RINGKASAN PENELITIAN <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p>Mutu Pelayanan keperawatan dipengaruhi dari berbagai faktor salah satunya kinerja perawat. Kinerja perawat masih dirasakan kurang memuaskan oleh penerima pelayanan berkaitan dengan RATER, dimana berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja mutu pelayanan melalui komunikasi, edukasi, pengetahuan, kemampuan, perilaku dan kebijakan dalam memberikan pelayanan. Kinerja perawat dalam mencapai sasaran keselamatan pasien (<em>patient safety goal</em>) dan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan nilai <em>caring</em> membutuhkan manajemen pengetahuan yang efektif. Aspek keselamatan pasien merupakan <em>hight profile</em> (aspek tertinggi) yang langsung merefleksikan kualitas pelayanan, sebagai salah satu Indikator pelayanan yang tidak aman berupa <em>adverse event </em>(AE)<em> </em>atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Upaya untuk meningkatkan mutu adalah dengan perbaikan kinerja perawat yang berdasarkan <em>Knowledge Management: SECI</em> (<em>Sosialization, Externalisation, Combination, Internalisation</em>) dengan pendekatan <em>caring </em>(<em>Maintaining belief, Knowing, Being with, Doing for, Enablings</em>).</p> <p>Penelitian ini mengacu kepada teori Gibson, teori Robbins dan teori Kopelman. Gibson menjelaskan bahwa faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologi menentukan kinerja (<em>performance</em>). Robbins menerangkan faktor peluang dan faktor motivasi mempengaruhi kinerja. Kopelman merinci karakeristik organisasi, karakteristik individu, karakteristik organisasi mempengaruhi perilaku kerja dan perilaku kerja mempengaruhi kinerja dan keluaran kinerja akan mempengaruhi efektifitas organisasi (kepuasan perawat dan pasien). Konsep Keselamatan pasien dengan 6 sasaran keselamatan pasien yang menjadi ukuran kinerja perawat, kinerja perawat tersebut dengan pendekatan <em>Knowledge management</em>: <em>SECI</em> dari Nonaka dan Takeuchi. KM: <em>SECI</em> sebagai pendekatan dan <em>Caring</em> dari Swanson yang berisi nilai-nilai juga dapat mempengaruhi kinerja. Kinerja menghasilkan efektifitas organisasi (Kopelman) dapat dilihat juga dengan teori <em>service quality</em> dari Parasuraman yang menitik beratkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi harapan terhadap pelayanan dan pelayanan yang dirasakan dengan dimensi kualitas layanan RATER.</p> <p>Kerangka konsep penelitian dibangun dari faktor organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan. Faktor perawat meliputi kemampuan dan keahlian, latar belakang (tingkat sosial, pengalaman), demografis (umur, etnis, jenis kelamin), persepsi, sikap, kepribadian, motivasi. Faktor pekerjaan meliputi kinerja objektif, umpan balik, koreksi, bentuk pekerjaan, jadual kerja. Peluang adalah kesempatan berkarir dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan khusus atau dalam keperawatan Pendidikan Keperawatan berkelanjutan (PKB). Pengembangan model kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management</em>: <em>SECI</em> melalui nilai-nilai <em>caring</em> yang membedakan dengan model aslinya, yang meliputi identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat, ketepatan tindakan operasi, pengurangan rsiko infeksi, risiko pasien jatuh. Konsep <em>SECI</em> yang digabungkan dengan nilai <em>Caring</em> Swanson dijabarkan pada tahap <em>Sosialization</em> melalui nilai <em>caring</em> <em>maintaining belief, knowing dan being with</em>, tahap <em>Externalization</em> melalui nilai <em>caring</em> <em>doing for</em>, tahap <em>combination</em> melalui nilai <em>caring doing fo</em>r dan <em>enabling</em>, dan tahap <em>Internalization</em> melalui nilai <em>caring</em> <em>enabling</em> dan <em>maintaining belief</em>. Mutu pelayanan keperawatan mengacu kepada <em>adverse</em> <em>event </em>(kejadian tidak diharapkan/ KTD) dan kepuasan pasien yang digambarkan pada dimensi RATER (<em>Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, Responssiveness</em>).