Infokom DPP PPNI - Setelah terjadi gempa Agustus 2018 telah ditemukan kasus malaria pada dua orang warga Dusun Batu Kemaliq, Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, dan saat ini pasien sudah sembuh.
Berbagai cara untuk mencegah terjadinya kembali kasus malaria, maka digunakannya kelambu, terutama kelambu berinsektisida yang sangat dianjurkan terutama di wilayah endemis malaria.
Untuk kejadian pasca gempa di Lombok, NTB, sangat memungkinkan terjadi penularan malaria oleh vektor. Adapaun penyebabnya, selain karena endemis, juga bisa terjadi karena kasus bawaan, atau kondisi lingkungan yang rusak akibat gempa.
Penggunaan kelambu berinsektisida akan efektif mencegah penularan malaria apabila cakupan penggunaan kelambu di atas 80% terutama di wilayah gempa, dan digunakan secara benar.
Ketersediaan kelambu itu telah diupayakan dan didistribusikan oleh pemerintah pada korban gempa. Kelambu yang dibagikan telah memenuhi persyaratan teknis seperti ukuran kelambu, dan jenis bahan kelambu.
Adapun ukuran kelambu untuk keluarga (suami, istri, dan 1 anak umur kurang dari 2 ahun) harus memiliki panjang 180-200 cm, lebar 160-180 cm, dan tinggi 150-180 cm. Sementara kelambu untuk individu harus memiliki panjang 180-200 cm, lebar 70-80 cm, dan tinggi 150-180 cm. Kemudian jenis bahan kelambu yang ada adalah katun, nilon, polyester, dan polyethylene.
Tentunya pemakaian kelambu harus diperhatikan, kelambu berinsektisida yang baru saja dikeluarkan dari bungkus plastiknya, sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu di tempat teduh sampai baunya hilang (sehari semalam) sebelum dipasang.
Selama kondisi lingkungan akibat gempa belum dibenahi, warga diimbau terus gunakan kelambu saat tidur.
Selain menggunakannya, warga pun perlu merawat kelambu dengan baik. Kelambu diperiksa secara teratur untuk mengetahui ada tidaknya lubang atau bagian yang robek untuk segera dijahit.
Pentingnya kelambu dicuci dengan cara dicelup-celupkan dengan air berlarutan deterjen, tidak boleh direndam. Setelah itu, kelambu dikeringkan dengan dijemur tanpa terkena sinar matahari.
Pada saat ini, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan NTB telah mendistribusikan kelambu kepada warga terdampak gempa di Lombok sebanyak 2.600 kelambu dengan rincian 2.400 dari Kemenkes, dan 200 dari Dinkes NTB. Selanjutnya, sedang diupayakan untuk menambah jumlah kelambu.
Melalui pendistribusian kelambu ke wilayah gempa, diharapkan tidak ada lagi kasus malaria menyerang warga terdampak gempa bumi di Lombok. (IR)
Sumber : Foto dan Berita dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI
Kelambu Pelindung Warga Korban Gempa Dari Malaria
Infokom DPP PPNI - Setelah terjadi gempa Agustus 2018 telah ditemukan kasus malaria pada dua orang warga Dusun Batu Kemaliq, Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, dan saat ini pasien sudah sembuh.
Berbagai cara untuk mencegah terjadinya kembali kasus malaria, maka digunakannya kelambu, terutama kelambu berinsektisida yang sangat dianjurkan terutama di wilayah endemis malaria.
Untuk kejadian pasca gempa di Lombok, NTB, sangat memungkinkan terjadi penularan malaria oleh vektor. Adapaun penyebabnya, selain karena endemis, juga bisa terjadi karena kasus bawaan, atau kondisi lingkungan yang rusak akibat gempa.
Penggunaan kelambu berinsektisida akan efektif mencegah penularan malaria apabila cakupan penggunaan kelambu di atas 80% terutama di wilayah gempa, dan digunakan secara benar.
Ketersediaan kelambu itu telah diupayakan dan didistribusikan oleh pemerintah pada korban gempa. Kelambu yang dibagikan telah memenuhi persyaratan teknis seperti ukuran kelambu, dan jenis bahan kelambu.
Adapun ukuran kelambu untuk keluarga (suami, istri, dan 1 anak umur kurang dari 2 ahun) harus memiliki panjang 180-200 cm, lebar 160-180 cm, dan tinggi 150-180 cm. Sementara kelambu untuk individu harus memiliki panjang 180-200 cm, lebar 70-80 cm, dan tinggi 150-180 cm. Kemudian jenis bahan kelambu yang ada adalah katun, nilon, polyester, dan polyethylene.
Tentunya pemakaian kelambu harus diperhatikan, kelambu berinsektisida yang baru saja dikeluarkan dari bungkus plastiknya, sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu di tempat teduh sampai baunya hilang (sehari semalam) sebelum dipasang.
Selama kondisi lingkungan akibat gempa belum dibenahi, warga diimbau terus gunakan kelambu saat tidur.
Selain menggunakannya, warga pun perlu merawat kelambu dengan baik. Kelambu diperiksa secara teratur untuk mengetahui ada tidaknya lubang atau bagian yang robek untuk segera dijahit.
Pentingnya kelambu dicuci dengan cara dicelup-celupkan dengan air berlarutan deterjen, tidak boleh direndam. Setelah itu, kelambu dikeringkan dengan dijemur tanpa terkena sinar matahari.
Pada saat ini, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan NTB telah mendistribusikan kelambu kepada warga terdampak gempa di Lombok sebanyak 2.600 kelambu dengan rincian 2.400 dari Kemenkes, dan 200 dari Dinkes NTB. Selanjutnya, sedang diupayakan untuk menambah jumlah kelambu.
Melalui pendistribusian kelambu ke wilayah gempa, diharapkan tidak ada lagi kasus malaria menyerang warga terdampak gempa bumi di Lombok. (IR)
Sumber : Foto dan Berita dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI