Infokom DPP PPNI - Terkadang profesi kesehatan perawat dipandang masyarakat masih dipandang sebelah mata. Tugas mulia yang yang diemban tenaga perawat selama ini menjadi hal rutinitas biasa di pelayanan kesehatan. Tetapi jasa para tenaga perawat masih ada pula masyarakat yang lebih menghargainya dengan memperlakukan perawat sebaik-baiknya.
Dalam rangka mengupayakan derajat perawat agar lebih dihargai di masyarakat, maka Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kota Padang membuat Film tentang profesi perawat. Film yang berjudul Embun Gurun Pasir telah mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah, Organisasi Profesi (OP), masyarakat dan pihak terkait lainnya. Pada saat ini proses pembuatan Film ini sedang berlangsung di kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
“Mengangkat film Embun Padang Pasir ini untuk menjawab film bertemakan perawat yang selama ini beredar, yang sebenarnya tidak menggambarkan profesi perawat sebenarnya. Film ini nantinya berdampak kepada masyarakat akan lebih mengenal profesi perawat sebenarnya. Di film ini ada adegan ‘panggilan Ners’, ada tindakan keperawatan di daerah terpencil, situasi keadaan gawat darurat dan sebagainya. Harapannya agar profesi perawat lebih dikenal lagi, sehingga pandangan orang yang mungkin kurang baik akan terbantahkan dengan kehadiran film ini, dan akan memberikan citra yang baik di masyarakat dari profesi perawat itu sendiri,” ungkap Al fitri ditempat salah satu lokasi syuting Pantai Air Manis Kota Padang, Sumatera Barat, Jum’at (11/5/2018).
Ketua DPD PPNI Kota Padang ini menerangkan proses pembuatan dan syuting film ini, sebelumnya sudah melewati masa casting dan telah terpilih pemainnya. Ia terangkan bahwa pemainnya 90% dari perawat yang masih bertugas dan mahasiswa keperawatan. Konsepnya Film ini, menceritakan tentang percintaan dengan latar belakang pengabdian perawat di masyarakat baik yang bertugas di daerah terpencil maupun di RS, tentunya dengan mengedepankan bagaimana keprofesional perawat dapat ditampilkan/diceritakan ke masyarakat.
“Memang selama ini, film beredar di masyarakat tentang perawat, namun tidak ideal kesan yang ditampilkan, sehingga dapat menimbulkan stigma yang kurang baik. Tentunya kehadiran film ini nantinya dapat menghilangkan stigma tersebut,” tegasnya.
Al fitri terangkan juga, berkaitan dengan kegiatan syuting bagi pemain terhadap jadwal kedinasan dan pendidikannya. DPD PPNI Kota Padang telah berkoordinasi sebelumnya dan memintak ijin dengan pihak RS dan Institusi pendidikan, hasilnya dari semua pihak terkait telah memberikan surat ijin kepada para pemain. Disamping itu, kegiatan baik ini pertama kalinya di produksi di Sumatera Barat sehingga mendapatkan suport dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah.
“Bapak Nasrul Abid Wakil Gubernur Sumatera Barat sangat mendukung dan memfasilitasi film ini, karena beliau juga menjadi bagian pemain dari film ini. Pemda setempat juga mengijinkan tempat-tempat terindah di Sumbar untuk dijadikan lokasi syuting dan fasilitas penunjang lainnya dalam proses pembuatan film ini,” kagum Al Fitri.
Dikesempatan yang sama, Iwan, salah satu sang inspirator film Embun Gurun Pasir, mengawali idenya dalam proses pembuatan film perawat ini, Ia menceritakan saat bertemu dengan sutradara yang profesional. Ia mencurahkan keinginannya dan cerita nyata dari kejadian pribadinya untuk dijadikan sebuah film, ternyata keinginannya mendapat respon baik dari sutradara. Dilanjutkannya dengan membuat sinopsis sampai akhirnya menjadi skenario.
“saat masa proses, hingga lawatan saya ke Jakarta untuk berkonsultasi dengan pihak pembuatan film, dan akhirnya disetujui, sekaligus penentuan dan menyepakati nama judul film ini perlu proses juga,” kata Iwan.
Mengenai lokasi syuting, Al Fitri menambahkan, bahwa lokasi dimaksimalkan, karena telah disuport penuh oleh Pemda Sumbar. Jadi lokasi shooting memanfaatkan destinasi dari sumatera barat, salah satunya keindahan dari desa yang dijuluki desa terindah didunia, desa terpencil Mande di pulau Mentawai. Diharapkan nantinya penonton selain melihat keprofesionalan perawat, juga akan kagum dengan keindahan pemandangan di Sumbar.
“Kami akan menargetkan penayangan perdana film ini di Bioskop 21 Kota Padang, setelah lebaran nanti tahun 2018 ini, bahkan bisa saja sebelumnya, karena faktor pendukung, fasilitas, kerja team kreasi film yang solid termasuk pemain yang bertalenta. Tentunya kami akan tetap mempertahankan mutu film ini sebelum penayangannya," imbuh Al Fitri.
DPD PPNI Kota Padang akan mengundang Pemda, rekan OP Perawat lainnya termasuk DPP PPNI dan unsur lainnya saat penayangan perdana nanti. Ia pun menginginkan DPP PPNI mensuport karya seni ini dan turut mensosialisasikan ke DPW PPNI di seluruh Indonesia sekaligus mengajak untuk menyaksikan karya seni dari perawat yang biasanya ditampilkan karya ilmiah saja. Ia berharap pula, dengan kehadiran film yang menceritakan pengabdian maupun tuntutan yang harus dilakukan perawat, dampaknya akan menjadikan image perawat akan lebih baik lagi di masyarakat. (IR)
Ketua PPNI Kota Padang Curhat Filmnya, Angkat Citra & Profesional Perawat
Infokom DPP PPNI - Terkadang profesi kesehatan perawat dipandang masyarakat masih dipandang sebelah mata. Tugas mulia yang yang diemban tenaga perawat selama ini menjadi hal rutinitas biasa di pelayanan kesehatan. Tetapi jasa para tenaga perawat masih ada pula masyarakat yang lebih menghargainya dengan memperlakukan perawat sebaik-baiknya.