</p> <p>Penelitian <em>Explanatory research</em> dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap yaitu tahap 1 desain penelitian <em>cross sectional</em> untuk menganalisis faktor organisasi, faktor perawat, faktor pekerjaan, peluang meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management</em>: <em>SECI</em> dengan pendekatan<em> caring, </em>dengan jumlah responden sebanyak 120 responden dengan kriteria inklusi adalah perawat yang bekerja di unit rawat inap, lama bekerja minimal 6 bulan. Lokasi penelitian dilakukan diseluruh Indonesia, analisis deskriptif dan analisis data inferensial menggunakan SEM. Tahap 2 pengembangan model melalui penetapan isu strategis, FGD dan konsultasi pakar, dilanjutkan dengan mengembangkan model dan membuat kerangka modul. Tahap 3 desain penelitian <em>quasi experiment </em>dengan rancangan penelitian<em> pre and post test with control group</em> yang bertujuan untuk menguji coba modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management</em>: <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring</em> terhadap mutu pelayanan keperawatan, dimana mutu pelayanan keperawatan diukur sebelum (<em>pre test</em>) dan sesudah (<em>post test</em>) pemberian intervensi. Jumlah responden sebanyak kelompok intervensi 35 orang dan kelompok kontrol 35 orang, dengan kriteria inklusi perawat berpendidikan Ners, lama bekerja ³ 5 (lima) tahun. Pelaksanaan peneltian untuk kelompok intervensi melalui tahapan <em>pre test</em>, sosialisasi (pemahaman dan pengenalan), eksternalisasi (bimbingan dari peneliti), kombinasi (responden praktik mandiri), internalisasi (supervisi peneliti kepada responden), <em>post test</em>. Pelaksanaan menggunakan modul dan buku kerja kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management</em>: <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring, </em>kuesioner mutu pelayanan keperawatan. Analisis meliputi univariat, bivariat (<em>Wilxocon</em> dan <em>Mann Whitney</em>) dan multivariat dengan GLM (<em>General Linear Model-Multivariate</em>). Kaidah-kaidah etik selama proses penelitian dilaksanakan dengan baik. Penelitian ini telah mendapatkan Keterangan Lolos Kaji Etik berupa <em>Ethical Approval</em> yang dikeluarkan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dengan nomor 1910-KEPK.  </p> <p>Hasil penelitian tahap 1 didapatkan kinerja objektif, umpan balik, koreksi, bentuk kerja merupakan indikator yang berpengaruh kuat terhadap faktor pekerjaan (T-statistik > 1,96). Faktor pekerjaan meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>Knowledge Management</em>: <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring </em>(T-statistik >1,96). Tahap 2: Penguatan faktor pekerjaan dapat mempengaruhi kemampuan perawat dalam meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>Knowledge Management: SECI </em>dengan pendekatan <em>caring</em> terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diukur. Kinerja perawat yang disusun mengacu pada evaluasi kemampuan perawat berdasarkan standar atau acuan keselamatan pasien. Tahap 3 didapatkan pada kedua kelompok (perawat) rata-rata umur 33 tahun, terbanyak adalah perempuan. Berdasarkan pekerjaan kelompok intervensi rata-rata bekerja lebih lama dibandingkan dengan kelompok kontrol; status pegawai pada kelompok intervensi masih ada pegawai tidak tetap 40% dan kelompok kontrol pegawai tidak tetap 85,7%; dan jika dilihat gaji kelompok kontrol rata-rata lebih besar disbandingkan kelompok intervensi. Hasil uji statistik didapatkan p <em>value</em> < 0,05 pada kelompok intervensi untuk kepuasan adalah  <em>assurance, tangibles, empathy. </em>Artinya intervensi modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management:</em> <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring </em>memperbaiki mutu pelayanan keperawatan yaitu <em>assurance, </em><em>tangibles, empathy</em><em> </em>pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol hasil uji statistik didapatkan p <em>value </em>> 0,05, artinya intervensi modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management:</em> <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring </em>tidak memperbaiki mutu pelayanan keperawatan<em> </em>pada kelompok kontrol. Hasil uji statististik dengan menggunakan GLM, didapatkan identifikasi pasien mempengaruhi secara signifikan terhadap kepuasan pasien yang meliputi <em>responsiveness</em>, <em>assurance, tangibles, empathy, reliability </em>setelah pemberian intervensi modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management:</em> <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring </em>di RS.