Infokom DPP PPNI - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berkomitmen mendukung program Pemerintah berkaitan pemberian Vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
Dalam hal ini Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menyampaikan dukungan atas program tersebut melalui kegiatan Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 174.
Zoominar kali ini mengangkat tema Pengelolaan & Penjaminan Mutu SDM Perawat Di Masa Pandemi Covid-19 & AKB, dengan menghadirkan narasumber Desnita Fitri dan Cori Tri Suryani, serta dipandu moderator Umi Kalsum.
“Bicara soal pengelolaan SDM ini, ada 5 fungsi pengelolaan SDM, tentu saja yang harus kita pahami, yang merupakan tahapan-tahapan dalam pengelolaan yang terintegrasi,” kata Harif Fadhillah dalam pengarahannya sebagai Keynote Speaker pada Daily Zoominar ke 174 melalui kanal Yuotube Bapena PPNI, Kamis (10/12/2020).
Dijelaskannya, ada lima sub sistem pengelolaan SDM, yang pertama yaitu Main Power Planning (perencaanan tenaga utama), tentunya perencanaan tenaga ini sangat berpengaruh terhadap faktor-faktor baik itu misi dan visi RS, ketersediaan pelayanan, dan juga kondisi kekinian yang dibutuhkan, sehingga di dalam Main Power Planning pasti masuk aspek-aspek soal pandemi.
Dikatakannya, yang kedua yaitu Rekruitmen, tentunya harus juga bagaimana mengetahui kompetensi, etika, perilaku dan sebagainya, tapi tidak kalah penting juga bagaimana kajian setiap institusi atau lembaga untuk membutuhkan tenaga seperti apakah sebagai kebutuhan memenuhi kondisi pandemi ini.
Lanjutnya, yang ketiga yaitu Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan SDM, tentu juga bagaimana perencanaan dan pelaksananaan dari pada pelatihan dan pengembangan SDM pada masa pandemi, yang tentunya tidak sama dan juga perlu modifikasi dalam pelaksanaannya.
Diterangkannya, paling tidak saat ini hambatan yang dihadapi tidak seperti biasanya, maka diperlukan kebijakan new normal, seperti adanya pelatihan, in house training, seminar dan yang lainnya, namun dapat dilaksanakan pada situasi pandemi kali ini dengan mudah, seperti Zoominar yang saat ini dilakukan, hanya saja tanpa tatap muka langsung, sehingga inilah contoh modifikasinya.
Diteruskannya, yang keempat yaitu Penilaian Kinerja, hal Ini merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dari sistem pengelolaan SDM secara umum, karena output dari orang yang bekerja atau berpraktek itu adalah bagaimana melihat kinerjanya.
Ditambahkannya, bahwa kinerja ini bisa berbagai macam, adanya kinerja melihat dari berbasis kompetensi, juga pendekatan berbasis pada keselamatan pasien dan banyak model yang lainnya, jadi banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan sesuai dengan kondisi pandemi saat ini.
Sementara yang kelima (terakhir) yaitu Remunerasi, tentu saja remunerasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap performance dari remunerasi yang diterima oleh setiap perawat maupun pegawai atau pekerja di RS tersebut.
Menurutnya, tentu saja yang berkaitan dengan remunirasi ini sangat tergantung pada kebijakan dari para pemiliknya, karena dari berbagai RS yang ada, pemiliknya berasal dari pemerintah, swasta, maupun institusi lainnya.
Pada kesempatan ini pula, Harif Fadhillah menyampaikan adanya kabar gembira mengenai hadirnya 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19 di Indonesia, yang mana Vaksin ini diutamakan diberikan kepada empat kelompok utama dari lima kelompok yang diprioritaskan, diantaranya : 1. Petugas Kesehatan, 2. TNI-Polri, 3. Tenaga Pendidik, dan 4. Aparatur Negara di Pelayanan Publik.
Berkaitan Vaksin tersebut, Harif Fadhillah berpendapat bahwa perawat sebagai orang kesehatan seharusnya untuk berpikir pada fungsi kesehatan. Dalam hal ini pula, PPNI diterangkannya mendukung atas program pemberian Vaksin Covid-19, yang tentunya sudah teruji dengan keamanan dan efikasinya.
“Tentunya dengan catatan adalah Vaksin ini aman dan efikasi tinggi, yang tentunya aman dan efikasi tinggi ini akan di clear oleh lembaga yang berwenang dalam hal ini pemerintah melalui BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan),” sebut Harif Fadhillah.
“Jadi apabila sudah di clear, Vaksinnya sudah dipesan dan telah tiba di Indonesia dan siap dibagikan. Maka saya kira, kita tidak ada alasan untuk menolak program ini, apalagi kita yang pertama dan diutamakan diberikan Vaksin itu,” lanjutnya.
Sehubungan dengan pengendalian kasus Covid-19 ini pula, Harif Fadhillah menambahkan keterangan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit itu, yang sesuai dengan teori segitiga Epidemiologi, bahwa seseorang yang sakit itu tergantung pada Host (penjamu), Agent (agen) dan Environment (lingkungan).
