Infokom DPP PPNI - Melalui dukungan sarana dan prasarana yang dilakukan semua pihak untuk mempercepat penanganan atas penyebaran wabah COVID-19.
Pemerintah melalui Gugus Tugas Nasional Percepatan dan Penanganan COVID-19 terus memperluas jaringan laboratorium pemeriksa sampel COVID-19, yang kini jumlahnya sebanyak 139 laboratorium.
Perluasan jaringan ini, sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meningkatkan target pemeriksaan sampel dari 10.000 menjadi 20.000 test per hari. Lebih lanjut, presiden juga menekankan pemeriksaan sampel yang masif, harus ditindaklanjuti dengan tracing yang agresif serta isolasi yang ketat agar tidak menjadi sumber penularan ditengah masyarakat.
“Beliau (Presiden Joko Widodo) mengucapkan terima kasih karena sudah mencapai 10.000 perhari. Untuk itu dia harapkan untuk meningkatkan target itu sampai 20.000/hari,” ungkap Plt Kepala Balitbangkes Abdul Kadir di Graha BNPB, Jakarta, Selasa sore (16/6/2020).
Untuk mencapai target tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) telah menyusun sejumlah strategi diantaranya :
1. Penguatan kapasitas laboratorium dengan mengaktifkan 139 laboratorium pemeriksa RT-PCR di seluruh Indonesia.
2. Memperbanyak jam kerja. Sebelumnya jam kerja hanya 6 jam/hari kini menjadi 12 jam/hari.
3. Meningkatkan jumlah SDM laboratorium. Hal ini untuk meminimalisir para tenaga laboratorium kelelahan dan rentan terhadap infeksi COVID-19.
4. Para tenaga laboratorium diberikan capacity building diantaranya pelatihan relawan untuk entry data online, pelatihan relawan pendamping, pelatihan relawan untuk pemeriksaan RT-PCR dan pemantauan mutu eksternal RT-PCR.
“Sebenarnya kapasitas kita dengan 139 laboratorium yang aktif sekarang, ditambah laboratorium TCM, itu sebenarnya kita sudah bisa (mencapai target 20.000),” jelasnya.
Sementara itu, strategi penguatan laboratorium dan SDM tersebut ditindaklanjuti dengan menyusun target pemeriksaan diantaranya :
1. Semua pasien ODP dan PDP di Rumah Sakit
2. Semua anggota keluarga dan yang pernah kontak dengan pasien PDP
3. Semua nakes di RS yang intens kontak dengan pasien PDP
4. Semua yang berpindah tempat atau keluar dari zona merah
5. Semua penduduk yang masuk dalam PE atau kontak tracing
6. Semua tempat yang menjafi tempat berkumpul permanen : sekolah, pabrik, kantor, dan fasilitas publik lainnya
7. Kasus ISPA dari surveilans ILI dan SARI
Pihaknya berharap, kedepan akan ada kerjasama yang lebih intens antara laboratorium dengan Tim Operasional BNPB untuk melakukan contact tracing yang lebih aggresif dalam mencari sampel untuk diperiksa.
“Oleh karena itu, salah satu yang kita harapkan kedepannya bukan hanya laboratorium, tetapi juga harus ada masukan/input spesimen yang cukup,” imbuhnya. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI.
Jaringan Jumlah Laboratorium Diperbanyak Untuk Mempercepat Penanganan Pandemi Covid-19
Infokom DPP PPNI - Melalui dukungan sarana dan prasarana yang dilakukan semua pihak untuk mempercepat penanganan atas penyebaran wabah COVID-19.
Pemerintah melalui Gugus Tugas Nasional Percepatan dan Penanganan COVID-19 terus memperluas jaringan laboratorium pemeriksa sampel COVID-19, yang kini jumlahnya sebanyak 139 laboratorium.
Perluasan jaringan ini, sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meningkatkan target pemeriksaan sampel dari 10.000 menjadi 20.000 test per hari. Lebih lanjut, presiden juga menekankan pemeriksaan sampel yang masif, harus ditindaklanjuti dengan tracing yang agresif serta isolasi yang ketat agar tidak menjadi sumber penularan ditengah masyarakat.
“Beliau (Presiden Joko Widodo) mengucapkan terima kasih karena sudah mencapai 10.000 perhari. Untuk itu dia harapkan untuk meningkatkan target itu sampai 20.000/hari,” ungkap Plt Kepala Balitbangkes Abdul Kadir di Graha BNPB, Jakarta, Selasa sore (16/6/2020).
Untuk mencapai target tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) telah menyusun sejumlah strategi diantaranya :
1. Penguatan kapasitas laboratorium dengan mengaktifkan 139 laboratorium pemeriksa RT-PCR di seluruh Indonesia.
2. Memperbanyak jam kerja. Sebelumnya jam kerja hanya 6 jam/hari kini menjadi 12 jam/hari.
3. Meningkatkan jumlah SDM laboratorium. Hal ini untuk meminimalisir para tenaga laboratorium kelelahan dan rentan terhadap infeksi COVID-19.
4. Para tenaga laboratorium diberikan capacity building diantaranya pelatihan relawan untuk entry data online, pelatihan relawan pendamping, pelatihan relawan untuk pemeriksaan RT-PCR dan pemantauan mutu eksternal RT-PCR.
“Sebenarnya kapasitas kita dengan 139 laboratorium yang aktif sekarang, ditambah laboratorium TCM, itu sebenarnya kita sudah bisa (mencapai target 20.000),” jelasnya.
Sementara itu, strategi penguatan laboratorium dan SDM tersebut ditindaklanjuti dengan menyusun target pemeriksaan diantaranya :
1. Semua pasien ODP dan PDP di Rumah Sakit
2. Semua anggota keluarga dan yang pernah kontak dengan pasien PDP
3. Semua nakes di RS yang intens kontak dengan pasien PDP
4. Semua yang berpindah tempat atau keluar dari zona merah
5. Semua penduduk yang masuk dalam PE atau kontak tracing
6. Semua tempat yang menjafi tempat berkumpul permanen : sekolah, pabrik, kantor, dan fasilitas publik lainnya
7. Kasus ISPA dari surveilans ILI dan SARI
Pihaknya berharap, kedepan akan ada kerjasama yang lebih intens antara laboratorium dengan Tim Operasional BNPB untuk melakukan contact tracing yang lebih aggresif dalam mencari sampel untuk diperiksa.
“Oleh karena itu, salah satu yang kita harapkan kedepannya bukan hanya laboratorium, tetapi juga harus ada masukan/input spesimen yang cukup,” imbuhnya. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI.