Ini Penyebab Sementara Tenggelamnya KM Sinar Baru Dan Kesulitan Menemukannya <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p style="text-align: justify;">Infokom DPP PPNI - Usaha pencarian korban KM Sinar Baru di Danau Toba terus dilakukan hingga saat ini oleh pihak terkait termasuk melibatkan masyarakat dan tenaga kesehatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan salah satu alasan sulitnya menemukan korban dan bangkai kapal, adalah karena adanya arus bawah dan rimbunnya vegetasi di sejumlah titik Danau Toba.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">"Menurut pengetahuan masyarakat airnya juga mengalir di bawah danau, sehari setelah tenggelamnya kapal, ombak sangat besar, jadi memungkinkan sekali (korban) terbawa arus ke sana kemari," kata Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Lubis, seperti dilansir <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>BBC News Indonesia, Rafki Hidayat, pada Rabu (20/06).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Selain itu, Riadil menambahkan, lekukan-lekukan dan sejumlah tanaman di dalam danau dikhawatirkan membuat korban tersangkut atau tersembunyi sehingga sulit terapung. </span>Dari hasil pencarian sepanjang Rabu, Tim SAR telah menemukan empat jenazah. "Penemuan pada pukul 08:00, 10:40 dan 15:00. Sehingga total ada lima jenazah. Sementara korban selamat berjumlah 18 orang," tutur Riadi.<span style="color: #ececec; border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">erdasarkan informasi dari keluarga yang kehila</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Telah dikabarkan sebelumnya bahwa KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/06) sekitar pukul 17:15 WIB, saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Pulau Samosir, menuju ke Tigaras, Kabupaten Simalungun.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Para korban yang menaiki kapal, terkabar sejumlah orang sedang berwisata menikmati libur Lebaran. </span>Mengenai nasib korban, tentang kekhawatiran korban dan kapal terbawa arus bawah, tim SAR pun mulai Rabu pagi telah memperluas pencarian menjadi tiga zona.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">"Zona satu itu di TKP lokasi tenggelamnya kapal. Di sana tim menyelam hingga kedalaman 25 meter. Zona dua itu terletak 100 meter di sebelah kanan TKP. Sementara zona tiga berlokasi 100 meter di sebelah kiri TKP," ungkap Riadil.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Riadil juga mengungkapkan bahwa pencarian korban dan kapal akan menantang, karena Danau Toba memiliki kedalaman 900 meter, terkait itu apakah penyelam sampai kedalaman 25 meter akan efektif mencari korban.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">"Kedalaman 900 meter itu kan yang paling dalam. Di sana-sini tidak sampai segitu. Nah, sekarang cuaca agak cerah, bagus, gelombang danau agak baik, tenang, semoga pencarian bisa ada hasil," jawab Riadil.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Hingga Rabu sore dan setelah zona pencarian diperluas, tanda-tanda keberadaan kapal dan korban tetap belum diketahui. </span>Sementara itu ditempat terpisah, Kementerian Perhubungan mengonfirmasi bahwa KM Sinar Bangun kelebihan muatan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">"Kapal (ini) berukuran 35 GT (<em><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">gross tonage</span></em>) berkapasitas 43 orang. Kapal kecil," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Rabu (20/06).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Budi pun mengilustrasikan bahwa untuk kapal dengan ukuran tersebut, sebanyak 80 penumpang masih bisa diangkut, "tetapi kalau 200 (penumpang) mungkin tidak cukup". </span>Dijelaskannya, ketika berlayar dari Pulau Samosir ke Simalungun, KM Sinar Bangun, dihadang cuaca buruk, hujan deras dan angin kencang. Tidak hanya itu, gelombang danau disebut Budi mencapai dua meter.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Kondisi tersebut diperburuk dengan kurangnya jaket pelampung yang "jumlahnya hanya 45 buah. Bayangkan penumpang sebanyak itu (lebih 180 orang), banyak yang tidak pakai <em><span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-border-alt: none windowtext 0cm; padding: 0cm;">life jacket</span></em>," terang Menhub.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Budi menjelaskan pencarian korban akan dilakukan sampai tujuh hari ke depan dan apabila diperlukan akan ditambah tiga hari.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumber : BBC News Indonesia </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p> </p> </p>

Ini Penyebab Sementara Tenggelamnya KM Sinar Baru Dan Kesulitan Menemukannya

Infokom DPP PPNI - Usaha pencarian korban KM Sinar Baru di Danau Toba terus dilakukan hingga saat ini oleh pihak terkait termasuk melibatkan masyarakat dan tenaga kesehatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan salah satu alasan sulitnya menemukan korban dan bangkai kapal, adalah karena adanya arus bawah dan rimbunnya vegetasi di sejumlah titik Danau Toba.

