Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) terus konsisten memberikan informasi ilmu pengetahuan terkini bagi anggota perawat secara online hingga di penghujung tahun 2020.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI (Satgas Covid-19) menampilkan Daily Zoominar DPP PPNI episode 187 dengan tema Forensik & Investigasi Korban.
Dengan menghadirkan narasumber berkompeten yaitu Agus Purwadianto dan Nugroho Lelono, serta dipandu oleh moderator Sigit Mulyono.
“Kita bersyukur atas nikmat sehat dan waktu luang untuk mengikuti kegitan ini, terutama pada masa pandemi ini di tengah banyak sejawat kita yang terkomfirmasi positif dan juga ada yang wafat,” ungkap Harif Fadhillah, saat menjadi Keynote Speaker pada Zoominar episode 187 melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Rabu (20/12/2020).
“Kita doakan agar penyakit yang menimpa pada rekan kita perawat, segera diangkat penyakitnya oleh Allah SWT Tuhan yang maha Kuasa, sehingga dapat beraktifitas seperti semula dalam memberikan pengabdian kepada masyarakat,” lanjutnya.
Harif Fadhillah mengajak kepada masyarakat keperawatan untuk bersama-sama mendoakan agar perawat yang wafat ditempatkan terbaik di sisiNya, bersama dengan orang-orang baik dan beriman serta tentu saja husnul khotimah.
Dijelaskannya, program Daily Zoominar yang dilakukan selama ini adalah bagian dari mitigasi PPNI untuk memberikan informasi, tentu saja yang berkaitan seputar pandemi Covid-19 ini, agar perawat tidak tertinggal informasi tentang pandemi yang berhubungan dengan kemajuan, perkembangan dan lain sebagainya.
Dikatakannya pula, pada akhir-akhir ini Daily Zoominar membahas vaksin dan penerimaan yang baik oleh perawat atas program pemerintah tersebut.
Sementara itu, Harif Fadhillah menerangkan sesi-sesi pada Daily Zoominar DPP PPNI selama ini, yaitu sesi pertama yang berkaitan bagaimana di setiap unit pelayanan itu memaparkan tentang Covid-19, ditambah konsep dan keilmuannya.
Pada sesi kedua, memaparkan tentang standar-standar asuhan keperawatan yang berkaitan dengan Covid-19, sementara sesi ketiga yaitu Case study dan sesi keempat yaitu berkaitan kebijakan umum dan juga berbagai informasi up date yang perlu diketahui oleh perawat.
Berkaitan adanya usulan yang masuk ke PPNI mengenai pembentukan himpunan perawat forensik, menurutnya hal ini sudah diusulkan sekitar 2 tahun yang lalu, maka dari itu PPNI juga sedang memprosesnya, mencari tahu benchmarking dan juga penajaman berkaitan dengan standar, maupun hal pendukung lainnya.
“Jadi tidak mudah pembentukannya, tapi seiring dengan perkembangan zaman, dan sekaligus mohon bantuan kepada Prof Agus Purwadianto (narasumber) atas bimbingan nantinya, sebelum dibentuk akan berkonsultasi terdahulu,” kata Harif Fadhillah.
Ditambahkannya, saat ini sudah sekitar 50 orang di Indonesia yang sudah bersertifikasi di bidang forensik, sebagian besar anggota Polisi yang bertugas di RS Kepolisian. Namun ada juga yang bukan anggota Polisi bertugas pada emergency di RS yang besar.
“Ini sesuatu perkembangan IPTEK yang tidak bisa kita bendung. Tentu ini memerlukan sebuah perencanaan yang matang kemudian konsep yang bagus, jadi jangan sampai nantinya sudah terbentuk, tapi kurang aktif,” tuturnya.
Harif Fadhillah mengatakan bahwa keperawatan forensik pada dunia internasional telah ada yaitu International Association of Forensic Nurses (di AS) yang memang diendors oleh American Nurses Association. Berdasarkan informasi sudah sekitar 6.000 anggotanya di seluruh dunia dari 12 negara.
Lanjutnya, memang relatif cukup baru dan sangat spesifik keilmuan nursing forensic tersebut, oleh karena itu pada hari ini tentu akan mendengarkan bagaimana arah dari perawatan forensik berdasarkan penyampaian narasumber kali ini.
Menurutnya, bahwa perawat forensik yaitu perawat yang menangani orang-orang yang mengalami atau menjadi korban dari bencana maupun kekerasan, dan inilah yang menjadi inti dari kontek nursing forensic tersebut.
“Karena spesifik dan sangat khusus ini, maka salary yang didapat cukup besar, kisaran 700 juta hingga 1.9 Milyar pertahun,” sebutnya.
“Saya kira memang kedepannya trend keperawatan ini memang pada level spesialistik. Sebelum adanya pendidikan yang berdiri sendiri pada sistem pendidikan formal di Perguruan Tinggi,” tegasnya.
Harif Fadhillah beranggapan bahwa Organisasi Profesi PPNI tentu juga harus mengakomodir kebutuhan lapangan tentang kompetensi perawat ini melalui pendidikan non formal yang disebut dengan Pendididikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB).
“Maka disinilah diperlukan perhimpunan keperawatan, untuk mengkawal bagaimana pengembangan kompetensi di PKB dalam berbagai bidang yang dibutuhkan di dalam dunia pelayanan,” pungkas Harif Fadhillah. (IR)
Sumber foto : Screenshot Youtube Bapena PPNI
DPP PPNI Mengedukasi Forensik & Investigasi Korban Di Akhir Tahun 2020
Infokom DPP PPNI - Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) terus konsisten memberikan informasi ilmu pengetahuan terkini bagi anggota perawat secara online hingga di penghujung tahun 2020.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI (Satgas Covid-19) menampilkan Daily Zoominar DPP PPNI episode 187 dengan tema Forensik & Investigasi Korban.