</p> <p>Temuan ilmiah bahwa faktor pekerjaan adalah kinerja objektif (<em>objective performa</em>), umpan balik (<em>feedback</em>), koreksi, desain pekerjaan (<em>job design</em>), jadwal kerja (<em>work schedule</em>). Faktor pekerjaan dapat dilihat dari pelaksanaan pemenuhan standar dan umpan balik dimana dengan melihat pada aspek menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, memiliki tujuan yang realistis, keterlibatan, inisiatif, kesalahan, hubungan dengan rekan kerja, sosialisasi, bergosip, manajemen waktu, hasil kinerja sejalan dengan penelitian faktor pekerjaan yang dinilai dari kinerja objektif (tugas yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan aturan, semangat kerja, kerja produktif, kehati-hatian dalam melaksanakan tugas, uraian tugas, uraian jabatan, kerjasama), umpan balik (masukan teman sejawat, masukan pimpinan, komitmen terhadap pekerjaannya), evaluasi (perbaikan hasil kerja, pemahaman tentang konsekuensi dari pekerjaan), bentuk pekerjaan (skala prioritas, perencanaan, metode, pemilihan pekerjaan). Kepuasan yang dirasakan pasien tidak terlepas dari kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai standar, dimana standar penelitian yang dimaksud peneliti berkaitan dengan sasaran keselamatan pasien salah satunya adalah identifikasi pasien dengan pendekatan <em>caring</em> yang dilakukan melalui teknik komunikasi terapeutik. Proses <em>caring</em> yang terjadi bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup Hasilnya kontribusi <em>knowledge management </em>dalam sistem kesehatan dikatagorikan menjadi 5 (lima) tema yaitu mengembangkan sistem <em>knowledge management</em> dalam kesehatan, aplikasi <em>knowledge management </em>dalam keselamatan dan kesehatan kerja, peran Perawat dalam <em>knowledge management, </em>pengkajian terhadap <em>knowledge management </em>pada institusi kesehatan, transformasi pada pengetahuan <em>tacit </em>dan eksplisit dalam pengetahuan kesehatan praktis.</p> <p>Kesimpulannya adalah faktor pekerjaan (kinerja objektif, umpan balik, koreksi, bentuk pekerjaan, jadual kerja) meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>Knowledge Management:</em> <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring </em>dibandingkan faktor organisasi, faktor perawat dan peluang. Modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis <em>knowledge management:</em> <em>SECI</em> dengan pendekatan <em>caring </em>memperbaiki mutu pelayanan keperawatan di RS.</p> <p> </p> </p>

RINGKASAN PENELITIAN

Mutu Pelayanan keperawatan dipengaruhi dari berbagai faktor salah satunya kinerja perawat. Kinerja perawat masih dirasakan kurang memuaskan oleh penerima pelayanan berkaitan dengan RATER, dimana berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kinerja mutu pelayanan melalui komunikasi, edukasi, pengetahuan, kemampuan, perilaku dan kebijakan dalam memberikan pelayanan. Kinerja perawat dalam mencapai sasaran keselamatan pasien (patient safety goal) dan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan nilai caring membutuhkan manajemen pengetahuan yang efektif. Aspek keselamatan pasien merupakan hight profile (aspek tertinggi) yang langsung merefleksikan kualitas pelayanan, sebagai salah satu Indikator pelayanan yang tidak aman berupa adverse event (AE) atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Upaya untuk meningkatkan mutu adalah dengan perbaikan kinerja perawat yang berdasarkan Knowledge Management: SECI (Sosialization, Externalisation, Combination, Internalisation) dengan pendekatan caring (Maintaining belief, Knowing, Being with, Doing for, Enablings).

