Jokowi Restui THR Bagi PNS, Namun Nasib Perawat Honor Ikut Terabaikan <p> <a href="" class="thickbox" title="" ><img src="" alt="" /> </a> <p style="text-align: justify;">Infokom DPP PPNI - Nasib tenaga honorer semakin disudutkan dengan pengumuman pemerintah Jokowi yang memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) dan gaji ke 13 untuk pegawai negeri sipil (PNS), prajurit TNI, polisi, dan pensiunan PNS dianggarkan sebesar Rp.17,88 triliun. Dana tersebut akan dicairkan mulai akhir bulan Mei ini.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Kebijakan pemerintah tersebut menjadi berita baik bagi Apatur Sipil Negara (ASN), dikarenakan sangat membantu dalam pengeluaran yang signifikan disaat menjelang lebaran maupun tahun ajaran baru. Namun kabar baik ini, tak dirasakan oleh pekerja yang berstatus honorer atau lainnya, yang belum diangkat menjadi ASN, terutama yang bekerja di pelayanan pemerintah. Itu pula dirasakan juga bagi tenaga kesehatan, hingga kini tercatatat lebih dari 80 ribu perawat honorer yang belum layak kesejahteraan sebagai abdi negara, sehingga perlu mendapatkan perhatian semua pihak terkait. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Nasib tenaga honorer menjadi perhatian pula oleh anggota DPR, Fadli Zon, disaat pemerintah memperhatikan tenaga PNS tetapi non PNS terabaikan, Ia berpendapat sebaiknya tunjangan tersebut diberikan kepada tenaga honorer yang dinilainya sudah banyak mengabdi. Tidak hanya terkait masalah tunjangan, Wakil Ketua MPR itu juga berharap ada kejelasan status bagi para tenaga honorer. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">“Saya kira memang ada benarnya mengingat tenaga honorer kan cukup banyak ya, ada ratusan ribu. Mereka sudah banyak yang mengabdi, harusnya bisa untuk paling tidak secara bertahap menyelesaikan persoalan honorer ini menjadi pegawai negeri. Ada kejelasan status atau malah mereka yang diberikan THR, kira-kira begitulah,” ungkap Fadli Zon di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Rabu (23/5/2018). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Tentunya keperihatinan wakil rakyat itu, sejalan dengan harapan Ketua Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI), Andi Irawan yang memberikan pernyataan berkaitan selesainya acara orasi ilmiah yang disampaikan Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri, dimana intinya beliau akan menyampaikan nasib perawat honorer kepada Presiden Jokowi, pada acara peringatan International Nurses Day (IND) 2018 atau hari perawat sedunia yang dilaksanakan di Marina Convention Center, Jawa Tengah, Sabtu (12/5/2018) lalu. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Andi berharap dalam momen IND diharapkan ada kemajuan di dalam profesi perawat dimana tuntutan pelayanan yang tinggi juga harus diimbangi dengan kebijakan untuk perawat, dimana didalam perawat masih ada yang kurang sesuai terutama perawat honor di instansi pemerintah dengan status kontrak atau sukarela dan upah masih ada dibawah UMR.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Ia menginginkan adanya orasi ilmiah yang dihadiri oleh tokoh nasional Ibu Megawati diharapkan juga dapat mendorong atau dukungan supaya eksekutif maupun legislatif untuk menyelesaikan persoalan perawat honor Indonesia yang puluhan tahun bekerja tanpa kepastian hukum dan masa depan sebagai seorang pekerja profesional.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Sumber : Ketua GNPHI & Berbagai Media Online</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="mso-fareast-language: IN;">Gambar Bp. Jokowi dari Okezone.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> </p> <p> </p> </p>

Jokowi Restui THR Bagi PNS, Namun Nasib Perawat Honor Ikut Terabaikan

Infokom DPP PPNI - Nasib tenaga honorer semakin disudutkan dengan pengumuman pemerintah Jokowi yang memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) dan gaji ke 13 untuk pegawai negeri sipil (PNS), prajurit TNI, polisi, dan pensiunan PNS dianggarkan sebesar Rp.17,88 triliun. Dana tersebut akan dicairkan mulai akhir bulan Mei ini.

Kebijakan pemerintah tersebut menjadi berita baik bagi Apatur Sipil Negara (ASN), dikarenakan sangat membantu dalam pengeluaran yang signifikan disaat menjelang lebaran maupun tahun ajaran baru. Namun kabar baik ini, tak dirasakan oleh pekerja yang berstatus honorer atau lainnya, yang belum diangkat menjadi ASN, terutama yang bekerja di pelayanan pemerintah. Itu pula dirasakan juga bagi tenaga kesehatan, hingga kini tercatatat lebih dari 80 ribu perawat honorer yang belum layak kesejahteraan sebagai abdi negara, sehingga perlu mendapatkan perhatian semua pihak terkait.

Nasib tenaga honorer menjadi perhatian pula oleh anggota DPR, Fadli Zon, disaat pemerintah memperhatikan tenaga PNS tetapi non PNS terabaikan, Ia berpendapat sebaiknya tunjangan tersebut diberikan kepada tenaga honorer yang dinilainya sudah banyak mengabdi. Tidak hanya terkait masalah tunjangan, Wakil Ketua MPR itu juga berharap ada kejelasan status bagi para tenaga honorer.

“Saya kira memang ada benarnya mengingat tenaga honorer kan cukup banyak ya, ada ratusan ribu. Mereka sudah banyak yang mengabdi, harusnya bisa untuk paling tidak secara bertahap menyelesaikan persoalan honorer ini menjadi pegawai negeri. Ada kejelasan status atau malah mereka yang diberikan THR, kira-kira begitulah,” ungkap Fadli Zon di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Rabu (23/5/2018).

Tentunya keperihatinan wakil rakyat itu, sejalan dengan harapan Ketua Gerakan Nasional Perawat Honor Indonesia (GNPHI), Andi Irawan yang memberikan pernyataan berkaitan selesainya acara orasi ilmiah yang disampaikan Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri, dimana intinya beliau akan menyampaikan nasib perawat honorer kepada Presiden Jokowi, pada acara peringatan International Nurses Day (IND) 2018 atau hari perawat sedunia yang dilaksanakan di Marina Convention Center, Jawa Tengah, Sabtu (12/5/2018) lalu.  

Andi berharap dalam momen IND diharapkan ada kemajuan di dalam profesi perawat dimana tuntutan pelayanan yang tinggi juga harus diimbangi dengan kebijakan untuk perawat, dimana didalam perawat masih ada yang kurang sesuai terutama perawat honor di instansi pemerintah dengan status kontrak atau sukarela dan upah masih ada dibawah UMR.

Ia menginginkan adanya orasi ilmiah yang dihadiri oleh tokoh nasional Ibu Megawati diharapkan juga dapat mendorong atau dukungan supaya eksekutif maupun legislatif untuk menyelesaikan persoalan perawat honor Indonesia yang puluhan tahun bekerja tanpa kepastian hukum dan masa depan sebagai seorang pekerja profesional.

 

Sumber : Ketua GNPHI & Berbagai Media Online

Gambar Bp. Jokowi dari Okezone.