Infokom DPP PPNI - Peranan pemerintah daerah dalam mengupayakan kebiasaan hidup sehat perlu terus didukung. Dengan menerapkan hidup sehat akan menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik dan mengurangi resiko tertularnya penyakit.
Sebenarnya sanitasi merupakan kendaraan besar kesehatan lingkungan. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan mengapresiasi pihak-pihak yang senantiasa memberi perhatian besar terhadap kebutuhan dasar masyarakat tersebut. Diharapkan usaha yang dilakukan akan berkontinyu untuk kepentingan masyarakat.
“Kita perlu terus mencari inovasi dan belajar dari para natural leader atau champion ini,” ucap Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr.Imran Agus Nurali Sp.KO, disaat membuka kegiatan Horizontal Learning Sustainable Sanitation & Hygiene For Eastern Indonesia (SEHATI) di salah satu hotel di Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Senin (23/7/2018).
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan Peraturan Kementerian Kesehatan No. 23/2014 mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar pendekatan. Tentunya pendekatan ini digunakan dengan maksud agar masyarakat tidak saja mendapatkan fasilitas sanitasi yang layak, tetapi juga mau dan mampu mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
“Meski pendekatan telah mencakup 5 pilar, hingga kini sistem monitoring yang digunakan (STBM Smart) masih mengakomodir pelaksanaan pilar 1 dan 2 saja. Di sini hari ini hadir dari 7 Kabupaten yang telah berhasil mengimplementasikan lima pilar sanitasi, ini tentu bisa kita adopsi di seluruh Provinsi,” jelas Imran.
Kemenkes juga memberikan apresiasi bagi seluruh pihak yang memperhatikan permasalahan sanitasi dan berkontribusi aktif dalam implementasi lima pilar sanitasi. Tidak hanya bagi SIMAVI selaku penyelenggara, namun juga para pemegang kebijakan, baik para Kepala Bappeda maupun pimpinan SKPD di Kabupaten yang turut hadir pada kesempatan tersebut untuk menyampaikan pembelajaran yang telah didapatkan dari intervensi yang telah dilaksanakan.
“Terima kasih untuk apa yang sudah disampaikan dan dilakukan oleh teman-teman di Kabupaten, antara air minum yang aman dengan sanitasi yang aman pasti menjadi sebuah kesatuan, tidak bisa terpisahkan. Terlepas saat ini yang running duluan adalah pilar pertama, tetap saja tidak bisa aman, kalau lantas pilar lainnya kita tinggalkan. Itu konsep dasarnya.” tandas Imran.
Mengenai 5 pilar tersebut adalah: 1) STOP Buang Air Besar Sembarangan 2) Cuci Tangan Pakai Sabun 3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga 4) Pengamanan Sampah Rumah Tangga sedangkan yang ke 5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
Program SEHATI digawangi oleh SIMAVI sejak tahun 2016 bersama lima mitranya, yaitu: Plan International Indonesia, Yayasan Dian Desa, Yayasan Rumsram, Yayasan Masyarakat Peduli NTB, dan CD Bethesda Yakkum.
Program SEHATI dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan akses sanitasi di 7 kabupaten di 3 Provinsi (NTT, NTB, dan Papua) melalui pengembangan kapasitas pemeritah daerah dan wirausaha sanitasi berbasis pendekatan 5 Pilar STBM.
Lokasi intervensi SEHATI meliputi : Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Timur, Kab. Dompu, Kab. Sumba Tengah, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Manggarai Barat, dan Kab. Biak Numfor. (Ib)
Sumber : Foto & Berita ini Dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI
Kemenkes RI Apresiasi Program SEHATI, Berhasil Tangani Sanitasi Di 7 Kabupaten
Infokom DPP PPNI - Peranan pemerintah daerah dalam mengupayakan kebiasaan hidup sehat perlu terus didukung. Dengan menerapkan hidup sehat akan menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik dan mengurangi resiko tertularnya penyakit.
Sebenarnya sanitasi merupakan kendaraan besar kesehatan lingkungan. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan mengapresiasi pihak-pihak yang senantiasa memberi perhatian besar terhadap kebutuhan dasar masyarakat tersebut. Diharapkan usaha yang dilakukan akan berkontinyu untuk kepentingan masyarakat.
“Kita perlu terus mencari inovasi dan belajar dari para natural leader atau champion ini,” ucap Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr.Imran Agus Nurali Sp.KO, disaat membuka kegiatan Horizontal Learning Sustainable Sanitation & Hygiene For Eastern Indonesia (SEHATI) di salah satu hotel di Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Senin (23/7/2018).
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan Peraturan Kementerian Kesehatan No. 23/2014 mengenai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar pendekatan. Tentunya pendekatan ini digunakan dengan maksud agar masyarakat tidak saja mendapatkan fasilitas sanitasi yang layak, tetapi juga mau dan mampu mengubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
“Meski pendekatan telah mencakup 5 pilar, hingga kini sistem monitoring yang digunakan (STBM Smart) masih mengakomodir pelaksanaan pilar 1 dan 2 saja. Di sini hari ini hadir dari 7 Kabupaten yang telah berhasil mengimplementasikan lima pilar sanitasi, ini tentu bisa kita adopsi di seluruh Provinsi,” jelas Imran.
Kemenkes juga memberikan apresiasi bagi seluruh pihak yang memperhatikan permasalahan sanitasi dan berkontribusi aktif dalam implementasi lima pilar sanitasi. Tidak hanya bagi SIMAVI selaku penyelenggara, namun juga para pemegang kebijakan, baik para Kepala Bappeda maupun pimpinan SKPD di Kabupaten yang turut hadir pada kesempatan tersebut untuk menyampaikan pembelajaran yang telah didapatkan dari intervensi yang telah dilaksanakan.
“Terima kasih untuk apa yang sudah disampaikan dan dilakukan oleh teman-teman di Kabupaten, antara air minum yang aman dengan sanitasi yang aman pasti menjadi sebuah kesatuan, tidak bisa terpisahkan. Terlepas saat ini yang running duluan adalah pilar pertama, tetap saja tidak bisa aman, kalau lantas pilar lainnya kita tinggalkan. Itu konsep dasarnya.” tandas Imran.
Mengenai 5 pilar tersebut adalah: 1) STOP Buang Air Besar Sembarangan 2) Cuci Tangan Pakai Sabun 3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga 4) Pengamanan Sampah Rumah Tangga sedangkan yang ke 5) Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
Program SEHATI digawangi oleh SIMAVI sejak tahun 2016 bersama lima mitranya, yaitu: Plan International Indonesia, Yayasan Dian Desa, Yayasan Rumsram, Yayasan Masyarakat Peduli NTB, dan CD Bethesda Yakkum.
Program SEHATI dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan akses sanitasi di 7 kabupaten di 3 Provinsi (NTT, NTB, dan Papua) melalui pengembangan kapasitas pemeritah daerah dan wirausaha sanitasi berbasis pendekatan 5 Pilar STBM.
Lokasi intervensi SEHATI meliputi : Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Timur, Kab. Dompu, Kab. Sumba Tengah, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Manggarai Barat, dan Kab. Biak Numfor. (Ib)
Sumber : Foto & Berita ini Dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI