Infokom DPP PPNI - Rutinitas yang dilakukan masyarakat muslim di tanah air dan penjuru dunia disaat Idul adha 1441 H/2020 agak berbeda dari tahun sebelumnya.
Rangkaian pelaksanaan Idul Adha pada tahun ini sangat dipengaruhi dengan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, termasuk pula dalam prosesi pemotongan hewan qurban.
Melalui dukungan dari semua pihak maka rangkaian pelaksanaan ibadah maupun pemotongan hewan qurban dapat terlaksana baik dengan mengedepankan faktor kesehatan yang sudah diterapkan oleh panitia pelaksana di Masjid yang berada di Jakarta.
“Tahun ini masjid Al Fallah mengurbankan sapi sebanyak 10 ekor, kambing 19 ekor. Jadi ada penurunan, kalau tahun lalu itu sapi 14 ekor dan 31 ekor kambing,” terang H. Haiban di sela-sela pelaksanaan pemotongan hewan qurban di Masjid Al Falah Jalan Raya Bambu Apus, Kel. Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Sabtu (02/08/2020).
Dalam upaya penerapan protokol kesehatan, Ketua DKM Masjid Al Falah ini telah berusaha sedemikian rupa supaya tidak terjadi kontak yang terlalu dekat, sehingga diterapkannya social distancing. Jadi semua petugas yang terlibat tetap harus memakai masker dan juga selalu mencuci tangan.
“Saat ini pula petugas kesehatan hewan Kecamatan Cipayung juga melakukan tugas rutin untuk memeriksa sapi-sapi yang dikorbankan. Alhamdulillah sapi-sapi sehat, tapi tadi ada satu hati sapi yang sedikit tercemar cacing hati dan disarankan dibuang, namun dagingnya tidak bermasalah menurut keterangan petugas. Jadi kami tidak mau ambil risiko, maka hatinya kami buang,” ungkapnya.
Diterangkannya pula, bahwa pada tahun ini pihaknya menggunakan pertama kalinya besek bambu, dengan alasan dalam rangka menegakkan upaya “Go Green”, meminimalisir penggunaan plastik bahkan di Jakarta pun sudah dilarang penggunaannya.
“Jadi kita menggunakan besek bambu dan bongsang. Sebulan sebelumnya, kita sudah pesan dan alhamdulillah kita dapat bantuan juga dari pihak Kecamatan Cipayung serta bersyukur sekali di halaman Masjid kami punya pohon jati yang sangat banyak. Dalam menggunakan besek digunakan pula daun pohon jati agar kualitas daging lebih baik,” sebut H. Haiban.
Haiban juga berharap agar penerima daging qurban merasakan dan mendapatkan kualitas daging yang lebih baik, dikarenakan dagingnya lebih bersih dan cukup bagus. Selain itu, dirinya menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada salah satu jamaah yang punya usaha penjualan daging, atas pinjaman alat pemotong tulang termasuk operatornya.
“Alat tersebut sangat membantu sekali bagi panitia qurban terutama dalam proses pencacahan yang jauh lebih cepat. Mudah-mudahan tahun depan, kita masih bisa mendapatkan bantuan alat itu dan juga operatornya,” tutur H. Haiban mengakhiri keterangannya.
Dalam kesempatan yang sama, petugas kesehatan daging hewan yang ada di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur menganggap bahwa penerapan protokol kesehatan di Masjid Al Falah sesuai dengan arahan Pemda DKI Jakarta.
“Penerapan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan sebagainya sangat sesuai dengan anjuran Pak Gubernur (Anies Baswedan). Hanya panitia pelaksana qurban saja yang boleh melakukan pemotongan hewan qurban dan itu juga harus jaga jarak serta social distancing. Disini tidak ada masyarakat, yang ada hanya pemotong dan panitianya saja,” terang Ir. Risa.
“Untuk penggunaan besek bambu memang dianjurkan, pihak Masjid Al Falah juga menggunakan daun jati, karena daun jati itu aman untuk makanan. Jadi sudah tidak menggunakan plastik lagi, jadi mereka menggunakan besek atau bongsang,” lanjut Risa yang berdinas di Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan Pertanian (DKPKP) Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Ditambahkannya, pihaknya setiap tahun selalu mengadakan pemeriksaan daging hewan qurban. Disamping itu, pihak juga sebelumnya pada hari Senin kemarin sebelum hari Raya Idul Adha, pihaknya mengadakan sosialisasi berkaitan pemotongan hewan kurban di Kecamatan juga dengan menerapkan social distancing.
“Sosialisasi bagaimana cara pengelolaan daging yang higienis, tata cara pemotongan yang halal dan pembagian dagingnya, seperti contoh jeroan (bagian dalam tubuh hewan) tidak boleh dicampur dengan daging. Jadi pada saat pembagian ke masyarakat pun jeroan harus dipisah dengan daging,” pungkas Ka. Satlak DKPKP Cipayung. (IR)
Protokol Kesehatan Diterapkan, Demi Menjaga Kualitas Daging Qurban 1441 H
Infokom DPP PPNI - Rutinitas yang dilakukan masyarakat muslim di tanah air dan penjuru dunia disaat Idul adha 1441 H/2020 agak berbeda dari tahun sebelumnya.