Dengan menghadirkan narasumber berkompeten yaitu Agus Purwadianto dan Nugroho Lelono, serta dipandu oleh moderator Sigit Mulyono.
“Kita bersyukur atas nikmat sehat dan waktu luang untuk mengikuti kegitan ini, terutama pada masa pandemi ini di tengah banyak sejawat kita yang terkomfirmasi positif dan juga ada yang wafat,” ungkap Harif Fadhillah, saat menjadi Keynote Speaker pada Zoominar episode 187 melalui kanal Youtube Bapena PPNI, Rabu (20/12/2020).
“Kita doakan agar penyakit yang menimpa pada rekan kita perawat, segera diangkat penyakitnya oleh Allah SWT Tuhan yang maha Kuasa, sehingga dapat beraktifitas seperti semula dalam memberikan pengabdian kepada masyarakat,” lanjutnya.
Harif Fadhillah mengajak kepada masyarakat keperawatan untuk bersama-sama mendoakan agar perawat yang wafat ditempatkan terbaik di sisiNya, bersama dengan orang-orang baik dan beriman serta tentu saja husnul khotimah.
Dijelaskannya, program Daily Zoominar yang dilakukan selama ini adalah bagian dari mitigasi PPNI untuk memberikan informasi, tentu saja yang berkaitan seputar pandemi Covid-19 ini, agar perawat tidak tertinggal informasi tentang pandemi yang berhubungan dengan kemajuan, perkembangan dan lain sebagainya.
Dikatakannya pula, pada akhir-akhir ini Daily Zoominar membahas vaksin dan penerimaan yang baik oleh perawat atas program pemerintah tersebut.
Sementara itu, Harif Fadhillah menerangkan sesi-sesi pada Daily Zoominar DPP PPNI selama ini, yaitu sesi pertama yang berkaitan bagaimana di setiap unit pelayanan itu memaparkan tentang Covid-19, ditambah konsep dan keilmuannya.
Pada sesi kedua, memaparkan tentang standar-standar asuhan keperawatan yang berkaitan dengan Covid-19, sementara sesi ketiga yaitu Case study dan sesi keempat yaitu berkaitan kebijakan umum dan juga berbagai informasi up date yang perlu diketahui oleh perawat.
Berkaitan adanya usulan yang masuk ke PPNI mengenai pembentukan himpunan perawat forensik, menurutnya hal ini sudah diusulkan sekitar 2 tahun yang lalu, maka dari itu PPNI juga sedang memprosesnya, mencari tahu benchmarking dan juga penajaman berkaitan dengan standar, maupun hal pendukung lainnya.
“Jadi tidak mudah pembentukannya, tapi seiring dengan perkembangan zaman, dan sekaligus mohon bantuan kepada Prof Agus Purwadianto (narasumber) atas bimbingan nantinya, sebelum dibentuk akan berkonsultasi terdahulu,” kata Harif Fadhillah.
Ditambahkannya, saat ini sudah sekitar 50 orang di Indonesia yang sudah bersertifikasi di bidang forensik, sebagian besar anggota Polisi yang bertugas di RS Kepolisian. Namun ada juga yang bukan anggota Polisi bertugas pada emergency di RS yang besar.
“Ini sesuatu perkembangan IPTEK yang tidak bisa kita bendung. Tentu ini memerlukan sebuah perencanaan yang matang kemudian konsep yang bagus, jadi jangan sampai nantinya sudah terbentuk, tapi kurang aktif,” tuturnya.
Harif Fadhillah mengatakan bahwa keperawatan forensik pada dunia internasional telah ada yaitu International Association of Forensic Nurses (di AS) yang memang diendors oleh American Nurses Association. Berdasarkan informasi sudah sekitar 6.000 anggotanya di seluruh dunia dari 12 negara.
Lanjutnya, memang relatif cukup baru dan sangat spesifik keilmuan nursing forensic tersebut, oleh karena itu pada hari ini tentu akan mendengarkan bagaimana arah dari perawatan forensik berdasarkan penyampaian narasumber kali ini.
Menurutnya, bahwa perawat forensik yaitu perawat yang menangani orang-orang yang mengalami atau menjadi korban dari bencana maupun kekerasan, dan inilah yang menjadi inti dari kontek nursing forensic tersebut.
“Karena spesifik dan sangat khusus ini, maka salary yang didapat cukup besar, kisaran 700 juta hingga 1.9 Milyar pertahun,” sebutnya.
“Saya kira memang kedepannya trend keperawatan ini memang pada level spesialistik. Sebelum adanya pendidikan yang berdiri sendiri pada sistem pendidikan formal di Perguruan Tinggi,” tegasnya.
Harif Fadhillah beranggapan bahwa Organisasi Profesi PPNI tentu juga harus mengakomodir kebutuhan lapangan tentang kompetensi perawat ini melalui pendidikan non formal yang disebut dengan Pendididikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB).
“Maka disinilah diperlukan perhimpunan keperawatan, untuk mengkawal bagaimana pengembangan kompetensi di PKB dalam berbagai bidang yang dibutuhkan di dalam dunia pelayanan,” pungkas Harif Fadhillah. (IR)
Sumber foto : Screenshot Youtube Bapena PPNI