Infokom DPP PPNI - Semarak Perayaan HUT PPNI ke 44 yang dilaksanakan DPW PPNI Aceh bertajuk “Sapa Perawat”. Program ini mengemuka sebagai bentuk pengabdian PPNI kepada teman sejawat yang bertugas di daerah kepulauan terpencil dan tertinggal. Sapa perawat ini dibarengi dengan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), sehingga kehadiran PPNI tidak hanya bisa dirasakan oleh anggota, tapi juga masyarakat Aceh. Kegiatan PKM terselenggata atas kerjasama DPW PPNI Aceh, DPD PPNI Kota Banda Aceh dan DPD PPNI Kabupaten Aceh Besar dan EdwCare yang dilaksanakan di Pulau Aceh, Provinsi Aceh, pada Sabtu (10/3/2018) lalu.
Kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan anti narkoba, sosialisasi Germas, perawatan luka dan senam jantung sehat. Kegiatan yang dilakukan oleh 80 orang perawat dari Aceh Besar dan Kota Banda Aceh mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat. Kegiatan PKM ini juga memberi kontribusi ekonomi kepada masyarakat setempat. Salah satu warung kopi setempat mengatakan bahwa baru sekali dalam seumur hidupnya dia mendapat pelanggan sebanyak ini dan mendapat pemasukan hingga 800 ribu hanya dalam satu jam saja.
Dengan melibatkan pengurus DPD seperti ini menjadi ajang sosialisasi dan reuni para perawat sehingga dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap organisasi PPNI. Dalam diskusi diatas boat nelayan yang digunakan sebagai armada transportasi ke Pulau Aceh dihasilkan kesepakatan untuk melakukan kegiatan serupa pada HUT PPNI ke 45.
Ketua DPW PPNI Aceh Abdurrahman, S.Kp, M.Pd mengharapkan kepada perawat untuk terus menjaga kekompakan, bersatu berjuang demi memajukan profesi keperawatan. Keberadaan PPNI dengan potensi anggota mencapai lebih dari 17.000 orang merupakan modal dasar dalam percaturan perpolitikan Aceh. PPNI Aceh harus mampu memanfaatkan itu dalam upaya pengembangan profesi perawat ke depan.
Banyak peserta mengusulkan PKM dengan melibatkan semua pengurus di 23 DPD di Provinsi Aceh dilanjutkan. Untuk itu kegiatan lanjutan akan dilakukan di Kepulauan Simeulu di pantai selatan Aceh dengan jarak tempuh 9 jam dengan kapal laut.
Kegiatan ini ditutup dengan temu ramah dengan Bupati Aceh besar yang kebetulah juga sedang melakukan aktivitas Musrenbang di Pulau Aceh.
Pulau Aceh yang terletak di sebelah utara Ibu Kota Provinsi Aceh dengan jarak tempuh 1,5 jam dengan boat nelayan dari Kota Banda Aceh merupakan pulau terluar yang belum mendapat banyak perhatian pemerintah. Di masa lalu (10 tahun yang lalu), pulau ini sering distigma sebagai ladang ganjanya Aceh. Kehadiran Badan Penguasaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) telah merubah stigma ini secara perlahan dengan mengubah Pulau Aceh menjadi salah satu kawasan wisata yang potensial. Mencusuar hasil karya Willems Toren setinggi 80 meter yang dibangun pada tahun 1875 masih berdiri megah dan menjadi ikon parawisata Pulau Aceh. (Ibrahim Romending)
Sumber : Infokom DPW PPNI Aceh
HUT Ke 44 PPNI Aceh Gelar PKM & Bernostalgia Diatas Kapal
Infokom DPP PPNI - Semarak Perayaan HUT PPNI ke 44 yang dilaksanakan DPW PPNI Aceh bertajuk “Sapa Perawat”. Program ini mengemuka sebagai bentuk pengabdian PPNI kepada teman sejawat yang bertugas di daerah kepulauan terpencil dan tertinggal. Sapa perawat ini dibarengi dengan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), sehingga kehadiran PPNI tidak hanya bisa dirasakan oleh anggota, tapi juga masyarakat Aceh. Kegiatan PKM terselenggata atas kerjasama DPW PPNI Aceh, DPD PPNI Kota Banda Aceh dan DPD PPNI Kabupaten Aceh Besar dan EdwCare yang dilaksanakan di Pulau Aceh, Provinsi Aceh, pada Sabtu (10/3/2018) lalu.
Kegiatan yang dilakukan meliputi penyuluhan anti narkoba, sosialisasi Germas, perawatan luka dan senam jantung sehat. Kegiatan yang dilakukan oleh 80 orang perawat dari Aceh Besar dan Kota Banda Aceh mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat. Kegiatan PKM ini juga memberi kontribusi ekonomi kepada masyarakat setempat. Salah satu warung kopi setempat mengatakan bahwa baru sekali dalam seumur hidupnya dia mendapat pelanggan sebanyak ini dan mendapat pemasukan hingga 800 ribu hanya dalam satu jam saja.
Dengan melibatkan pengurus DPD seperti ini menjadi ajang sosialisasi dan reuni para perawat sehingga dapat meningkatkan rasa memiliki terhadap organisasi PPNI. Dalam diskusi diatas boat nelayan yang digunakan sebagai armada transportasi ke Pulau Aceh dihasilkan kesepakatan untuk melakukan kegiatan serupa pada HUT PPNI ke 45.
Ketua DPW PPNI Aceh Abdurrahman, S.Kp, M.Pd mengharapkan kepada perawat untuk terus menjaga kekompakan, bersatu berjuang demi memajukan profesi keperawatan. Keberadaan PPNI dengan potensi anggota mencapai lebih dari 17.000 orang merupakan modal dasar dalam percaturan perpolitikan Aceh. PPNI Aceh harus mampu memanfaatkan itu dalam upaya pengembangan profesi perawat ke depan.
Banyak peserta mengusulkan PKM dengan melibatkan semua pengurus di 23 DPD di Provinsi Aceh dilanjutkan. Untuk itu kegiatan lanjutan akan dilakukan di Kepulauan Simeulu di pantai selatan Aceh dengan jarak tempuh 9 jam dengan kapal laut.
Kegiatan ini ditutup dengan temu ramah dengan Bupati Aceh besar yang kebetulah juga sedang melakukan aktivitas Musrenbang di Pulau Aceh.
Pulau Aceh yang terletak di sebelah utara Ibu Kota Provinsi Aceh dengan jarak tempuh 1,5 jam dengan boat nelayan dari Kota Banda Aceh merupakan pulau terluar yang belum mendapat banyak perhatian pemerintah. Di masa lalu (10 tahun yang lalu), pulau ini sering distigma sebagai ladang ganjanya Aceh. Kehadiran Badan Penguasaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) telah merubah stigma ini secara perlahan dengan mengubah Pulau Aceh menjadi salah satu kawasan wisata yang potensial. Mencusuar hasil karya Willems Toren setinggi 80 meter yang dibangun pada tahun 1875 masih berdiri megah dan menjadi ikon parawisata Pulau Aceh. (Ibrahim Romending)
Sumber : Infokom DPW PPNI Aceh