Infokom DPP PPNI - Melalui berbagai cara penanganan keperawatan telah diedukasikan Persatuan Perawat Nasional (PPNI) dalam menangani pandemi Covid-19 termasuk dengan mengedepankan aspek spiritual.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI menyelenggarakan Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 151 dengan mengangkat materi Spiritual Care Dalam Keperawatan.
Kali ini Ati Suryamediawati selaku Ketua DPP PPNI Bidang Pelayanan sebagai moderator, sementara Ketua DPP PPNI Bidang Infokom Rohman Azzam dan Meidiana Dwidiyanti sebagai narasumbernya.
“Selain fisik, kita juga harus memperhatikan sisi-sisi lain manusia, jadi klo kita lihat konsep keperawatan itu sudah merumuskan definisi keperawatan,” Harif Fadhillah saat menjadi Keynote Speaker pada Zoominar DPP PPNI episode ke 151 di kanal Youtube Bapena PPNI, Senin (9/11/2020).
Harif fadhillah menerangkan bahwa keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berbentuk biosikososialspiritual baik sakit maupun sehat. Jadi berdasarkan kiat dan ilmu keperawatan dan mencakup seluruh aspek kehidupan itulah sungguh luar biasa definisinya.
Walaupun sekarang ini dijelaskannya, bahwa sudah berganti dengan definisi di UU Keperawatan adalah interaksi antara klien, perawat dan lingkungannya dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien.
“Ini menjadi inspirasi buat kita semua dan disinilah bedanya keperawatan, bahwa bisa dipilah-pilah dalam prakteknya itu, misalkan hanya memperhatikan merawat fisik saja, merawat sosial, merawat psikologis saja,” ujar Harif Fadhillah.
Dijelaskannya, pengasuhan keperawatan dimulai dari pengkajian keperawatan yang holistik, komprehensif dan yang holistik ini luar biasa, jadi itulah memang konsep perawatan di Indonesia maupun di dunia, dan ini yang membedakan profesi perawat dengan profesi yang lain.
“Sehingga sebenarnya untuk menjadi seorang perawat itu bukan hal yang mudah, bukan sederhana karena harus belajar juga aspek dan sisi kemanusiaan,” ulasannya.
Dalam hal ini, Harif Fadhillah memberikan contoh seperti dalam masa pandemi Covid saat ini, diperhatikannya dari berbagai persoalan dan problema kesehatan yang timbul yaitu bukan hanya persoalan fisik, bahkan sampai persoalan ekonomi, psikologis, sosial dan spiritual itu muncul.
Ditambahkannya, sehubungan dengan permasalahan spiritual ini adalah salah satu aspek yang memberikan suatu keyakinan yang kuat untuk mengatasi berbagai persoalan, baik fisik maupun sosial tadi dan hal ini menurutnya punya keyakinan terhadap hal tersebut.
Pada kesempatan ini, Harif Fadhillah mengenang kegiatan doa bersama oleh perawat Jambi untuk Indonesia, menghadirkan Ustad Abdul Somad (UAS), yang dapat memberikan makna dari uraian tausyiahnya.
“Saya mengambil inti dari sana, jika kamu mendapatkan masalah terutama kita sebagai perawat dalam rangka memberikan asuhan keperawatan, bahkan kita sendiri mempunyai masalah, satu-satunya yang dapat totalitas menolong kita adalah Tuhan mu,” katanya.
“Manusia lain dan aspek lain punya keterbatasan tetapi Tuhan Mu tidak punya keterbatasan untuk menolong,” lanjut Harif Fadhillah.
Menurutnya hal itu, mengartikan bahwa keyakinan yang berdasarkan hubungan antara makhluk dengan sang penciptanya itu adalah sebuah kekuatan yang Maha dasyat untuk mengatasi problema di dunia dalam memberikan asuhan keperawatan, termasuk kepada pasien dengan pendekatan keyakinan.
“Hal ini sebuah suatu fenomena yang betul-betul harus kita coba seriuskan dalam kontek asuhan keperawatan yang disebut dengan profesional tadi, tentunya kalau profesional sudah pasti holistik dan komprehensif,” tuturnya.
Selain itu, Harif Fadhillah juga mencoba untuk mengenang tokoh Islam yaitu KH. Ali Yafie, yang telah menulis di sebuah artikel berkaitan dengan sisi rohani manusia.
