Infokom DPP PPNI - Ada cerita menarik dari perhelatan Rakernas II PPNI di Pekanbaru, Riau, yang telah berlangsung 13-15 April 2018. Ada beberapa perawat yang akan mengadu nasib di tahun politik Pemilu 2019 yang akan datang. Mungkin apa motivasi mereka ingin menjadi wakil rakyat dalam perjuangan membela kepentingan perawat.
Pria ini bernama Sujatmiko, S.Kep, Ners, SKM. Pada tanggal 25 April 2018, akan mengikuti ujian terbuka Doktor di Universitas Airlangga. Berkesempatan pula untuk tampil dalam panggung politik di tahun mendatang.
“Awal ceritanya lucu, saya ini sudah lama jadi kadernya partai Gerindra, cuma pada saat pencalonan legislatif, kami bingung mau memilih ke DPD RI atau DPRD Provinsi karena di DPD RI kami juga didukung diberbagai tempat. Pada akhirnya kami tidak ke jadi DPD RI karena persiapannya kurang dan akhirnya dari teman-teman Partai PKS malah yang peduli kepada saya,” ujar Sujatmiko di sela-sela Rakernas, Riau, Sabtu (14/4/2018).
Ketua DPD PPNI Kabupaten Nganjuk ini mengungkapkan alasannya ingin menjadi wakil rakyat di DPRD karena ingin berbuat untuk perawat, disamping nasib perawat masih sedikit yang memikirkannya di legislatif. Dia beranggapan, hidup sekarang ini harus selalu melihat birokrasinya ada dipolitik, kalau tidak dekat politik maka segala sesuatunya akan omong kosong. Dengan kondisi seperti itu, maka dia berusaha maju dari perawat untuk mendekat ke partai PKS. Kebetulan PKS ini No Money, jadi tidak ada uang yang dikeluarkan pada saat pencalonan dan sebagainya.
“Jadi perawat itu harus mendapat pengakuan dari masyarakat, selama ini kita sudah dekat dengan masyarakat tapi kadangkala kita dilihat masyarakat adalah seperti pembantunya dokter, bukan sebagai perawat yang utuh. Padahal sudah banyak Profesor perawat, Doktor perawat, sekarang saja spesialis perawat sudah banyak tapi masyarakat tahunya pembantu dokter,” ungkapnya.
Wakil Bidang III DPW PPNI Jawa Timur ini juga nantinya akan membangun dan memfokuskan khususnya yang ada di wilayah Jawa Timur. Kelanjutannya bila diijinkan Tuhan dan memang ditugaskan partai, mungkin 5 tahun lagi setelah terpilih akan berlanjut ke DPD RI / DPR RI.
Calon DPRD ini akan berlaga di Dapil wilayah Barat Jawa Timur diantaranya Kabupaten Nganjuk, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun. Untuk Kabupaten Nganjuk ada 20 kecamatan, Kabupaten Madiun ada 15 Kecamatan dan Kota Madiun ada 3 Kecamatan.
“Setelah jadi, akan benar-benar membawa nama perawat nantinya. Adapun strategi kami dalam menuju kemenangan, diantaranya menggerakkan semua elemen perawat yang ada di masing-masing DPD PPNI dan merangkul profesi lainnya seperti bidan, dokter, analis, dan sebagainya,” pungkas Jatmiko. (IR)
Perlukah Diberi Dukungan, Perawat Ingin Jadi Wakil Rakyat Di DPRD
Infokom DPP PPNI - Ada cerita menarik dari perhelatan Rakernas II PPNI di Pekanbaru, Riau, yang telah berlangsung 13-15 April 2018. Ada beberapa perawat yang akan mengadu nasib di tahun politik Pemilu 2019 yang akan datang. Mungkin apa motivasi mereka ingin menjadi wakil rakyat dalam perjuangan membela kepentingan perawat.
Pria ini bernama Sujatmiko, S.Kep, Ners, SKM. Pada tanggal 25 April 2018, akan mengikuti ujian terbuka Doktor di Universitas Airlangga. Berkesempatan pula untuk tampil dalam panggung politik di tahun mendatang.
“Awal ceritanya lucu, saya ini sudah lama jadi kadernya partai Gerindra, cuma pada saat pencalonan legislatif, kami bingung mau memilih ke DPD RI atau DPRD Provinsi karena di DPD RI kami juga didukung diberbagai tempat. Pada akhirnya kami tidak ke jadi DPD RI karena persiapannya kurang dan akhirnya dari teman-teman Partai PKS malah yang peduli kepada saya,” ujar Sujatmiko di sela-sela Rakernas, Riau, Sabtu (14/4/2018).
Ketua DPD PPNI Kabupaten Nganjuk ini mengungkapkan alasannya ingin menjadi wakil rakyat di DPRD karena ingin berbuat untuk perawat, disamping nasib perawat masih sedikit yang memikirkannya di legislatif. Dia beranggapan, hidup sekarang ini harus selalu melihat birokrasinya ada dipolitik, kalau tidak dekat politik maka segala sesuatunya akan omong kosong. Dengan kondisi seperti itu, maka dia berusaha maju dari perawat untuk mendekat ke partai PKS. Kebetulan PKS ini No Money, jadi tidak ada uang yang dikeluarkan pada saat pencalonan dan sebagainya.
“Jadi perawat itu harus mendapat pengakuan dari masyarakat, selama ini kita sudah dekat dengan masyarakat tapi kadangkala kita dilihat masyarakat adalah seperti pembantunya dokter, bukan sebagai perawat yang utuh. Padahal sudah banyak Profesor perawat, Doktor perawat, sekarang saja spesialis perawat sudah banyak tapi masyarakat tahunya pembantu dokter,” ungkapnya.
Wakil Bidang III DPW PPNI Jawa Timur ini juga nantinya akan membangun dan memfokuskan khususnya yang ada di wilayah Jawa Timur. Kelanjutannya bila diijinkan Tuhan dan memang ditugaskan partai, mungkin 5 tahun lagi setelah terpilih akan berlanjut ke DPD RI / DPR RI.
Calon DPRD ini akan berlaga di Dapil wilayah Barat Jawa Timur diantaranya Kabupaten Nganjuk, Kota Madiun dan Kabupaten Madiun. Untuk Kabupaten Nganjuk ada 20 kecamatan, Kabupaten Madiun ada 15 Kecamatan dan Kota Madiun ada 3 Kecamatan.
“Setelah jadi, akan benar-benar membawa nama perawat nantinya. Adapun strategi kami dalam menuju kemenangan, diantaranya menggerakkan semua elemen perawat yang ada di masing-masing DPD PPNI dan merangkul profesi lainnya seperti bidan, dokter, analis, dan sebagainya,” pungkas Jatmiko. (IR)