Rangkaian pelaksanaan Idul Adha pada tahun ini sangat dipengaruhi dengan penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, termasuk pula dalam prosesi pemotongan hewan qurban.
Melalui dukungan dari semua pihak maka rangkaian pelaksanaan ibadah maupun pemotongan hewan qurban dapat terlaksana baik dengan mengedepankan faktor kesehatan yang sudah diterapkan oleh panitia pelaksana di Masjid yang berada di Jakarta.
“Tahun ini masjid Al Fallah mengurbankan sapi sebanyak 10 ekor, kambing 19 ekor. Jadi ada penurunan, kalau tahun lalu itu sapi 14 ekor dan 31 ekor kambing,” terang H. Haiban di sela-sela pelaksanaan pemotongan hewan qurban di Masjid Al Falah Jalan Raya Bambu Apus, Kel. Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Sabtu (02/08/2020).
Dalam upaya penerapan protokol kesehatan, Ketua DKM Masjid Al Falah ini telah berusaha sedemikian rupa supaya tidak terjadi kontak yang terlalu dekat, sehingga diterapkannya social distancing. Jadi semua petugas yang terlibat tetap harus memakai masker dan juga selalu mencuci tangan.
“Saat ini pula petugas kesehatan hewan Kecamatan Cipayung juga melakukan tugas rutin untuk memeriksa sapi-sapi yang dikorbankan. Alhamdulillah sapi-sapi sehat, tapi tadi ada satu hati sapi yang sedikit tercemar cacing hati dan disarankan dibuang, namun dagingnya tidak bermasalah menurut keterangan petugas. Jadi kami tidak mau ambil risiko, maka hatinya kami buang,” ungkapnya.
Diterangkannya pula, bahwa pada tahun ini pihaknya menggunakan pertama kalinya besek bambu, dengan alasan dalam rangka menegakkan upaya “Go Green”, meminimalisir penggunaan plastik bahkan di Jakarta pun sudah dilarang penggunaannya.
“Jadi kita menggunakan besek bambu dan bongsang. Sebulan sebelumnya, kita sudah pesan dan alhamdulillah kita dapat bantuan juga dari pihak Kecamatan Cipayung serta bersyukur sekali di halaman Masjid kami punya pohon jati yang sangat banyak. Dalam menggunakan besek digunakan pula daun pohon jati agar kualitas daging lebih baik,” sebut H. Haiban.
Haiban juga berharap agar penerima daging qurban merasakan dan mendapatkan kualitas daging yang lebih baik, dikarenakan dagingnya lebih bersih dan cukup bagus. Selain itu, dirinya menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada salah satu jamaah yang punya usaha penjualan daging, atas pinjaman alat pemotong tulang termasuk operatornya.
“Alat tersebut sangat membantu sekali bagi panitia qurban terutama dalam proses pencacahan yang jauh lebih cepat. Mudah-mudahan tahun depan, kita masih bisa mendapatkan bantuan alat itu dan juga operatornya,” tutur H. Haiban mengakhiri keterangannya.
Dalam kesempatan yang sama, petugas kesehatan daging hewan yang ada di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur menganggap bahwa penerapan protokol kesehatan di Masjid Al Falah sesuai dengan arahan Pemda DKI Jakarta.
“Penerapan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan sebagainya sangat sesuai dengan anjuran Pak Gubernur (Anies Baswedan). Hanya panitia pelaksana qurban saja yang boleh melakukan pemotongan hewan qurban dan itu juga harus jaga jarak serta social distancing. Disini tidak ada masyarakat, yang ada hanya pemotong dan panitianya saja,” terang Ir. Risa.
“Untuk penggunaan besek bambu memang dianjurkan, pihak Masjid Al Falah juga menggunakan daun jati, karena daun jati itu aman untuk makanan. Jadi sudah tidak menggunakan plastik lagi, jadi mereka menggunakan besek atau bongsang,” lanjut Risa yang berdinas di Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan Pertanian (DKPKP) Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Ditambahkannya, pihaknya setiap tahun selalu mengadakan pemeriksaan daging hewan qurban. Disamping itu, pihak juga sebelumnya pada hari Senin kemarin sebelum hari Raya Idul Adha, pihaknya mengadakan sosialisasi berkaitan pemotongan hewan kurban di Kecamatan juga dengan menerapkan social distancing.
“Sosialisasi bagaimana cara pengelolaan daging yang higienis, tata cara pemotongan yang halal dan pembagian dagingnya, seperti contoh jeroan (bagian dalam tubuh hewan) tidak boleh dicampur dengan daging. Jadi pada saat pembagian ke masyarakat pun jeroan harus dipisah dengan daging,” pungkas Ka. Satlak DKPKP Cipayung. (IR)