Penelitian ini mengacu kepada teori Gibson, teori Robbins dan teori Kopelman. Gibson menjelaskan bahwa faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologi menentukan kinerja (performance). Robbins menerangkan faktor peluang dan faktor motivasi mempengaruhi kinerja. Kopelman merinci karakeristik organisasi, karakteristik individu, karakteristik organisasi mempengaruhi perilaku kerja dan perilaku kerja mempengaruhi kinerja dan keluaran kinerja akan mempengaruhi efektifitas organisasi (kepuasan perawat dan pasien). Konsep Keselamatan pasien dengan 6 sasaran keselamatan pasien yang menjadi ukuran kinerja perawat, kinerja perawat tersebut dengan pendekatan Knowledge management: SECI dari Nonaka dan Takeuchi. KM: SECI sebagai pendekatan dan Caring dari Swanson yang berisi nilai-nilai juga dapat mempengaruhi kinerja. Kinerja menghasilkan efektifitas organisasi (Kopelman) dapat dilihat juga dengan teori service quality dari Parasuraman yang menitik beratkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi harapan terhadap pelayanan dan pelayanan yang dirasakan dengan dimensi kualitas layanan RATER.

Kerangka konsep penelitian dibangun dari faktor organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan. Faktor perawat meliputi kemampuan dan keahlian, latar belakang (tingkat sosial, pengalaman), demografis (umur, etnis, jenis kelamin), persepsi, sikap, kepribadian, motivasi. Faktor pekerjaan meliputi kinerja objektif, umpan balik, koreksi, bentuk pekerjaan, jadual kerja. Peluang adalah kesempatan berkarir dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan khusus atau dalam keperawatan Pendidikan Keperawatan berkelanjutan (PKB). Pengembangan model kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI melalui nilai-nilai caring yang membedakan dengan model aslinya, yang meliputi identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat, ketepatan tindakan operasi, pengurangan rsiko infeksi, risiko pasien jatuh. Konsep SECI yang digabungkan dengan nilai Caring Swanson dijabarkan pada tahap Sosialization melalui nilai caring maintaining belief, knowing dan being with, tahap Externalization melalui nilai caring doing for, tahap combination melalui nilai caring doing for dan enabling, dan tahap Internalization melalui nilai caring enabling dan maintaining belief. Mutu pelayanan keperawatan mengacu kepada adverse event (kejadian tidak diharapkan/ KTD) dan kepuasan pasien yang digambarkan pada dimensi RATER (Reliability, Assurance, Tangible, Empathy, Responssiveness).

Penelitian Explanatory research dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap yaitu tahap 1 desain penelitian cross sectional untuk menganalisis faktor organisasi, faktor perawat, faktor pekerjaan, peluang meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI dengan pendekatan caring, dengan jumlah responden sebanyak 120 responden dengan kriteria inklusi adalah perawat yang bekerja di unit rawat inap, lama bekerja minimal 6 bulan. Lokasi penelitian dilakukan diseluruh Indonesia, analisis deskriptif dan analisis data inferensial menggunakan SEM. Tahap 2 pengembangan model melalui penetapan isu strategis, FGD dan konsultasi pakar, dilanjutkan dengan mengembangkan model dan membuat kerangka modul. Tahap 3 desain penelitian quasi experiment dengan rancangan penelitian pre and post test with control group yang bertujuan untuk menguji coba modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI dengan pendekatan caring terhadap mutu pelayanan keperawatan, dimana mutu pelayanan keperawatan diukur sebelum (pre test) dan sesudah (post test) pemberian intervensi. Jumlah responden sebanyak kelompok intervensi 35 orang dan kelompok kontrol 35 orang, dengan kriteria inklusi perawat berpendidikan Ners, lama bekerja ³ 5 (lima) tahun. Pelaksanaan peneltian untuk kelompok intervensi melalui tahapan pre test, sosialisasi (pemahaman dan pengenalan), eksternalisasi (bimbingan dari peneliti), kombinasi (responden praktik mandiri), internalisasi (supervisi peneliti kepada responden), post test. Pelaksanaan menggunakan modul dan buku kerja kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI dengan pendekatan caring, kuesioner mutu pelayanan keperawatan. Analisis meliputi univariat, bivariat (Wilxocon dan Mann Whitney) dan multivariat dengan GLM (General Linear Model-Multivariate). Kaidah-kaidah etik selama proses penelitian dilaksanakan dengan baik. Penelitian ini telah mendapatkan Keterangan Lolos Kaji Etik berupa Ethical Approval yang dikeluarkan oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dengan nomor 1910-KEPK.  