Dikatakannya, menurut pandangan KH. Ali Yafie, terjadi tiga hal/aspek yaitu pertama akal, kedua nafs dan ketiga hati nurani/nur ilahi/cahaya Tuhan atau cahaya kemanusiaan, yang membimbing orang untuk terus menerus selalu membuat kebajikan.
Sedangkan akal manusia itu tak terbatas diterangkannya, bahwa nafsu manusia tak terbatas sampai keinginan apapun selalu mau, tapi ada akal yang memberikan rasionalisasi atas baik dan buruknya.
“Tapi akal manusia juga tidak terbatas, maka akal ini juga dapat memberikan suatu dampak baik itu positif maupun negatifnya,” ucapnya.
Sambungnya, namun satu-satunya yang bisa memberhentikan ini adalah yang disebut nurani/cahaya Tuhan. Di dalam diri manusia, sehingga ada keseimbangan sisi rohani dari 3 aspek tersebut terhadap akal, nafsu dan dipayungi oleh hati nurani, serta itulah yang akan membentuk sebuah spiritual seseorang menjadi kuat.
“Dari sini, kita dapat memberikan pelayanan spiritualisasi dalam kontek bagaimana menguatkan keyakinan seorang klien. Dalam kondisi saat ini misalnya pandemi, yang banyak sekali terganggu secara spiritual dan psikososial, dan mari kita kuatkan aspek spiritualnya,” terang Harif Fadhillah.
Tentunya, hal ini menurut Harif Fadhillah bukanlah pekerjaan yang mudah bagi perawat, namun juga bagi perawat sebaiknya punya sisi spiritual yang baik juga, agar dapat memberikan dampak yang baik.
“Seseorang itu akan lebih baik bila yang memberikan pedoman, pendidikan dan penyuluhan kepada orang lain, kalau dirinya sendiri dapat memberikan contoh,” pungkas Harif Fadhillah mengakhiri pengarahannya. (IM)
Sumber : Screenshot Bapena PPNI
DPP PPNI Mengedukasi Aspek Spiritual Dalam Melaksanakan Keperawatan
Infokom DPP PPNI - Melalui berbagai cara penanganan keperawatan telah diedukasikan Persatuan Perawat Nasional (PPNI) dalam menangani pandemi Covid-19 termasuk dengan mengedepankan aspek spiritual.
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah bersama Tim Penanganan Covid-19 DPP PPNI menyelenggarakan Daily Zoominar DPP PPNI episode ke 151 dengan mengangkat materi Spiritual Care Dalam Keperawatan.
Kali ini Ati Suryamediawati selaku Ketua DPP PPNI Bidang Pelayanan sebagai moderator, sementara Ketua DPP PPNI Bidang Infokom Rohman Azzam dan Meidiana Dwidiyanti sebagai narasumbernya.
“Selain fisik, kita juga harus memperhatikan sisi-sisi lain manusia, jadi klo kita lihat konsep keperawatan itu sudah merumuskan definisi keperawatan,” Harif Fadhillah saat menjadi Keynote Speaker pada Zoominar DPP PPNI episode ke 151 di kanal Youtube Bapena PPNI, Senin (9/11/2020).
Harif fadhillah menerangkan bahwa keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berbentuk biosikososialspiritual baik sakit maupun sehat. Jadi berdasarkan kiat dan ilmu keperawatan dan mencakup seluruh aspek kehidupan itulah sungguh luar biasa definisinya.
Walaupun sekarang ini dijelaskannya, bahwa sudah berganti dengan definisi di UU Keperawatan adalah interaksi antara klien, perawat dan lingkungannya dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien.
“Ini menjadi inspirasi buat kita semua dan disinilah bedanya keperawatan, bahwa bisa dipilah-pilah dalam prakteknya itu, misalkan hanya memperhatikan merawat fisik saja, merawat sosial, merawat psikologis saja,” ujar Harif Fadhillah.
Dijelaskannya, pengasuhan keperawatan dimulai dari pengkajian keperawatan yang holistik, komprehensif dan yang holistik ini luar biasa, jadi itulah memang konsep perawatan di Indonesia maupun di dunia, dan ini yang membedakan profesi perawat dengan profesi yang lain.