Disimpulkannya, bahwa dimana situasi pada saat ini sedang berada di lingkungan yang sangat rentan, sehingga akan timbulnya banyak sekali risiko dalam melakukan pelayanan, tentunya aspek yang diutamakan ditingkatkan adalah daya tahan. Jadi cara melindungi daya tahan tubuh itu salah satunya dengan Vaksin, selain melalui cara makan yang sehat, istirahat teratur, berpikir positif, dan sebagainya.
Disamping itu, dijelaskannya mengenai perlunya Vaksin tersebut, dikarenakan sebagai orang kesehatan tentunya sudah pasti tahu, yang sebelumnya sudah ada tersedianya Vaksin itu sebelum adanya wabah Covid ini, seperti Vaksin Polio, Campak, Difteri, BCG, dan lainnya. Sementara pada waktu tertentu itu angka kesakitan dan kematian sudah tinggi sekali akibat penyakit tersebut.
Namun setelah adanya Vaksin itu, menurutnya pula, penyakit tersebut dapat diatasi, bahkan ada penyakit yang telah menghilang, dikarenakan pemberian Vaksin secara luas, dan tentunya berharap pula bahwa fungsi Vaksin Covid-19 ini sama juga dengan Vaksin sebelumnya.
“Jadi sebagai orang kesehatan, tentu kita harus berpikir linear dan lurus pada keilmuan kita,” tegasnya.
Lebih lanjut diungkapkannya juga, DPP PPNI sempat melakukan survey secara internal terhadap Vaksin Covid-19 ini. Ternyata dari hasil survey tersebut, bahwa sebesar 84 % perawat bersedia menerima vaksin untuk pertama kalinya, dan tentunya hal ini menunjukan sikap yang baik terhadap program pemberian Vaksin ini oleh Pemerintah.
“Saya kira itu menunjukkan sikap kita terhadap program ini, dan kita tahu manfaatnya, walaupun ada risiko, misalnya risiko efek sampingnya, kejadian ikutan pasca imunisasi, tetapi presentasinya kecil dan ringan dibandingkan dengan manfaatnya secara luas,” tutup Harif Fadhillah. (IR)
Sumber foto : Screenshot Youtube Bapena PPNI
PPNI Dukung Program Pemberian Vaksin & Edukasi Pengelolaan SDM Perawat
Infokom DPP PPNI - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berkomitmen mendukung program Pemerintah berkaitan pemberian Vaksin Covid-19 kepada masyarakat.
Dalam hal ini Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah menyampaikan dukungan atas program tersebut melalui kegiatan Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 174.
Zoominar kali ini mengangkat tema Pengelolaan & Penjaminan Mutu SDM Perawat Di Masa Pandemi Covid-19 & AKB, dengan menghadirkan narasumber Desnita Fitri dan Cori Tri Suryani, serta dipandu moderator Umi Kalsum.
“Bicara soal pengelolaan SDM ini, ada 5 fungsi pengelolaan SDM, tentu saja yang harus kita pahami, yang merupakan tahapan-tahapan dalam pengelolaan yang terintegrasi,” kata Harif Fadhillah dalam pengarahannya sebagai Keynote Speaker pada Daily Zoominar ke 174 melalui kanal Yuotube Bapena PPNI, Kamis (10/12/2020).
Dijelaskannya, ada lima sub sistem pengelolaan SDM, yang pertama yaitu Main Power Planning (perencaanan tenaga utama), tentunya perencanaan tenaga ini sangat berpengaruh terhadap faktor-faktor baik itu misi dan visi RS, ketersediaan pelayanan, dan juga kondisi kekinian yang dibutuhkan, sehingga di dalam Main Power Planning pasti masuk aspek-aspek soal pandemi.
Dikatakannya, yang kedua yaitu Rekruitmen, tentunya harus juga bagaimana mengetahui kompetensi, etika, perilaku dan sebagainya, tapi tidak kalah penting juga bagaimana kajian setiap institusi atau lembaga untuk membutuhkan tenaga seperti apakah sebagai kebutuhan memenuhi kondisi pandemi ini.
Lanjutnya, yang ketiga yaitu Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan SDM, tentu juga bagaimana perencanaan dan pelaksananaan dari pada pelatihan dan pengembangan SDM pada masa pandemi, yang tentunya tidak sama dan juga perlu modifikasi dalam pelaksanaannya.
Diterangkannya, paling tidak saat ini hambatan yang dihadapi tidak seperti biasanya, maka diperlukan kebijakan new normal, seperti adanya pelatihan, in house training, seminar dan yang lainnya, namun dapat dilaksanakan pada situasi pandemi kali ini dengan mudah, seperti Zoominar yang saat ini dilakukan, hanya saja tanpa tatap muka langsung, sehingga inilah contoh modifikasinya.