Dalam rangka mengupayakan derajat perawat agar lebih dihargai di masyarakat, maka Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kota Padang membuat Film tentang profesi perawat. Film yang berjudul Embun Gurun Pasir telah mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah, Organisasi Profesi (OP), masyarakat dan pihak terkait lainnya. Pada saat ini proses pembuatan Film ini sedang berlangsung di kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
“Mengangkat film Embun Padang Pasir ini untuk menjawab film bertemakan perawat yang selama ini beredar, yang sebenarnya tidak menggambarkan profesi perawat sebenarnya. Film ini nantinya berdampak kepada masyarakat akan lebih mengenal profesi perawat sebenarnya. Di film ini ada adegan ‘panggilan Ners’, ada tindakan keperawatan di daerah terpencil, situasi keadaan gawat darurat dan sebagainya. Harapannya agar profesi perawat lebih dikenal lagi, sehingga pandangan orang yang mungkin kurang baik akan terbantahkan dengan kehadiran film ini, dan akan memberikan citra yang baik di masyarakat dari profesi perawat itu sendiri,” ungkap Al fitri ditempat salah satu lokasi syuting Pantai Air Manis Kota Padang, Sumatera Barat, Jum’at (11/5/2018).
Ketua DPD PPNI Kota Padang ini menerangkan proses pembuatan dan syuting film ini, sebelumnya sudah melewati masa casting dan telah terpilih pemainnya. Ia terangkan bahwa pemainnya 90% dari perawat yang masih bertugas dan mahasiswa keperawatan. Konsepnya Film ini, menceritakan tentang percintaan dengan latar belakang pengabdian perawat di masyarakat baik yang bertugas di daerah terpencil maupun di RS, tentunya dengan mengedepankan bagaimana keprofesional perawat dapat ditampilkan/diceritakan ke masyarakat.
“Memang selama ini, film beredar di masyarakat tentang perawat, namun tidak ideal kesan yang ditampilkan, sehingga dapat menimbulkan stigma yang kurang baik. Tentunya kehadiran film ini nantinya dapat menghilangkan stigma tersebut,” tegasnya.
Al fitri terangkan juga, berkaitan dengan kegiatan syuting bagi pemain terhadap jadwal kedinasan dan pendidikannya. DPD PPNI Kota Padang telah berkoordinasi sebelumnya dan memintak ijin dengan pihak RS dan Institusi pendidikan, hasilnya dari semua pihak terkait telah memberikan surat ijin kepada para pemain. Disamping itu, kegiatan baik ini pertama kalinya di produksi di Sumatera Barat sehingga mendapatkan suport dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah.
“Bapak Nasrul Abid Wakil Gubernur Sumatera Barat sangat mendukung dan memfasilitasi film ini, karena beliau juga menjadi bagian pemain dari film ini. Pemda setempat juga mengijinkan tempat-tempat terindah di Sumbar untuk dijadikan lokasi syuting dan fasilitas penunjang lainnya dalam proses pembuatan film ini,” kagum Al Fitri.
Dikesempatan yang sama, Iwan, salah satu sang inspirator film Embun Gurun Pasir, mengawali idenya dalam proses pembuatan film perawat ini, Ia menceritakan saat bertemu dengan sutradara yang profesional. Ia mencurahkan keinginannya dan cerita nyata dari kejadian pribadinya untuk dijadikan sebuah film, ternyata keinginannya mendapat respon baik dari sutradara. Dilanjutkannya dengan membuat sinopsis sampai akhirnya menjadi skenario.
“saat masa proses, hingga lawatan saya ke Jakarta untuk berkonsultasi dengan pihak pembuatan film, dan akhirnya disetujui, sekaligus penentuan dan menyepakati nama judul film ini perlu proses juga,” kata Iwan.
Mengenai lokasi syuting, Al Fitri menambahkan, bahwa lokasi dimaksimalkan, karena telah disuport penuh oleh Pemda Sumbar. Jadi lokasi shooting memanfaatkan destinasi dari sumatera barat, salah satunya keindahan dari desa yang dijuluki desa terindah didunia, desa terpencil Mande di pulau Mentawai. Diharapkan nantinya penonton selain melihat keprofesionalan perawat, juga akan kagum dengan keindahan pemandangan di Sumbar.
“Kami akan menargetkan penayangan perdana film ini di Bioskop 21 Kota Padang, setelah lebaran nanti tahun 2018 ini, bahkan bisa saja sebelumnya, karena faktor pendukung, fasilitas, kerja team kreasi film yang solid termasuk pemain yang bertalenta. Tentunya kami akan tetap mempertahankan mutu film ini sebelum penayangannya," imbuh Al Fitri.
DPD PPNI Kota Padang akan mengundang Pemda, rekan OP Perawat lainnya termasuk DPP PPNI dan unsur lainnya saat penayangan perdana nanti. Ia pun menginginkan DPP PPNI mensuport karya seni ini dan turut mensosialisasikan ke DPW PPNI di seluruh Indonesia sekaligus mengajak untuk menyaksikan karya seni dari perawat yang biasanya ditampilkan karya ilmiah saja. Ia berharap pula, dengan kehadiran film yang menceritakan pengabdian maupun tuntutan yang harus dilakukan perawat, dampaknya akan menjadikan image perawat akan lebih baik lagi di masyarakat. (IR)