“Sehingga sebenarnya untuk menjadi seorang perawat itu bukan hal yang mudah, bukan sederhana karena harus belajar juga aspek dan sisi kemanusiaan,” ulasannya.
Dalam hal ini, Harif Fadhillah memberikan contoh seperti dalam masa pandemi Covid saat ini, diperhatikannya dari berbagai persoalan dan problema kesehatan yang timbul yaitu bukan hanya persoalan fisik, bahkan sampai persoalan ekonomi, psikologis, sosial dan spiritual itu muncul.
Ditambahkannya, sehubungan dengan permasalahan spiritual ini adalah salah satu aspek yang memberikan suatu keyakinan yang kuat untuk mengatasi berbagai persoalan, baik fisik maupun sosial tadi dan hal ini menurutnya punya keyakinan terhadap hal tersebut.
Pada kesempatan ini, Harif Fadhillah mengenang kegiatan doa bersama oleh perawat Jambi untuk Indonesia, menghadirkan Ustad Abdul Somad (UAS), yang dapat memberikan makna dari uraian tausyiahnya.
“Saya mengambil inti dari sana, jika kamu mendapatkan masalah terutama kita sebagai perawat dalam rangka memberikan asuhan keperawatan, bahkan kita sendiri mempunyai masalah, satu-satunya yang dapat totalitas menolong kita adalah Tuhan mu,” katanya.
“Manusia lain dan aspek lain punya keterbatasan tetapi Tuhan Mu tidak punya keterbatasan untuk menolong,” lanjut Harif Fadhillah.
Menurutnya hal itu, mengartikan bahwa keyakinan yang berdasarkan hubungan antara makhluk dengan sang penciptanya itu adalah sebuah kekuatan yang Maha dasyat untuk mengatasi problema di dunia dalam memberikan asuhan keperawatan, termasuk kepada pasien dengan pendekatan keyakinan.
“Hal ini sebuah suatu fenomena yang betul-betul harus kita coba seriuskan dalam kontek asuhan keperawatan yang disebut dengan profesional tadi, tentunya kalau profesional sudah pasti holistik dan komprehensif,” tuturnya.
Selain itu, Harif Fadhillah juga mencoba untuk mengenang tokoh Islam yaitu KH. Ali Yafie, yang telah menulis di sebuah artikel berkaitan dengan sisi rohani manusia.
Dikatakannya, menurut pandangan KH. Ali Yafie, terjadi tiga hal/aspek yaitu pertama akal, kedua nafs dan ketiga hati nurani/nur ilahi/cahaya Tuhan atau cahaya kemanusiaan, yang membimbing orang untuk terus menerus selalu membuat kebajikan.
Sedangkan akal manusia itu tak terbatas diterangkannya, bahwa nafsu manusia tak terbatas sampai keinginan apapun selalu mau, tapi ada akal yang memberikan rasionalisasi atas baik dan buruknya.
“Tapi akal manusia juga tidak terbatas, maka akal ini juga dapat memberikan suatu dampak baik itu positif maupun negatifnya,” ucapnya.
Sambungnya, namun satu-satunya yang bisa memberhentikan ini adalah yang disebut nurani/cahaya Tuhan. Di dalam diri manusia, sehingga ada keseimbangan sisi rohani dari 3 aspek tersebut terhadap akal, nafsu dan dipayungi oleh hati nurani, serta itulah yang akan membentuk sebuah spiritual seseorang menjadi kuat.
“Dari sini, kita dapat memberikan pelayanan spiritualisasi dalam kontek bagaimana menguatkan keyakinan seorang klien. Dalam kondisi saat ini misalnya pandemi, yang banyak sekali terganggu secara spiritual dan psikososial, dan mari kita kuatkan aspek spiritualnya,” terang Harif Fadhillah.
Tentunya, hal ini menurut Harif Fadhillah bukanlah pekerjaan yang mudah bagi perawat, namun juga bagi perawat sebaiknya punya sisi spiritual yang baik juga, agar dapat memberikan dampak yang baik.
“Seseorang itu akan lebih baik bila yang memberikan pedoman, pendidikan dan penyuluhan kepada orang lain, kalau dirinya sendiri dapat memberikan contoh,” pungkas Harif Fadhillah mengakhiri pengarahannya. (IM)
Sumber : Screenshot Bapena PPNI