Hasil penelitian tahap 1 didapatkan kinerja objektif, umpan balik, koreksi, bentuk kerja merupakan indikator yang berpengaruh kuat terhadap faktor pekerjaan (T-statistik > 1,96). Faktor pekerjaan meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis Knowledge Management: SECI dengan pendekatan caring (T-statistik >1,96). Tahap 2: Penguatan faktor pekerjaan dapat mempengaruhi kemampuan perawat dalam meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis Knowledge Management: SECI dengan pendekatan caring terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diukur. Kinerja perawat yang disusun mengacu pada evaluasi kemampuan perawat berdasarkan standar atau acuan keselamatan pasien. Tahap 3 didapatkan pada kedua kelompok (perawat) rata-rata umur 33 tahun, terbanyak adalah perempuan. Berdasarkan pekerjaan kelompok intervensi rata-rata bekerja lebih lama dibandingkan dengan kelompok kontrol; status pegawai pada kelompok intervensi masih ada pegawai tidak tetap 40% dan kelompok kontrol pegawai tidak tetap 85,7%; dan jika dilihat gaji kelompok kontrol rata-rata lebih besar disbandingkan kelompok intervensi. Hasil uji statistik didapatkan p value < 0,05 pada kelompok intervensi untuk kepuasan adalah  assurance, tangibles, empathy. Artinya intervensi modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI dengan pendekatan caring memperbaiki mutu pelayanan keperawatan yaitu assurance, tangibles, empathy pada kelompok intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol hasil uji statistik didapatkan p value > 0,05, artinya intervensi modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI dengan pendekatan caring tidak memperbaiki mutu pelayanan keperawatan pada kelompok kontrol. Hasil uji statististik dengan menggunakan GLM, didapatkan identifikasi pasien mempengaruhi secara signifikan terhadap kepuasan pasien yang meliputi responsiveness, assurance, tangibles, empathy, reliability setelah pemberian intervensi modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI dengan pendekatan caring di RS.

Temuan ilmiah bahwa faktor pekerjaan adalah kinerja objektif (objective performa), umpan balik (feedback), koreksi, desain pekerjaan (job design), jadwal kerja (work schedule). Faktor pekerjaan dapat dilihat dari pelaksanaan pemenuhan standar dan umpan balik dimana dengan melihat pada aspek menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, memiliki tujuan yang realistis, keterlibatan, inisiatif, kesalahan, hubungan dengan rekan kerja, sosialisasi, bergosip, manajemen waktu, hasil kinerja sejalan dengan penelitian faktor pekerjaan yang dinilai dari kinerja objektif (tugas yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan aturan, semangat kerja, kerja produktif, kehati-hatian dalam melaksanakan tugas, uraian tugas, uraian jabatan, kerjasama), umpan balik (masukan teman sejawat, masukan pimpinan, komitmen terhadap pekerjaannya), evaluasi (perbaikan hasil kerja, pemahaman tentang konsekuensi dari pekerjaan), bentuk pekerjaan (skala prioritas, perencanaan, metode, pemilihan pekerjaan). Kepuasan yang dirasakan pasien tidak terlepas dari kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan sesuai standar, dimana standar penelitian yang dimaksud peneliti berkaitan dengan sasaran keselamatan pasien salah satunya adalah identifikasi pasien dengan pendekatan caring yang dilakukan melalui teknik komunikasi terapeutik. Proses caring yang terjadi bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup Hasilnya kontribusi knowledge management dalam sistem kesehatan dikatagorikan menjadi 5 (lima) tema yaitu mengembangkan sistem knowledge management dalam kesehatan, aplikasi knowledge management dalam keselamatan dan kesehatan kerja, peran Perawat dalam knowledge management, pengkajian terhadap knowledge management pada institusi kesehatan, transformasi pada pengetahuan tacit dan eksplisit dalam pengetahuan kesehatan praktis.

Kesimpulannya adalah faktor pekerjaan (kinerja objektif, umpan balik, koreksi, bentuk pekerjaan, jadual kerja) meningkatkan kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis Knowledge Management: SECI dengan pendekatan caring dibandingkan faktor organisasi, faktor perawat dan peluang. Modul kinerja perawat dalam sasaran keselamatan pasien berbasis knowledge management: SECI dengan pendekatan caring memperbaiki mutu pelayanan keperawatan di RS.