"Menurut pengetahuan masyarakat airnya juga mengalir di bawah danau, sehari setelah tenggelamnya kapal, ombak sangat besar, jadi memungkinkan sekali (korban) terbawa arus ke sana kemari," kata Kepala BPBD Sumatera Utara, Riadil Lubis, seperti dilansir  BBC News Indonesia, Rafki Hidayat, pada Rabu (20/06).

Selain itu, Riadil menambahkan, lekukan-lekukan dan sejumlah tanaman di dalam danau dikhawatirkan membuat korban tersangkut atau tersembunyi sehingga sulit terapung. Dari hasil pencarian sepanjang Rabu, Tim SAR telah menemukan empat jenazah. "Penemuan pada pukul 08:00, 10:40 dan 15:00. Sehingga total ada lima jenazah. Sementara korban selamat berjumlah 18 orang," tutur Riadi.erdasarkan informasi dari keluarga yang kehila

Telah dikabarkan sebelumnya bahwa KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin (18/06) sekitar pukul 17:15 WIB, saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Pulau Samosir, menuju ke Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Para korban yang menaiki kapal, terkabar sejumlah orang sedang berwisata menikmati libur Lebaran. Mengenai nasib korban, tentang kekhawatiran korban dan kapal terbawa arus bawah, tim SAR pun mulai Rabu pagi telah memperluas pencarian menjadi tiga zona.

"Zona satu itu di TKP lokasi tenggelamnya kapal. Di sana tim menyelam hingga kedalaman 25 meter. Zona dua itu terletak 100 meter di sebelah kanan TKP. Sementara zona tiga berlokasi 100 meter di sebelah kiri TKP," ungkap Riadil.

Riadil juga mengungkapkan bahwa pencarian korban dan kapal akan menantang, karena Danau Toba memiliki kedalaman 900 meter, terkait itu apakah penyelam sampai kedalaman 25 meter akan efektif mencari korban.

"Kedalaman 900 meter itu kan yang paling dalam. Di sana-sini tidak sampai segitu. Nah, sekarang cuaca agak cerah, bagus, gelombang danau agak baik, tenang, semoga pencarian bisa ada hasil," jawab Riadil.

Hingga Rabu sore dan setelah zona pencarian diperluas, tanda-tanda keberadaan kapal dan korban tetap belum diketahui. Sementara itu ditempat terpisah, Kementerian Perhubungan mengonfirmasi bahwa KM Sinar Bangun kelebihan muatan.

"Kapal (ini) berukuran 35 GT (gross tonage) berkapasitas 43 orang. Kapal kecil," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam konferensi pers di kantornya di Jakarta, Rabu (20/06).

Budi pun mengilustrasikan bahwa untuk kapal dengan ukuran tersebut, sebanyak 80 penumpang masih bisa diangkut, "tetapi kalau 200 (penumpang) mungkin tidak cukup". Dijelaskannya, ketika berlayar dari Pulau Samosir ke Simalungun, KM Sinar Bangun, dihadang cuaca buruk, hujan deras dan angin kencang. Tidak hanya itu, gelombang danau disebut Budi mencapai dua meter.

Kondisi tersebut diperburuk dengan kurangnya jaket pelampung yang "jumlahnya hanya 45 buah. Bayangkan penumpang sebanyak itu (lebih 180 orang), banyak yang tidak pakai life jacket," terang Menhub.

Budi menjelaskan pencarian korban akan dilakukan sampai tujuh hari ke depan dan apabila diperlukan akan ditambah tiga hari.

 

Sumber : BBC News Indonesia