” katanya.
Dijelaskannya, upaya ini dilakukan untuk menambah relawan dan sebagai pelapis kedua dari tenaga perawat yang sebelumnya mungkin sudah kelehan, yang sudah bertugas hampir setahun menangani pasien Covid-19 dan juga upaya ini diminta langsung oleh Menteri Kesehatan.
Selanjutnya untuk informasi yang kedua, lebih dari 2 bulan lalu bahwa Satgas Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bidang perlindungan nakes (tenaga kerja), bekerja sama dengan berbagai Organisasi Profesi Kesehatan dan Asosiasi Rumah Sakit dalam memberikan perlindungan optimal bagi nakes saat menangani pasien Covid-19 yang penuh risiko.
“Upaya ini untuk mensikapi makin banyaknya nakes yang gugur, karena lebih dari 600 orang tenaga kesehatan yang gugur, termasuk didalamnya lebih dari 200 orang perawat yang gugur,” jelasnya.
Tentunya PPNI dikatakannya turut dilibatkan didalamnya, dimana Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah adalah salah satu perwakilan OP Keperawatan dan Anggota Satgas Covid-19 DPP PPNI lainnya.
“Bilamana teman sejawat sekalian, misalkan ada yang terpapar Covid-19, bisa mengadukan langsung ke Helpline Service 117 Ext 3, Pelayanan dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam, dapat pula menghubungi layanan tersebut melalui WA,” ucap Jajat Sudrajat.
Disampaikannya, bahwa setelah data ditampung kemudian akan adanya bantuan yang akan diberikan, sementara yang sudah pasti sesuai dengan surat edaran terbaru dari Kemenkes, yang merupakan bagian upaya dari perlindungan nakes.
“Setiap tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, maka akan diberikan fasilitas prioritas di RS, dan ini sesuai dengan komitmen Ketua Satgas Doni Monardo dengan Menteri Kesehatan,” sebutnya.
Ditambahkannya, pada saat ini sedang direncanakan dan diajukan juga terkait dengan bantuan sosial, dimana dari Satgas Covid-19 akan memberikan bantuan sosial kepada nakes dan keluarganya yang terpapar dalam bentuk nominal rupiah, hingga saat ini belum diketahui besarannya, namun sedang diupayakan dan diadvokasi, serta mudah-mudahan mendapatkan respon positif dari Kementerian Sosial.
Adapun upaya lain, dikatakanya pada saat ini sedang menskrining bagi sejawat perawat sekalian yang memiliki komorbid dan juga sedang diadvokasi, agar supaya perawat yang memilki komorbid tidak ditugaskan di zona merah.
Berkaitan dengan vaksinasi, diutarakannya perlu kesabaran disaat proses pendaftarannya dan juga menjadi pengalamannya, bahwa ternyata jika di KTP tertulis pekerjaan kita tidak sama dengan profesi Perawat, maka akan terhambat, sehingga dikategorikan belum terdaftar.
Sebagai upaya lanjutannya, diharapkannya agar para pengurus DPD PPNI untuk membantu dapat mendaftarkan Perawat yang bermasalah seperti itu ke Dinas Kesehatan setempat atau melalui proses pendaftaran di Fasilitas Kesehatan masing-masing.
“Saya sudah bertemu dengan Pak Erick Thohir bersama Pak Harif Fadhillah, bahwa komitmennya Pemerintah adalah 1,5 juta vaksin ini untuk tenaga kesehatan,” ingatnya.
“Mudah-mudahan kita semua bisa melewati pandemi ini dengan sehat dan selamat, tidak ada lagi sejawat kita terpapar di tengah perjuangan ini. Mudah-mudahan kita bisa juga memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara ini,” pungkasnya. (IM)