Infokom DPP PPNI - Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap ahli waris dari tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan pandemi Covid terus berlanjut.
Dalam hal ini Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dr. Mariya Mubarika, memberikan santunan kepada 7 ahli waris di Aula Poltekkes Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu ( 07/11/2020).
Mewakili Menteri Kesehatan dalam sambutannya dr. Mariya mengatakan pemerintah turut berduka cita atas gugurnya pahlawan kesehatan ini.
“Selain itu kami juga menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang tinggi kepada seluruh tenaga kesehatan yang telah berkerja keras dengan dedikasi tinggi melawan COVID-19. Negara tidak akan lupa akan jasa-jasa yang telah diberikan oleh para pahlawan kesehatan tersebut,” ucap Mariya.
Adapun ketujuh tenaga kesehatan yang mendapatkan santunan adalah sebagai berikut:
– Alm. Joko Prasetiyo, AMK dari RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
– Alm. H. Mawadri, SKM dari Dinkes Kab. Hulu Sungai Tengah
– Alm. Akhmad Jailani, Amd.Kep dari PKM Teluk Tiram, Banjarmasin
– Alm. Hairudin, S.Kep, Ns dari RSUD H. Damanhuri, Barabai
– Alm. DR. dr. Heru Prasetya, Sp.B dari RSUD Ulin Banjarmasin
– Alm. dr. Aris Sugiharjo, Sp. Pd dari RSUD H. Damanhuri, Barabai
– Alm. M. Rusdi, S. Kep., Ns dari RSUD Ulin Banjarmasin.
Saat memberikan keterangannya, Farikha Prasetya istri dari salah satu tenaga kesahatan yang gugur, menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah kepada almarhum suaminya yang gugur saat bertugas.
Ia berpesan pada tenaga kesehatan lainnya untuk bertugas dengan setulus hati dan tetap berhati-hati dengan tetap menjaga kesehatan. Sementara itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat karena pandemi ini belum berakhir dan virus ini bisa menyerang siapa saja.
Farikha merupakan istri dari Alm. DR. dr. Heru Prasetya, Sp.B yang bertugas RSUD Ulin Banjarmasin. Diakuinya, bersamaan dengan suaminya, ia juga sempat tertular COVID-19 saat usia kandungannya berumur 8 bulan. Pada saat itu Farikha termasuk pasien yang tidak memiliki gejala, meski sudah berjuang bersama, suami Fharika harus berpulang pada 8 Juni yang lalu.
“Mungkin karena tidak bergejala, jadi aku bisa lebih mudah sembuh. Tapi bukan berarti kita bisa menyepelekan penyakit ini,” terang Farikha. (IR)
Sumber : Berita dan foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI
Ahli Waris Nakes Asal Kalsel Terima Santunan Dari Pemerintah
Infokom DPP PPNI - Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap ahli waris dari tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan pandemi Covid terus berlanjut.
Dalam hal ini Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dr. Mariya Mubarika, memberikan santunan kepada 7 ahli waris di Aula Poltekkes Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu ( 07/11/2020).
Mewakili Menteri Kesehatan dalam sambutannya dr. Mariya mengatakan pemerintah turut berduka cita atas gugurnya pahlawan kesehatan ini.
“Selain itu kami juga menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang tinggi kepada seluruh tenaga kesehatan yang telah berkerja keras dengan dedikasi tinggi melawan COVID-19. Negara tidak akan lupa akan jasa-jasa yang telah diberikan oleh para pahlawan kesehatan tersebut,” ucap Mariya.
Adapun ketujuh tenaga kesehatan yang mendapatkan santunan adalah sebagai berikut:
– Alm. Joko Prasetiyo, AMK dari RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
– Alm. H. Mawadri, SKM dari Dinkes Kab. Hulu Sungai Tengah
– Alm. Akhmad Jailani, Amd.Kep dari PKM Teluk Tiram, Banjarmasin
– Alm. Hairudin, S.Kep, Ns dari RSUD H. Damanhuri, Barabai
– Alm. DR. dr. Heru Prasetya, Sp.B dari RSUD Ulin Banjarmasin
– Alm. dr. Aris Sugiharjo, Sp. Pd dari RSUD H. Damanhuri, Barabai
– Alm. M. Rusdi, S. Kep., Ns dari RSUD Ulin Banjarmasin.
Saat memberikan keterangannya, Farikha Prasetya istri dari salah satu tenaga kesahatan yang gugur, menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh pemerintah kepada almarhum suaminya yang gugur saat bertugas.
Ia berpesan pada tenaga kesehatan lainnya untuk bertugas dengan setulus hati dan tetap berhati-hati dengan tetap menjaga kesehatan. Sementara itu, ia juga mengingatkan agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan ketat karena pandemi ini belum berakhir dan virus ini bisa menyerang siapa saja.
Farikha merupakan istri dari Alm. DR. dr. Heru Prasetya, Sp.B yang bertugas RSUD Ulin Banjarmasin. Diakuinya, bersamaan dengan suaminya, ia juga sempat tertular COVID-19 saat usia kandungannya berumur 8 bulan. Pada saat itu Farikha termasuk pasien yang tidak memiliki gejala, meski sudah berjuang bersama, suami Fharika harus berpulang pada 8 Juni yang lalu.
“Mungkin karena tidak bergejala, jadi aku bisa lebih mudah sembuh. Tapi bukan berarti kita bisa menyepelekan penyakit ini,” terang Farikha. (IR)
Sumber : Berita dan foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI