Nakes Berkontribusi Meningkatkan Cakupan Suntikan Imunisasi Ganda <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p style="text-align: justify;"><strong>Infokom DPP PPNI</strong> - Melalui berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi anak di seluruh tanah air.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Sehubungan hal itu, Kementerian Kesehatan mengejar ketertinggalan imunisasi anak dengan menginisiasi program imunisasi kejar dengan suntikan ganda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Program yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap pada anak yang menurun drastis selama pandemi Covid-19, menaruh harapan kepada kesiapan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan pelayanan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Tenaga kesehatan harus mampu memberikan edukasi maupun sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya suntikan Imunisasi ganda. Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah masih ada tenaga kesehatan yang takut lantaran khawatir terhadap efek samping yang lebih berat.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Rochady Hendra Setya Wibawa disela-sela kunjungan kerja Delegasi Kemenkes Ghana ke Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/5/2023).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">“Biasanya kalau ada suntikan ganda mereka mundur dua minggu, jadi tidak berani diberikan bersamaan karena takut efek samping. Padahal efek samping itu sebenarnya tidak ada, cuman mereka berasumsi sendiri atau self diagnosis,” terangnya, pada Selasa (16/5) di Bandung.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Rochady menyebut yang terpenting dalam suntikan ganda adalah jenis vaksin yang diberikan lebih dari satu antigen. Misalnya PCV dengan Polio, yang tidak boleh jika jenis vaksin yang diberikan sama.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">“Dari penelitian di beberapa negara, bahkan 3 kali suntikan dalam satu waktu sudah biasa, dan laporan efek sampingnya tidak ada, asal (vaksinnya) berbeda,” ungkapnya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Di tengah tantangan ini, pihaknya akan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kepercayaan diri tenaga kesehatan. Pemberian imunisasi suntikan ganda aman, tidak menimbulkan efek samping berat dan telah digunakan di berbagai negara.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Terpisah, Direktur Pengelolaan Imunisasi, dr. Prima Yosephine menyebut bahwa memang masih banyak tenaga kesehatan yang ragu atau takut melakukan suntikan imunisasi ganda.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">“Ini yang membuat kami terus-terusan melakukan webinar, ada juga secara langsung turun ke lapangan, paling banyak webinar dengan mengundang seluruh Nakes yang terlibat dalam pelayanan imunisasi, nanti diisi ahli supaya mereka lebih paham dan tidak takut,” kata dr. Prima, Rabu (17/5/2023).</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pihaknya juga menyadari bahwa proses peyakinan tenaga kesehatan tidaklah mudah, diperlukan waktu serta upaya-upaya komprehensif untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keberanian nakes dalam melakukan imunisasi ganda. Solusi ini perlu diperkuat dengan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">“Memang tidak mudah, perlu berkali-kali untuk meyakinkan mereka, memutar video, itu salah satu kegiatan kita sambil mendorong dinas untuk ikut meyakinkan mereka,” pungkasnya. (IR)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US">Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes RI.</span></p> <p> </p> </p>

Nakes Berkontribusi Meningkatkan Cakupan Suntikan Imunisasi Ganda

Infokom DPP PPNI - Melalui berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi anak di seluruh tanah air.

Sehubungan hal itu, Kementerian Kesehatan mengejar ketertinggalan imunisasi anak dengan menginisiasi program imunisasi kejar dengan suntikan ganda.

Program yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin lengkap pada anak yang menurun drastis selama pandemi Covid-19, menaruh harapan kepada kesiapan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan pelayanan.

Tenaga kesehatan harus mampu memberikan edukasi maupun sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya suntikan Imunisasi ganda. Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah masih ada tenaga kesehatan yang takut lantaran khawatir terhadap efek samping yang lebih berat.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Rochady Hendra Setya Wibawa disela-sela kunjungan kerja Delegasi Kemenkes Ghana ke Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/5/2023).

“Biasanya kalau ada suntikan ganda mereka mundur dua minggu, jadi tidak berani diberikan bersamaan karena takut efek samping. Padahal efek samping itu sebenarnya tidak ada, cuman mereka berasumsi sendiri atau self diagnosis,” terangnya, pada Selasa (16/5) di Bandung.

Rochady menyebut yang terpenting dalam suntikan ganda adalah jenis vaksin yang diberikan lebih dari satu antigen. Misalnya PCV dengan Polio, yang tidak boleh jika jenis vaksin yang diberikan sama.

“Dari penelitian di beberapa negara, bahkan 3 kali suntikan dalam satu waktu sudah biasa, dan laporan efek sampingnya tidak ada, asal (vaksinnya) berbeda,” ungkapnya.

Di tengah tantangan ini, pihaknya akan melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kepercayaan diri tenaga kesehatan. Pemberian imunisasi suntikan ganda aman, tidak menimbulkan efek samping berat dan telah digunakan di berbagai negara.

Terpisah, Direktur Pengelolaan Imunisasi, dr. Prima Yosephine menyebut bahwa memang masih banyak tenaga kesehatan yang ragu atau takut melakukan suntikan imunisasi ganda.

“Ini yang membuat kami terus-terusan melakukan webinar, ada juga secara langsung turun ke lapangan, paling banyak webinar dengan mengundang seluruh Nakes yang terlibat dalam pelayanan imunisasi, nanti diisi ahli supaya mereka lebih paham dan tidak takut,” kata dr. Prima, Rabu (17/5/2023).

Pihaknya juga menyadari bahwa proses peyakinan tenaga kesehatan tidaklah mudah, diperlukan waktu serta upaya-upaya komprehensif untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keberanian nakes dalam melakukan imunisasi ganda. Solusi ini perlu diperkuat dengan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.

“Memang tidak mudah, perlu berkali-kali untuk meyakinkan mereka, memutar video, itu salah satu kegiatan kita sambil mendorong dinas untuk ikut meyakinkan mereka,” pungkasnya. (IR)

 

Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes RI.