Diteruskannya, yang keempat yaitu Penilaian Kinerja, hal Ini merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dari sistem pengelolaan SDM secara umum, karena output dari orang yang bekerja atau berpraktek itu adalah bagaimana melihat kinerjanya.
Ditambahkannya, bahwa kinerja ini bisa berbagai macam, adanya kinerja melihat dari berbasis kompetensi, juga pendekatan berbasis pada keselamatan pasien dan banyak model yang lainnya, jadi banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan sesuai dengan kondisi pandemi saat ini.
Sementara yang kelima (terakhir) yaitu Remunerasi, tentu saja remunerasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap performance dari remunerasi yang diterima oleh setiap perawat maupun pegawai atau pekerja di RS tersebut.
Menurutnya, tentu saja yang berkaitan dengan remunirasi ini sangat tergantung pada kebijakan dari para pemiliknya, karena dari berbagai RS yang ada, pemiliknya berasal dari pemerintah, swasta, maupun institusi lainnya.
Pada kesempatan ini pula, Harif Fadhillah menyampaikan adanya kabar gembira mengenai hadirnya 1,2 juta dosis Vaksin Covid-19 di Indonesia, yang mana Vaksin ini diutamakan diberikan kepada empat kelompok utama dari lima kelompok yang diprioritaskan, diantaranya : 1. Petugas Kesehatan, 2. TNI-Polri, 3. Tenaga Pendidik, dan 4. Aparatur Negara di Pelayanan Publik.
Berkaitan Vaksin tersebut, Harif Fadhillah berpendapat bahwa perawat sebagai orang kesehatan seharusnya untuk berpikir pada fungsi kesehatan. Dalam hal ini pula, PPNI diterangkannya mendukung atas program pemberian Vaksin Covid-19, yang tentunya sudah teruji dengan keamanan dan efikasinya.
“Tentunya dengan catatan adalah Vaksin ini aman dan efikasi tinggi, yang tentunya aman dan efikasi tinggi ini akan di clear oleh lembaga yang berwenang dalam hal ini pemerintah melalui BPOM (Badan Pengawas Obat & Makanan),” sebut Harif Fadhillah.
“Jadi apabila sudah di clear, Vaksinnya sudah dipesan dan telah tiba di Indonesia dan siap dibagikan. Maka saya kira, kita tidak ada alasan untuk menolak program ini, apalagi kita yang pertama dan diutamakan diberikan Vaksin itu,” lanjutnya.
Sehubungan dengan pengendalian kasus Covid-19 ini pula, Harif Fadhillah menambahkan keterangan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit itu, yang sesuai dengan teori segitiga Epidemiologi, bahwa seseorang yang sakit itu tergantung pada Host (penjamu), Agent (agen) dan Environment (lingkungan).
Disimpulkannya, bahwa dimana situasi pada saat ini sedang berada di lingkungan yang sangat rentan, sehingga akan timbulnya banyak sekali risiko dalam melakukan pelayanan, tentunya aspek yang diutamakan ditingkatkan adalah daya tahan. Jadi cara melindungi daya tahan tubuh itu salah satunya dengan Vaksin, selain melalui cara makan yang sehat, istirahat teratur, berpikir positif, dan sebagainya.
Disamping itu, dijelaskannya mengenai perlunya Vaksin tersebut, dikarenakan sebagai orang kesehatan tentunya sudah pasti tahu, yang sebelumnya sudah ada tersedianya Vaksin itu sebelum adanya wabah Covid ini, seperti Vaksin Polio, Campak, Difteri, BCG, dan lainnya. Sementara pada waktu tertentu itu angka kesakitan dan kematian sudah tinggi sekali akibat penyakit tersebut.
Namun setelah adanya Vaksin itu, menurutnya pula, penyakit tersebut dapat diatasi, bahkan ada penyakit yang telah menghilang, dikarenakan pemberian Vaksin secara luas, dan tentunya berharap pula bahwa fungsi Vaksin Covid-19 ini sama juga dengan Vaksin sebelumnya.
“Jadi sebagai orang kesehatan, tentu kita harus berpikir linear dan lurus pada keilmuan kita,” tegasnya.
Lebih lanjut diungkapkannya juga, DPP PPNI sempat melakukan survey secara internal terhadap Vaksin Covid-19 ini. Ternyata dari hasil survey tersebut, bahwa sebesar 84 % perawat bersedia menerima vaksin untuk pertama kalinya, dan tentunya hal ini menunjukan sikap yang baik terhadap program pemberian Vaksin ini oleh Pemerintah.
“Saya kira itu menunjukkan sikap kita terhadap program ini, dan kita tahu manfaatnya, walaupun ada risiko, misalnya risiko efek sampingnya, kejadian ikutan pasca imunisasi, tetapi presentasinya kecil dan ringan dibandingkan dengan manfaatnya secara luas,” tutup Harif Fadhillah. (IR)
Sumber foto : Screenshot Youtube Bapena PPNI